Tuesday, June 14, 2016

Spermatogenesis



Laporan Hasil Praktikum Embriologi
Spermatogenesis
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Tugas Praktikum Pada Mata Kuliah
“Embriologi”















 










Disusun oleh:
Nurali Efendi                 1132060055
Pendidikan Biologi/ VI B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016
JURNAL PRAKTIKUM EMBRIO
Judul praktikum          : Spermatogenesis
Tanggal praktikum      : 03 Maret 2016
PENDAHULUAN
            Pada praktikum ke-5 yang telah kami lakukan yaitu membahas tentang spermatogenesis, atau proses pembentukan sperma yang terjadi dalam testis dan akan disalurkan ke saluran reproduksi pada jantan/laki-laki. Praktikum ini tidak memakai hewan percobaan, tetapi kami menggunakan preparat dari beberapa organ reproduksi jantan, seperti preparat penis melintang/ membujur, preparat testis dll.
Menurut Adnan (2008), spermatogenesis berlangsung didalam testis. Tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses ini berlangsung mulai dari dinding tepi sampai lumen tubulus seminiferus yang tersusun atas dua komponen utama yaitu sel somatik berupa sel sertoli dan sel germa. Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut :
1. Spermatogonium : Ukuran relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet didekat/melekat membran basalis.
2. Spermatosit I : Ukuran paling besar, bentuk ulat, inti berwarna kuat, letak agak menjauh dari membran basalis.
3. Spermatosit II : Ukuran agak kecil (½ x spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang pignotis, letak didekat lumen.
5. Spermatozoid : Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat didalam lumen.
Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid ini yaitu sebuah sel bundar dengan sebagian besar protoplasma merupakan gamet dewas dengan sejumlah kromosom haploid . suatu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang rumit, tetapi bukan merupakan pembelahan sel, mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsiolnal (Ville, 1984).
Spermatogenesis dikontrol oleh hormon steroid seks, yaitu tostesteron. Tostesteron disintesis oleh sel-sel intertisial testis atau sel-sel leydig. Sel-sel leydig terdapat diantara tubulus seminiferus testis. Tostesteron berdifusi ke dalam tubulus seminiferus, ia merangsang spermatogenesis.produksi testosterone oleh sel leydig diatur oleh hormon gonadotropin, yaitu Luiteinizing hormone (LH) sering pula dinamakan Inteticial Cell Simulating Hormone (ICSH) (Adnan, 2008).
Adapun tujuan kami melakukan praktikum ini yaitu mempelajari perkembangan atau diferensiasi sel sperma, komponen sel somatik yang berperan dalam proses spermatogenesis, kompartemen testis, serta asosiasi sel dan siklus epitelium seminiferus, dan manfaat yang bisa kita ambil adalah bisa digunakan untuk analisis dan diagnosis testis serta korelasinya dengan tingkat fertilitas hewan jantan.
METODE
Preparat yang kami gunakan adalah preparat dari sayatan seri orga reproduksi tikus jantan, yaitu preparat penis melintang, penis membujur, testis gland mamalian, kelenjar mamalia, testis 38, spermatozoa, testis epididimis, testis 501_1. Langkah kerjanya adalah siapkan peralatan seperti mikroskop dan preparat yang akan digunakan . Selanjutnya amati preparat penis melintang dibawah mikroskop, dan dokumentasikan. Lakukan langkah yang sama sampai termaati semua preparat yang ada.
Adapun alat bahan yang kami pakai dalam praktikum yaitu mikroskop, dan 8 macam preparat, preparat penis melintang, penis membujur, testis gland mamalian, kelenjar mamalia, testis 38, spermatozoa, testis epididimis, testis 501_1.



HASIL PENGAMATAN
No.
Gambar Tangan
Gambar mikroskop
Gambar literatur
Keterangan
1.
Penis melintang








Perbesaran 10 x 4

Potongan melintang penis
2.
Penis membujur
Perbesaran 6 x 10

Potongan membujur penis
3.
Testis gland mamalia
Perbesaran 10 x 4






Kelenjar kelamin jantan
4.
Kelenjar testis mamalia

Perbesaran 6 x 4

Kelenjar pada testis jantan
5.
Testis 38

Perbesaran 10 x 4

Sayatan/ preparat 38, sayatan testis secara membujur
6.
Spermatozoa

Perbesaran 15 x 10

Preparat spermatozoa jantan
7.
Testis epididmis

Perbesaran 6 x 4



Sayatan epididimis pada testis jantan
8.
testis 501_1
Perbesaran 15 x 10

Preparat 501_1 sayatan melintang testis

PEMBAHASAN
Pada tabel hasil pengamatan telah disajikan data gambar tentang preparat organ reproduksi pada jantan, contohnya ada penis, testis, epididimis dan kelenjar organ reproduksi jantan. Tentu saja organ-organ tersebut saling berhubungan satu sama lain, penjelasanya sebagai berikut.
Spermatogenesis merupakan pembentukan spermatozoa dari spermatogonia (spermatogenesis) yang berlangsung pada epitel germinal. Pembentukan spermatozoa terbagi kedalam tiga tahapan yaitu spermatosiotogenesis, meiosis dan spermatogenesis (yatim, 1996). Proses spermatogenesis merupakan sebuah proses yang melalui pembelahan dan deferensiasi sel yang meliputi pembentukan sel spermatosit primer dan sekunder dan pembentukan spermatozoa. Spermatogenesis ini dikendalikan oleh hormon FSH dari adenihypophysa, dan dibawah pengaruh hormon testosterone serta LH (toelihere, 1977). Spermatogenesis terjadi secara tidak langsung pada tubulus seminiferi yang berada didalam testis, sehingga peristiwa tersebut disebut daur epiter seminifer. Hal ini diawali dengan proses spermatosiotogenesis, pembelahan meiosis kemudian berakhir dengan spermiasi (dilepaskannya spermatozoa kedalam lumen tubulus) (yatim, 1996).
Fase perbanyakan sel :
Bakal sel kelamin jantan memperbanyak diri secara mitosis, dan menghasilkan spermatogonium. Periode ini berlangsung di dalam stadium embrio. Kemudian selanjutnya di dalam testis. (Tatang Djuhanda. 1981).
Fase Tumbuh:
Di dalam testis spermatogonium akan tumbuh menjadi bertambah besar. Dinamakan spermatosit I / spermatosit primer, kemudian mempersiapkan diri untuk pematangan. (Tatang Djuhanda. 1981).
Fase pematangan
Pada periode pematangan, terjadi pembelahan meiosis untuk mendapatkan gamet yang haploid. Di dalam tubulus seminiferus dari testis spermatosit I mengalami pembelahan meiosis I. (Tatang Djuhanda. 1981). Dari satu spermatosit I akan menghasilkan dua spermatosit II dan nantinya akan mengalami pembelahan meiosis II dan masing-masing menghasilkan dua spermatid. Kemudian spermatid akan berdiferensiasi dan berubah bentuk (transformasi) menjadi spermatozoid. (Tatang Djuhanda. 1981).
Spermatogonium berukuran relatif kecil, berbentuk agak oval, intinya berwarna kurang terang, terletak berderet didekat atau melekat membrana basalis. Spermatosit I berukuran paling besar, berbentuk bulat, intinya berwarna kuat, dan letaknya agak menjauh dengan membrana basalis. Spermatosit II berukuran agak kecil atau setengah dari spermatosit I, berbentuk bulat, warna intinya lebih kuat, dan terletak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen). Spermatid berukuran kecil, berbentuk agak oval, warna intinya kuat, kadang-kadang piknotis,dan  terletak di dekat lumen. (Kholil, 2009).
Menurut beberapa sumber  di atas, pembentukan sperma pada awalnya terjadi di testis, kita tahu bahwa testis merupakan organ reproduksi yang sangat penting bagi laki-laki karena didalamnya terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan sel-sel kelamin laki-laki (sperma) dan menghasilkan hormone testoteron. Testis berbentuk oval dan berjumlah sepasang dalam testes banyak terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Lalu akan disimpan di epididimis yang berfungsi sebagai penampung sperma sampai sperma matang. Kelenjar testis pada jantan akan membantu dalam proses spermatogenesis, dan setelah sperma matang sperma siap utuk dikeluarkan melalui penis.
Di dalam testis terdapat tubulus semineferus yang didalamnya terdapat sel somatik yaitu sel sertoli dan sel Leydig yang sangat berperan dalam proses spermatogenesis. Menurut Ilyas ( 2007), Ada tipe sel yang berbeda pada testis, yakni sel Sertoli, Leydig, peritubular myoid dan sel germinal pada beberapa tahap diferensial spermatogenik. Spermatogenesis sangat tergantung pada komunikasi autokrin dan parakrin antara tipe sel berbeda dalam testis. Umpan balik negatif testosteron pada poros hipotalamus-hipofisis-testis merupakan  suatu sistem komunikasi penting dari sel testis. Jadi peran hormon disini sangat penting karea untuk menyeimbangkan perbedaan antar tipe sel.
Sedangkan menurut Rika (2012), Tubulus seminiferus merupakan bagian utama dari masa testis (80%) yang merupakan tempat berlangsungnya spermatogenesis. Sel-sel endokrin yang mengeluarkan testosteron (sel leydig) terletak dijaringan ikat antra tubulustubulus seminiferus. Sel leydig mengandung enzim-enzim dengan konsentrasi tinggi yang diperlukan untuk sintesis testosteron. Setelah disekresikan testosteron yang baru disekres diikat oleh ABP yang disekresikan oleh sel sertoli masuk ke lumen tubulus seminiferus untuk proses spermatogenesis. Testosterone dan FSH memiliki peranan penting dalam proses spermatogenesis. FSH menstimulus sel sertoli untuk mensisntesis ABP yang berfungsi mengikat testosterone yang disekresikan oleh sel leydig untuk dibawa ke lumen tubulus seminiferus yang digunakan dalam proses spermatogenesis. Penurunan pada kadar FSH dan testosterone menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis bahkan menyebabkan dapat menyebabkan atropi pada sel-sel spermatogenik. 
Menurut penelitian Yoichi Hamagawa (2007) yang meneliti perkembangan spermatogenesis pada ikan, didapaatkan hasil sebagai berikut:
1..Periode proliferasi spermatogonium (Desember-Maret). - Testis itu berisi spermatogonium primer dan sekunder. Spermatogonium primer memiliki 6,0-10,0 inti mm yang tersebar di sepanjang wilayah perifer dalam lobulus. Spermatogonium sekunder (3,0-3,5 m) yang lebih kecil dari spermatogonium primer dan membentuk kista mani. Nilai GSI rata selama periode ini adalah rendah (rata-rata ± SE = 0,28 ± 0,18; n = 11)
2..Masa pertumbuhan (April-Juni). - Spermatogonia tumbuh untuk membentuk spermatosit. The spermatosit primer mudah dibedakan dengan inti yang lebih besar mereka (3,0 mm) yang diwarnai dengan baik dengan hematoxylin.
3..Periode pematangan awal (Juli sampai awal Agustus). - Spermatosit dan spermatid kista meningkat. Parasperm juga meningkat. Mean nilai GSI cepat meningkat menjadi 2,08 ± 0,93 (n = 11).
4. Periode pematangan akhir (akhir Agustus sampai September). - Sekunder spermatosit dan spermatid kista menduduki testis tetapi sperma muncul di banyak kista. Kebanyakan kista berisi parasperm. Semen dikumpulkan dengan lembut meraba perut beberapa laki-laki.
5. Periode pematangan fungsional (Oktober-November). - Kista pecah dengan sperma dan parasperm yang dilepaskan ke lobulus tersebut. Di lobulus itu, eusperm cenderung mengelilingi massa parasperm .
6. Periode pemijahan posting (Desember sampai Februari). - Sperma menghilang tapi parasperm tetap di beberapa bagian. Spermatogonium terlihat di sepanjang dinding lobulus. Mean nilai GSI adalah 0,18 ± 0,14 (n = 7).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah kami lakukan, maka dapat kami simpulkan bahwa:
Spermatogenesis yang terjadi pada testis jantan memiliki beberapa tahap yakni spermatogonium, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa. Spermatogonium berukuran relatif kecil, berbentuk agak oval, intinya berwarna kurang terang, terletak berderet didekat atau melekat membrana basalis. Spermatosit I berukuran paling besar, berbentuk bulat, intinya berwarna kuat, dan letaknya agak menjauh dengan membrana basalis. Spermatosit II berukuran agak kecil atau setengah dari spermatosit I, berbentuk bulat, warna intinya lebih kuat, dan terletak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen). Spermatid berukuran kecil, berbentuk agak oval, warna intinya kuat, kadang-kadang piknotis,dan  terletak di dekat lumen. Spermatozoid merupakan spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.


DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. FMIPA UNM: Makassar.
Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Yatim, Wildam. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.
Djuhanda, tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Armico : Bandung.
Ilyas, Syafruddin. 2007. “ANALYSIS OF PROTEIN FAS EXPRESSION AND CASPASE 3 ACTIVATED AT THE SUPRESSION PHASE TO SPERM QUANTITY BY  ANDROGEN/PROGESTIN COMBINATION”. Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, Jl. Bioteknologi No. 1,Padang Bulan, Medan 20155. Vol 2. 2. Hal 45-47. (diakses tanggal 06 Maret 2016 pkl 12.15)
Sri, Wahyuni Rika. 2012. “PENGARUH ISOFLAVON KEDELAI TERHADAP KADAR HORMON TESTOSTERON BERATTESTIS DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS dan SPERMATOGENESIS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)”. Program Studi Ilmu Biomedik. (diakses tanggal 06 Maret 2016 pkl 12.20)
Hayakawa, Youchi. Dkk. “SPERMATOGENESIS INVOLVING PARASPERM PRODUCTION IN THE MARINE COTTOID FISH, HEMILEPIDOTUS GILBERTI”. Akihiko Watanabe, Kazuo Onitake Department of Biology, Faculty of Science, Yamagata University. Koshirakawa 1-4-12, Yamagata 990-8586, Japan. Vol 2 No 14. Hal 29-35. (diakses tanggal 06 Maret 2016 pkl 12.25)


No comments:

Post a Comment

biologi

Teori Belajar Melalui Penemuan

Kelompok 4 : NurAli Efendi               1132060055 Popi Andiani                 1132060059 Rina Maryanti               1132060063 ...