LAPORAN HASIL OBSERVASI LABORATORIUM IPA
SMA MEKAR ARUM
Laporan ini disusun sebagai tanda butki kami melakukan observasi
serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Teknik
Laboratorium
Dosen : Hadiansah, S.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI
FAULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum
wr.wb
Puji dan syukur
marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarga,
sahabat, tabiin, tabiat, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya, yang
selalu patuh dan taat terhadap ajarannya.
Laporan ini kami
buat sebagai tanda bukti kami mengadakan observasi laboratorium IPA, selain
laporan ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan
Teknik Laboratorium IPA. Laporan ini kami sajikan secara rinci, sehingga dalam
laporan ini terdapat empat bab. Pada bab pertama kami bahas pendahuluan, mulai
dari latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan observasi. Padda bab yang
kedua membahas tentang landasan teori, pada bab ketiga membahas hasil dan
pembahasan, dan pada bab keempat merupakan penutup.
Semoga laporan hasil observasi laboratorium IPA ini
dapat bermanfaat bagi semua khususnya bagi kami selaku pembuatnya. Kami sadari
dalam pembuatan laporan ini masi jauh dari kata sempurna, dari pada itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya. Terima kasih.
Wassalam mu’alaikum Wr. Wb
Bandung, April 2014
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam mempelajari IPA terkadang kita sering dihadapkan
pada banyak rumus dan teori, tentu kadang hal tersebut membuat kita merasa
bosan. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam proses pembelajaran. Tentu jalannya
proses pembelajaran akan terhambat apabila hal ini telah menjadi pandangan umum
dari para peserta didik. Namun tentu dibalik masalah pasti ada solusi,
solusinya mungkin bisa belajar di luar kelas,atau belajar dengan praktik.
Praktik disini
diartikan bisa dilakukan didalam kelas, dilapangan, atau di ruang laboratorium.
Dengan diadakannya praktikum peserta didik tidak hanya dapat mengetahui teori
dan rumus saja, tetapi ia dapat mengeksplorasi segala pengetahuan yang
dimilikinya, juga dapat meyakinan kepadanya mengenai berbagai teori yang ia
pelajari. Untuk menunjang keberhasilan terhadap kegiatan praktikum tersebut,
maka diperlukannya laboratorium yang memadai.
Untuk mengetahui
kenyataan kondisi laboratorium yang sesungguhnya yang berada di
sekolah-sekolah, maka kami melakukan kunjungan ke sekolah terkait, atau kami
melakukan observasi laboratorium IPA yang ada
di sekolah menengah atas di kota Bandung.
B.
Rumusan
Masalah
Terkait dengan rincian diatas maka kami mengambil
rrumusan masalah sebagai berikut.
1.
Apa manfaat laboratorium bagi peserta didik?
2.
Bagaimana realita kondisi
laboratorium di sekolah terkait?
3.
Mengapa laboratorium disekolah
memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran bagi peserta didik?
C.
Tujuan
Tujuan dari obesrvasi serta pembuatan laporan hasil
observasi laboratorium adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui kondisi
sebenarnya laboratorium IPA yang ada di sekolah.
2.
Untuk mengetahui pengaruh
laboratorium sekolah terhadap proses pembelajaran peserta didik.
3.
Untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengetahuan Teknik Laboratorium.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengenalan Laboratorium
Alam
semesta adalah sumber Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Agama mendorong umatnya
untuk menggali Ilmu pengetahuan, karena di dalamnya ada tanda-tanda kebesaran
dari Tuhan (The Sign of God), yang dalam Al-Qur’an disebut “ayat”. Al-Qur’an
menyatakan bahwa penciptaan alam semesta, bagian-bagian, kejadian-kejadian dan
proses–proses di dalamnya adalah “ayat” dari Allah, yang dikenal sebagai Ayat
kauniyah. Ayat kauniyah dalam alam kebendaan baik makhluk hidup maupun makhluk
tidak hidup (nirhayati), adalah hukum-hukum ketetapan Allah yang kajiannya
menghasilkan Ilmu eksakta atau IPA. IPA pada hakekatnya merupakan usaha manusia
untuk mengungkap rahasia alam. Karena keterbatasan kemampuan panca indera,
dalam usahanya mengungkap rahasia alam itu manusia membutuhkan dan menciptakan
peralatan percobaan dan penelitian. Tempat atau ruang dengan segala
perlengkapannya yang digunakan untuk melakukan percobaan atau penelitian itu
disebut laboratorium. Sebagai tempat percobaan atau penelitian, laboratorium
dapat berupa ruang tertutup yang dibatasi dinding-dinding atau ruang (alam)
terbuka, seperti kebun sekolah atau lingkungan lain sebagai sumber belajar.
Karena IPA berkembang dari kegiatan-kegiatan di laboratorium itu, maka
konsekuensi ilmu ini dalam pendidikan adalah bahwa penjelasan guru yang hanya
dengan lisan atau tertulis tidak sesuai dengan hakekat IPA. Hakekat IPA adalah
sebagai produk, proses atau pembentukan sikap ilmiah. Produk IPA adalah
pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep- konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum
dan teori. Proses IPA adalah cara kerja, sikap dan cara berfikir hingga
diperoleh produk IPA. Pembentukan sikap ilmiah adalah sikap yang rasional dan
objektif tentang fakta alam yang terbentuk melalui belajar produk dan proses
IPA. Kemajuan IPA yang pesat dewasa ini disebabkan oleh proses IPA. Dimensi
proses ini justru sangat penting dalam menunjang proses perkembangan siswa
secara utuh, karena dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Melalui dimensi proses ini selain siswa memperoleh pengetahuan, juga memperoleh
kemampuan menggali sendiri pengetahuan dari alam bebas. Dalam pendidikan,
laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum,
agar siswa memperoleh pengalaman berinteraksi dengan alat dan bahan
untuk mengamati gejala alam secara langsung. Praktikum dapat berupa
percobaan atau penelitian yang bersifat
verifikasi atau penemuan. Kegiatan praktikum sebagai proses IPA sudah menjadi
tuntutan pendidikan di madrasah yang mengajarkan IPA, sehingga dapat membantu siswa memahami IPA secara baik
dan mengembangkan sikap ilmiah. Dengan demikian laboratorium diharapkan dapat
mendudukkan cara mempelajari IPA sebagaimana mestinya.
B.
Desain
Seorang
guru IPA di madrasah seharusnya juga mengetahui desain laboratorium dan perlengkapannya.
Dalam hal ini guru IPA harus mengetahui bagaimana tata letak laboratorium, tata
ruang dan ukuran-ukurannya. Pengetahuan ini penting karena selain bertugas
mengajar, guru IPA kemungkinan diberi tugas mengelola laboratorium, atau
dimintai pendapat dan saran-saran dalam membangun laboratorium.
1.
Tata Letak Laboratorium Setiap sekolah tidak
memiliki keadaan lingkungan yang sama, sehingga tidak mudah menyeragamkan letak
laboratorium di sekolah-sekolah yang ada. Meskipun demikian bila masih ada lahan,
dan masih mungkin untuk menentukan letak
laboratorium yang akan dibangun, perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut :
1. Tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain. Hal ini untuk
menghindari penyebaran gas-gas 2. Tidak dekat dengan sumber air, untuk mencegah
pencemaran air 3. Tidak dekat dengan bangunan lain, sehingga diperoleh
ventilasi dan penerangan alami yang cukup 4. Memiliki saluran pembuangan
khusus, tidak berhubungan dengan saluran air penduduk 5. Lokasi bangunan mudah
dipantau keamanannya dan dijangkau, misalnya oleh mobil pemadam kebakaran
apabila terjadi kebakaran.
2.
Jenis Ruang Laboratorium Dan Ukurannya Pada dasarnya ruang laboratorium
IPA di madrasah terdiri atas Ruang Praktikum/ruang utama dan ruang penunjang.
Ruang penunjang terdiri dari beberapa ruang dengan fungsi khusus, yang
jumlahnya tergantung kepada kebutuhan dan kemampuan madrasah. Ruang-ruang
penunjang kegiatan praktikum IPA yaitu : ruang persiapan, rungan penyimpanan,
ruang timbang, ruang asam, ruang (rumah) kaca dan kebun sekolah.
a.
Ruang Praktikum Ruangan ini digunakan
sebagai tempat para siswa melakukan
percobaan/praktikum. Bentuk ruangan ini hendaknya tidak sempit dan memanjang,
agar jarak antara guru dan siswa yang di belakang tidak menjadi jauh. Ruang
utama ini berisi perlengkapan seperti meja demonstrasi, meja-meja siswa, kursi,
lemari alat, lemari bahan dan rak-rak alat serta bahan lainnya. Ukuran ruang
praktikum lebih besar dari ruang penunjang. Luas yang memadai diperlukan untuk
memberikan ruang gerak praktikan yang mendukung kelancaran, kenyamanan dan
keselamatan kerja di laboratorium. Idealnya luas lantai ruang ini 2,5 m2 untuk
setiap siswa. Jadi untuk 40 orang siswa, diperlukan luas lantai ruang praktikum
40 x 2,5 m2 = 100 m2 . Ukuran lebar dan panjang ruang ini misalnya 8 m x 12,5
m atau 9 m x 11 m. Ruang praktikum dengan luas 90 m2 untuk 40
orang siswa (atau 2,25 m2 untuk setiap siswa), cukup leluasa sehingga dapat
dilengkapi dengan meja demonstrasi. Karena keterbatasan fasilitas dan dana,
serta keperluan yang mendesak akan laboratorium, ruang praktikum di kebanyakan
madrasah dan sekolah di Indonesia luasnya 80 m2 (2 m2 untuk setiap siswa). Luas
lantai laboratorium, termasuk ruang persiapan dan ruang penyimpanan = 100 m2 .
Ruang praktikum ini terlalu sempit sehingga tidak dapat dipasang meja
demonstrasi. Jika dipaksakan dipasang meja demonstrasi, maka harus dikeluarkan
beberapa meja siswa, berarti mengurangi jumlah siswa yang menggunakan
laboratorium ini.
b.
Ruang Persiapan Ruang ini digunakan oleh guru
dan petugas laboratorium (laboran) untuk : mempersiapkan alat-alat dan
bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum
dan menguji kehandalan prosedur praktikum. Dengan adanya ruang ini maka
persiapan praktikum tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang
berlangsung di ruang praktikum. Ukuran ruang persiapan kira-kira 20 m2 jika
luas lantai ruang praktikum 90 –100 m2 . Untuk luas lantai ruang praktikum 80
m2 , luas lantai ruang persiapan yaitu 14–15 m2 .
3.
Ruang Penyimpanan Ruang ini digunakan untuk menyimpan alat-alat dan
bahan-bahan yang jarang digunakan, atau berbahaya. Dalam ruangan ini terdapat
lemari alat dan lemari bahan serta rak- rak. Untuk ruang praktikum yang luasnya
90 – 100 m2 , sebaiknya luas ruang penyimpanan 20 m2 (5 m x 4 m). Jika ruang
praktikum luasnya 80 m2 , maka luas ruang penyimpanan 7,5 m2 -14 m2 .
4.
Ruang Timbang Ruangan ini digunakan untuk
melakukan penimbangan yang aman.
Berbagai neraca analitis disimpan di ruangan ini. Di dalamnya terdapat meja
timbang yang kokoh permanen (meja beton). Ruang ini tidak terbuka langsung ke
laboratorium, untuk mencegah kerusakan neraca oleh uap. Untuk laboratorium
sederhana ruang ini tidak begitu diperlukan Lebar ruang timbang adalah 2–2,5 m.
5.
Ruang Gelap Ruangan ini diperlukan untuk
percobaan-percobaan yang berhubungan dengan cahaya, misalnya fotografi dan
fotosintesa. Ruangan ini digelapkan secara permanen namun dengan ventilasi
udara yang tetap baik. Seperti halnya ruang timbang, lebar luar ruang gelap
adalah 2 –2,5 m.
6.
Ruang Asam/asap Ruang (lemari) asam diperlukan
untuk tempat penyimpanan zat-zat yang uapnya berbahaya. Tempat ini digunakan
juga untuk melakukan reaksi-reaksi kimia. Ruang/lemari ini terutama diperlukan
di laboratorium kimia. Untuk laboratorium biologi, fisika apalagi laboratorium IPA di MTs/SLTP adanya lemari ini tidak
terlalu diperlukan. Ukuran lemari/ruang asam, lebar 150 cm, dalam 80 cm dan
tinggi dasarnya 80 cm.
7.
Ruang Kaca dan Kebun Sekolah Ruang/rumah kaca
berfungsi untuk mempelajari pertumbuhan tanaman. Kebun sekolah berfungsi
sebagai tempat koleksi tumbuhan yang diperlukan untuk pelajaran biologi, dan
tempat percobaan pertumbuhan tanaman bagi siswa.
8.
Denah Laboratorium IPA Denah laboratorium IPA
diperlukan dalam rangka membangun gedung baru atau menata ruangan yang ada sebagai
laboratorium. Dalam hal pemanfaatan ruang yang ada, karakteristik laboratorium
IPA tetap harus dipertimbangkan, meskipun tidak semua persyaratannya terpenuhi.
Untuk itu perlu diperhatikan syarat-syarat pokok dan modifikasi seperlunya
sesuai dengan kebutuhan, diantaranya :
1)
Ruangan cukup luas (2,5 m2 untuk setiap orang),
sesuai dengan jumlah siswa yang akan mempergunakannya
2)
Memiliki jendela-jendela yang lebar atau
relatif banyak
3)
Terdapat
perputaran / pergantian udara yang baik ; dan atau penambahan ventilasi
apabila diperlukan
4)
Tersedia fasilitas air dan listrik serta
instalasinya. Pasokan air lancar dan cukup banyak
5)
Ada sistem pembuangan limbah yang baik
6)
Memiliki pintu yang lebar atau lebih dari satu
7)
Disediakan ruang penunjang Setelah dilengkapi
dengan fasilitas laboratorium sesuai dengan kemampuan, ruangan ini dapat
difungsikan sebagai laboratorium IPA sederhana. Sebagian MTs dan SLTP Negeri
telah mendapat laboratorium IPA. Laboratortium IPA ini terdiri dari ruang
praktikum79,20 m2 (atau 1,98 m2 /siswa), ruang penunjang (ruang persiapan dan
gudang) 22,00 m2 dan selasar 22,70 m2 , dengan jumlah total 124,00 m2 .
Laboratorium ini adalah jenis aneka guna. Karena sempitnya ruang praktikum,
maka tidak dipasang meja demonstrasi (gambar 1). Luas lantai yang sebaiknya
ruang tempat siswa melakukan praktikum ialah 90 m2 , tidak termasuk ruang
persiapan dan ruang penyimpanan. Laboratorium dengan luas ruang praktikum 90 m2
, hendaknya mempunyai ruang persiapan seluas 20 m2 . Di dalam ruang praktikum
seluas 90 m2 dapat diletakkan meja demonstrasi (gambar 2). Apabila diperlukan
ruang gelap dan ruang timbang, hendaknya lebarnya tidak kurang dari 2 m. hal
demikian diperlukan agar 2 orang dapat bekerja dengan leluasa di dalamnya
(gambar 3).
C. Fasilitas
A.
Fasilitas Bangunan
Fasilitas
bangunan adalah perlengkapan laboratorium yang terkait dengan desain dan
konstruksi bangunan. Perlengkapan-perlengkapan itu dibuat dan/atau dipasang
terintegrasi dengan fisik gedung, sehingga kondisi ruangsesuai dengan kebutuhan
dan kelancaran di laboratorium. Perlengakapan bangunan yang seharusnya ada
dalam laboratorium dikemukakan di bawah ini.
1.
Penerangan Penerangan laboratorium bersumber
dari cahaya matahari dan listrik. Jendela-jendela pada dinding memanjang
laboratorium harus cukup lebar dengan ventilasi yang baik. Untuk mengatur
cahaya yang masuk hendaknya jendela dilengkapi dengan tabir.
2.
Ventilasi Di laboratorium sering digunakan
bahan kimia yang mudah menguap, dan perlu segera di keluarkan. Oleh karena itu
ventilasi yang baik perlu diperhatikan. Kadang-kadang ventilasi pada
jendela belum cukup sehingga perlu
adanya kipas penyedot (ceiling fans).
3.
Air dan Salurannya Air bersih dan pasokan air
yang cukup sangat penting dalam laboratorium IPA. Aliran air yang masuk ke
dalam dan ke luar laboratorium harus lancar. Kran air dan kran sentral untuk
setiap lab harus berfungsi baik. Sebaiknya ada shower untuk kepentingan
darurat.
4.
Listrik dan Instalasinya Selain penerangan dan
pemanasan, energi listrik terutama digunakan untuk menjalankan alat-alat. Untuk
laboratorium IPA di MTs/SLTP diperlukan tenaga listrik bertegangan rendah (12
Volt), arus searah. Listrik bertegangan rendah diperoleh dengan mengubah
listrik dari PLN dengan adaptor/transformator dan pengarah arus. Untuk
medapatkan sumber listrik bertegangan rendah
lebih praktis menggunakan batere kering (1,5 V). agar hemat batere harus
disimpan baik-baik. Untuk laboratorium MA/SMU perlu adanya arus listrik
bertegangan 110 atau 220 V.
5.
Gas Gas diperlukan sebagai bahan bakar. Sebagai
pengganti gas kota dapat digunakan gas tabung LPG. Jika tidak ada gas, sebagai
penggantinya dapat digunakan lampu spiritus.
6.
Lantai harus rata tetapi tidak licin
7.
Pintu-pintu Pintu-pintu untuk keluar masuk
pemakai laboratorium cukup lebar. Daun pintu terbuka ke arah luar.
B.
Fasilitas Mebel air (Perabot) Mebelair atau
perabot laboratorium merupakan tempat melakukan pekerjaan dan penyimpanan alat
dan bahan. Keberadaan mebelair ini membantu dalam memberikan kenyamanan
bekerja. Perabot laboratorium harus diperhatikan kualitas bahan, konstruksi dan
ukurannya. Kualitas dan ukuran yang tidak memadai tidak mendukung kenyamanan
dan keselamatan kerja di laboratorium.
1.
Meja Demonstrasi Meja demonstrasi digunakan
oleh guru untuk melakukan demonstrasi percobaan dan peragaan alat dan bahan.
Meja ini dilengkapi dengan fasilitas air, listrik dan gas, dan dipasang secara
permanen. Di samping itu meja dilengkapi dengan lemari kecil, laci-laci atau
rak. Meja demonstrasi diletakkan di depan papan tulis dan berada di atas
panggung yang tingginya 20 cm di atas lantai. Jarak antara meja demonstrasi dan
papan tulis kira-kira 90 cm, dan jaraknya dengan meja praktikum siswa kira-kira
150cm. Daun meja ini harus dari kayu yang kuat dan baik, dengan tebal kira-kira
2,5 – 3,0 cm. Panjang 300 – 400 cm,
lebar 80 – 90 cm dan tingginya 90 cm.
2.
Meja Praktikum dan Kursi Bulat Meja ini
digunakan untuk kegiatan kerja laboratorium siswa. Bentuknya bergantung
pada jenis laboratorium. Untuk
laboratorium kimia, meja ini dipasang secara permanen, agar dapat dilengkapi
dengan fasilitas air, listrik dan gas. Tinggi meja praktikum juga bergantung
pada jenis laboratoriumnya. Untuk laboratorium kimia diperlukan meja yang
tingginya 80 cm, sedangkan untuk laboratorium fisika dan biologi diperlukan
meja dengan tinggi 70 cm dan lebarnya 70 cm. Untuk laboratorium IPA di MTs/SLTP
umumna digunakan meja yang tingginya 70 – 75 cm. Meja ini dilengkapi pula
dengan laci-laci.
3.
Meja Dinding Meja ini dibuat dari cor beton,
diletakkan di dinding laboratorium di bawah jendela. Meja dinding banyak
digunakan untuk keperluan mikroskopi atau untuk menyimpan akuarium dan
instrumen. Meja ini dilengkapi dengan lemari kecil, laci-laci dan rak-rak
kecil.
4.
Lemari Berdasarkan bentuk dan kegunaannya di
laboratorium, dibedakan antara lemari untuk menyimpan dan lemari asap. Lemari
untuk menyimpan ada tiga macam, yaitu lemari biasa, lemari gantung dan lemari
di bawah meja. Tinggi lemari gantung 60 – 100 cm, dengan kedalaman 30 cm. Jarak
lemari gantung dengan lantai 160 cm. Lemari ini hendaknya berpintu sorong.
Lemari bawah meja dapat dipasang di bawah meja demonstrasi, di bawah meja
dinding. Lemari dapat dipasang di bawah meja praktikum jika meja itu permanen.
Lemari ini juga berpintu sorong. Sebaiknya di dalam laboratorium disediakan
pula rak-rak khusus untuk menyimpan tas-tas maupun buku-buku siswa yang tidak
digunakan selama praktikum.
5.
Bak Cuci dan Kran Karena banyak keperluan akan
air di laboratorium maka perlu adanya bak cuci dan kran. Di laboratorium kimia
adanya bak cuci pada setiap meja praktikum sangat diperlukan. Tetapi terutama
untuk laboratorium fisika, adanya bak cuci pada meja praktikum siswa lebih
banyak menggangu dari gunanya. Oleh karena itu bagi laboratorium IPA di madrasah, bak cuci hanya dipasang pada
meja demonstrasi (jika ada) dan pada meja dinding. Bak cuci terbuat dari
porselin atau beton.
6.
Rak Rak digunakan untuk menyimpan alat-alat
botol-botol yang berisi larutan, pereaksi, zat padat, reagen dan
spesimen-spesimen biologi. Lebar rak kira-kira 20 cm tinggi 180 cm, sedangkan
panjangnya sesuai dengan kebutuhan dan tempat yang ada. Jarak antara rak yang
satu dengan rak berikutnya 20 – 30 cm atau jaraknya makin ke atas makin
berkurang (dari 30 cm sampai 20 cm). Jarak rak yang terbawah dengan lantai 40 cm agar dapat digunakan untuk menyimpan
botol-botol besar. Di ruang penyimpanan (gudang) perlu disediakan rak yang
lebih besar, kira-kira lebar 90 cm dan tinggi 180 cm. Jarak rak yang satu
dengan lainnya kira-kira 40 cm.
7.
Papan Tulis Papan tulis dipasang pada dinding
yang memisahkan ruang praktikum dengan ruang penunjang. Jarak papan tulis
bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Hendaknya papan tulis mendapat
penerangan yang cukup baik. Selain itu hendaknya ada papan tulis lain di dalam
laboratorium yang berfungsi sebagai papan pengumuman, kegiatan berkala,
guntingan- guntingan koran.
C.
Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang
merupakan fasilitas yang menunjang kelancaran kegiatan lab, diantaranya
alat-alat kebersihan, alat-alat pemadam kebakaran, perlengkapan P3K, katalog
dan buku-buku petunjuk.
1.
Alat Kebersihan (sapu, lap, penyedot debu,
tempat sampah dan sebagainya).
2.Alat
Pemadam Kebakaran / Api Tabung pemadam kebakaran harus dalam kondisi siap pakai
dan ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau oleh semua pemakai lab (dekat
pintu masuk).
3.
Kotak P3K
Lengkap dengan Isinya Perlengkapan P3K disimpan di laboratorium dalam
kotak P3K. Di bagian luar kotak sebaiknya tertera daftar isi kotak P3K.
Sebaiknya pada kotak P3K ditempelkan juga nomor telepon dari pemadam kebakaran,
dokter, ambulans/rumah sakit yang harus dihubungi pada saat diperlukan.
Isi
kotak P3K yang sangat diperlukan adalah
a.
Kapas steril
b.
Kain
kasa steril
c.
Plester
d.
Pembalut
steril berbagai ukuran
e.
Forcep
dan gunting kecil berujung tumpul, pinset
f.
Peniti
berbagai ukuran
g.
Pipet tetes mata dan gelas pencuci mata
h.
Betadin atau obat merah yodium tinctuur
i.
Alkohol 70% j. Boorwater (asam Borat 1%)
j.
Bioplacenton (salep untuk kulit terbakar)
k.
Norit (obat sementara sakit perut)
l.
Termometer badan
m.
Larutan natrium hidrogen karbonat 1% o.
n.
Asamcuka
1%.
4.
Katalog dan Buku-buku petunjuk.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL OBSERVASI
Kondisi
real laboratorium sekolah
Laboratorium IPA yang ada di SMA
Mekar Arum ini,memiliki fasilitas yang
cukup. Ruangan laboratorium ini mempunyai ukuran 80 m2, di sekolah ini memiliki 1 laboratorium, namun laboratorium ini memiliki nilai
standar, kurang baik dalam kebutuhan di sekolah tingkat
SMA ini.
Tata tertib penggunaan Laboratorium ada
beberapa yang harus dilaksanakan dan sebagai syarat masuk lab. Yaitu membawa
buku petunjuk praktikum. Tujuan dibuatnya tata tertib dan struktur adalah
supaya bisa saling jaga antar koordinator, dan siswa. Agar dapat menjaga
kelancaran pada saat berlangsungnya praktikum. Di SMA Mekar Arum sendiri Lab
Biologi tidak dilengkapi dengan Tata Tertib, di SMA Mekar Arum Lab Biologinya
ada 2 ruang, pertama ruang praktikum, dan ruang peralatan, hanya saja yang
Ruang praktikum di jadikan ruang kelas,
Daftar Alat / Bahan
Apabila melakukan praktikum, bahan-bahan yang dibutuhkan
lengkap ( ada semua ) karena sebelumnya di persiapkan terlebih dahulu apa yang
di butuhkan dalam praktikun.
Penataan ruang praktikum
Dalam
observasi kali ini penataan di laboratorim Biologi SMA Mekar Arum, mengenai
penataan bisa dikatakan Kurang Rapih dan cukup teratur.
No comments:
Post a Comment