Sunday, November 30, 2014

laporan hasil observasi lab ipa

LAPORAN HASIL OBSERVASI LABORATORIUM IPA
SMA MEKAR ARUM
Laporan ini disusun sebagai tanda butki kami melakukan observasi serta untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Teknik Laboratorium
Dosen : Hadiansah, S.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI
FAULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum wr.wb
            Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw., kepada keluarga, sahabat, tabiin, tabiat, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya, yang selalu patuh dan taat terhadap ajarannya.
            Laporan ini kami buat sebagai tanda bukti kami mengadakan observasi laboratorium IPA, selain laporan ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Teknik Laboratorium IPA. Laporan ini kami sajikan secara rinci, sehingga dalam laporan ini terdapat empat bab. Pada bab pertama kami bahas pendahuluan, mulai dari latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan observasi. Padda bab yang kedua membahas tentang landasan teori, pada bab ketiga membahas hasil dan pembahasan, dan pada bab keempat merupakan penutup.
Semoga laporan hasil observasi laboratorium IPA ini dapat bermanfaat bagi semua khususnya bagi kami selaku pembuatnya. Kami sadari dalam pembuatan laporan ini masi jauh dari kata sempurna, dari pada itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya. Terima kasih.
Wassalam mu’alaikum Wr. Wb
Bandung, April 2014




BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam mempelajari IPA terkadang kita sering dihadapkan pada banyak rumus dan teori, tentu kadang hal tersebut membuat kita merasa bosan. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam proses pembelajaran. Tentu jalannya proses pembelajaran akan terhambat apabila hal ini telah menjadi pandangan umum dari para peserta didik. Namun tentu dibalik masalah pasti ada solusi, solusinya mungkin bisa belajar di luar kelas,atau belajar dengan praktik.
            Praktik disini diartikan bisa dilakukan didalam kelas, dilapangan, atau di ruang laboratorium. Dengan diadakannya praktikum peserta didik tidak hanya dapat mengetahui teori dan rumus saja, tetapi ia dapat mengeksplorasi segala pengetahuan yang dimilikinya, juga dapat meyakinan kepadanya mengenai berbagai teori yang ia pelajari. Untuk menunjang keberhasilan terhadap kegiatan praktikum tersebut, maka diperlukannya laboratorium yang memadai.
            Untuk mengetahui kenyataan kondisi laboratorium yang sesungguhnya yang berada di sekolah-sekolah, maka kami melakukan kunjungan ke sekolah terkait, atau kami melakukan observasi laboratorium IPA yang ada  di sekolah menengah atas di kota Bandung.

B.     Rumusan Masalah

Terkait dengan rincian diatas maka kami mengambil rrumusan masalah sebagai berikut.
1.       Apa manfaat laboratorium bagi peserta didik?
2.      Bagaimana realita kondisi laboratorium di sekolah terkait?
3.      Mengapa laboratorium disekolah memberikan pengaruh dalam proses pembelajaran bagi peserta didik?

C.    Tujuan  

Tujuan dari obesrvasi serta pembuatan laporan hasil observasi laboratorium adalah sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui kondisi sebenarnya laboratorium IPA yang ada di sekolah.
2.      Untuk mengetahui pengaruh laboratorium sekolah terhadap proses pembelajaran peserta didik.
3.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Teknik Laboratorium.


BAB II LANDASAN TEORI

A.    Pengenalan Laboratorium
Alam semesta adalah sumber Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Agama mendorong umatnya untuk menggali Ilmu pengetahuan, karena di dalamnya ada tanda-tanda kebesaran dari Tuhan (The Sign of God), yang dalam Al-Qur’an disebut “ayat”. Al-Qur’an menyatakan bahwa penciptaan alam semesta, bagian-bagian, kejadian-kejadian dan proses–proses di dalamnya adalah “ayat” dari Allah, yang dikenal sebagai Ayat kauniyah. Ayat kauniyah dalam alam kebendaan baik makhluk hidup maupun makhluk tidak hidup (nirhayati), adalah hukum-hukum ketetapan Allah yang kajiannya menghasilkan Ilmu eksakta atau IPA. IPA pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk mengungkap rahasia alam. Karena keterbatasan kemampuan panca indera, dalam usahanya mengungkap rahasia alam itu manusia membutuhkan dan menciptakan peralatan percobaan dan penelitian. Tempat atau ruang dengan segala perlengkapannya yang digunakan untuk melakukan percobaan atau penelitian itu disebut laboratorium. Sebagai tempat percobaan atau penelitian, laboratorium dapat berupa ruang tertutup yang dibatasi dinding-dinding atau ruang (alam) terbuka, seperti kebun sekolah atau lingkungan lain sebagai sumber belajar. Karena IPA berkembang dari kegiatan-kegiatan di laboratorium itu, maka konsekuensi ilmu ini dalam pendidikan adalah bahwa penjelasan guru yang hanya dengan lisan atau tertulis tidak sesuai dengan hakekat IPA. Hakekat IPA adalah sebagai produk, proses atau pembentukan sikap ilmiah. Produk IPA adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep- konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori. Proses IPA adalah cara kerja, sikap dan cara berfikir hingga diperoleh produk IPA. Pembentukan sikap ilmiah adalah sikap yang rasional dan objektif tentang fakta alam yang terbentuk melalui belajar produk dan proses IPA. Kemajuan IPA yang pesat dewasa ini disebabkan oleh proses IPA. Dimensi proses ini justru sangat penting dalam menunjang proses perkembangan siswa secara utuh, karena dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui dimensi proses ini selain siswa memperoleh pengetahuan, juga memperoleh kemampuan menggali sendiri pengetahuan dari alam bebas. Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum, agar siswa memperoleh pengalaman berinteraksi dengan alat dan bahan

untuk mengamati gejala alam secara langsung. Praktikum dapat berupa percobaan atau penelitian  yang bersifat verifikasi atau penemuan. Kegiatan praktikum sebagai proses IPA sudah menjadi tuntutan pendidikan di madrasah yang mengajarkan IPA, sehingga  dapat membantu siswa memahami IPA secara baik dan mengembangkan sikap ilmiah. Dengan demikian laboratorium diharapkan dapat mendudukkan cara mempelajari IPA sebagaimana mestinya.

B.       Desain

Seorang guru IPA di madrasah seharusnya juga mengetahui desain laboratorium dan perlengkapannya. Dalam hal ini guru IPA harus mengetahui bagaimana tata letak laboratorium, tata ruang dan ukuran-ukurannya. Pengetahuan ini penting karena selain bertugas mengajar, guru IPA kemungkinan diberi tugas mengelola laboratorium, atau dimintai pendapat dan saran-saran dalam membangun laboratorium.
1.      Tata Letak Laboratorium Setiap sekolah tidak memiliki keadaan lingkungan yang sama, sehingga tidak mudah menyeragamkan letak laboratorium di sekolah-sekolah yang ada. Meskipun demikian bila masih ada lahan, dan masih mungkin untuk menentukan  letak laboratorium yang akan dibangun, perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut : 1. Tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain. Hal ini untuk menghindari penyebaran gas-gas 2. Tidak dekat dengan sumber air, untuk mencegah pencemaran air 3. Tidak dekat dengan bangunan lain, sehingga diperoleh ventilasi dan penerangan alami yang cukup 4. Memiliki saluran pembuangan khusus, tidak berhubungan dengan saluran air penduduk 5. Lokasi bangunan mudah dipantau keamanannya dan dijangkau, misalnya oleh mobil pemadam kebakaran apabila terjadi kebakaran.
2.      Jenis Ruang Laboratorium Dan  Ukurannya Pada dasarnya ruang laboratorium IPA di madrasah terdiri atas Ruang Praktikum/ruang utama dan ruang penunjang. Ruang penunjang terdiri dari beberapa ruang dengan fungsi khusus, yang jumlahnya tergantung kepada kebutuhan dan kemampuan madrasah. Ruang-ruang penunjang kegiatan praktikum IPA yaitu : ruang persiapan, rungan penyimpanan, ruang timbang, ruang asam, ruang (rumah) kaca dan kebun sekolah.

a.       Ruang Praktikum Ruangan ini digunakan sebagai  tempat para siswa melakukan percobaan/praktikum. Bentuk ruangan ini hendaknya tidak sempit dan memanjang, agar jarak antara guru dan siswa yang di belakang tidak menjadi jauh. Ruang utama ini berisi perlengkapan seperti meja demonstrasi, meja-meja siswa, kursi, lemari alat, lemari bahan dan rak-rak alat serta bahan lainnya. Ukuran ruang praktikum lebih besar dari ruang penunjang. Luas yang memadai diperlukan untuk memberikan ruang gerak praktikan yang mendukung kelancaran, kenyamanan dan keselamatan kerja di laboratorium. Idealnya luas lantai ruang ini 2,5 m2 untuk setiap siswa. Jadi untuk 40 orang siswa, diperlukan luas lantai ruang praktikum 40 x 2,5 m2 = 100 m2 . Ukuran lebar dan panjang ruang ini misalnya 8 m x 12,5 m  atau 9 m x 11 m.  Ruang praktikum dengan luas 90 m2 untuk 40 orang siswa (atau 2,25 m2 untuk setiap siswa), cukup leluasa sehingga dapat dilengkapi dengan meja demonstrasi. Karena keterbatasan fasilitas dan dana, serta keperluan yang mendesak akan laboratorium, ruang praktikum di kebanyakan madrasah dan sekolah di Indonesia luasnya 80 m2 (2 m2 untuk setiap siswa). Luas lantai laboratorium, termasuk ruang persiapan dan ruang penyimpanan = 100 m2 . Ruang praktikum ini terlalu sempit sehingga tidak dapat dipasang meja demonstrasi. Jika dipaksakan dipasang meja demonstrasi, maka harus dikeluarkan beberapa meja siswa, berarti mengurangi jumlah siswa yang menggunakan laboratorium ini.
b.      Ruang Persiapan Ruang ini digunakan oleh guru dan petugas laboratorium (laboran) untuk : mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktikum  dan menguji kehandalan prosedur praktikum. Dengan adanya ruang ini maka persiapan praktikum tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung di ruang praktikum. Ukuran ruang persiapan kira-kira 20 m2 jika luas lantai ruang praktikum 90 –100 m2 . Untuk luas lantai ruang praktikum 80 m2 , luas lantai ruang persiapan yaitu 14–15 m2 .
3.      Ruang Penyimpanan Ruang ini  digunakan untuk menyimpan alat-alat dan bahan-bahan yang jarang digunakan, atau berbahaya. Dalam ruangan ini terdapat lemari alat dan lemari bahan serta rak- rak. Untuk ruang praktikum yang luasnya 90 – 100 m2 , sebaiknya luas ruang penyimpanan 20 m2 (5 m x 4 m). Jika ruang praktikum luasnya 80 m2 , maka luas ruang penyimpanan 7,5 m2 -14 m2 .
4.      Ruang Timbang Ruangan ini digunakan untuk melakukan  penimbangan yang aman. Berbagai neraca analitis disimpan di ruangan ini. Di dalamnya terdapat meja timbang yang kokoh permanen (meja beton). Ruang ini tidak terbuka langsung ke laboratorium, untuk mencegah kerusakan neraca oleh uap. Untuk laboratorium sederhana ruang ini tidak begitu diperlukan Lebar ruang timbang adalah 2–2,5 m.
5.      Ruang Gelap Ruangan ini diperlukan untuk percobaan-percobaan yang berhubungan dengan cahaya, misalnya fotografi dan fotosintesa. Ruangan ini digelapkan secara permanen namun dengan ventilasi udara yang tetap baik. Seperti halnya ruang timbang, lebar luar ruang gelap adalah 2 –2,5 m.
6.      Ruang Asam/asap Ruang (lemari) asam diperlukan untuk tempat penyimpanan zat-zat yang uapnya berbahaya. Tempat ini digunakan juga untuk melakukan reaksi-reaksi kimia. Ruang/lemari ini terutama diperlukan di laboratorium kimia. Untuk laboratorium biologi, fisika apalagi laboratorium  IPA di MTs/SLTP adanya lemari ini tidak terlalu diperlukan. Ukuran lemari/ruang asam, lebar 150 cm, dalam 80 cm dan tinggi dasarnya 80 cm.
7.      Ruang Kaca dan Kebun Sekolah Ruang/rumah kaca berfungsi untuk mempelajari pertumbuhan tanaman. Kebun sekolah berfungsi sebagai tempat koleksi tumbuhan yang diperlukan untuk pelajaran biologi, dan tempat percobaan pertumbuhan tanaman bagi siswa.
8.      Denah Laboratorium IPA Denah laboratorium IPA diperlukan dalam rangka membangun gedung baru atau menata ruangan yang ada sebagai laboratorium. Dalam hal pemanfaatan ruang yang ada, karakteristik laboratorium IPA tetap harus dipertimbangkan, meskipun tidak semua persyaratannya terpenuhi. Untuk itu perlu diperhatikan syarat-syarat pokok dan modifikasi seperlunya sesuai dengan kebutuhan, diantaranya :
1)      Ruangan cukup luas (2,5 m2 untuk setiap orang), sesuai dengan jumlah siswa yang akan mempergunakannya
2)      Memiliki jendela-jendela yang lebar atau relatif banyak
3)      Terdapat  perputaran / pergantian udara yang baik ; dan atau penambahan ventilasi apabila diperlukan
4)      Tersedia fasilitas air dan listrik serta instalasinya. Pasokan air lancar dan cukup banyak
5)      Ada sistem pembuangan limbah yang baik
6)      Memiliki pintu yang lebar atau lebih dari satu
7)      Disediakan ruang penunjang Setelah dilengkapi dengan fasilitas laboratorium sesuai dengan kemampuan, ruangan ini dapat difungsikan sebagai laboratorium IPA sederhana. Sebagian MTs dan SLTP Negeri telah mendapat laboratorium IPA. Laboratortium IPA ini terdiri dari ruang praktikum79,20 m2 (atau 1,98 m2 /siswa), ruang penunjang (ruang persiapan dan gudang) 22,00 m2 dan selasar 22,70 m2 , dengan jumlah total 124,00 m2 . Laboratorium ini adalah jenis aneka guna. Karena sempitnya ruang praktikum, maka tidak dipasang meja demonstrasi (gambar 1). Luas lantai yang sebaiknya ruang tempat siswa melakukan praktikum ialah 90 m2 , tidak termasuk ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Laboratorium dengan luas ruang praktikum 90 m2 , hendaknya mempunyai ruang persiapan seluas 20 m2 . Di dalam ruang praktikum seluas 90 m2 dapat diletakkan meja demonstrasi (gambar 2). Apabila diperlukan ruang gelap dan ruang timbang, hendaknya lebarnya tidak kurang dari 2 m. hal demikian diperlukan agar 2 orang dapat bekerja dengan leluasa di dalamnya (gambar 3).

C.  Fasilitas
A.    Fasilitas Bangunan
Fasilitas bangunan adalah perlengkapan laboratorium yang terkait dengan desain dan konstruksi bangunan. Perlengkapan-perlengkapan itu dibuat dan/atau dipasang terintegrasi dengan fisik gedung, sehingga kondisi ruangsesuai dengan kebutuhan dan kelancaran di laboratorium. Perlengakapan bangunan yang seharusnya ada dalam laboratorium dikemukakan di bawah ini.
1.      Penerangan Penerangan laboratorium bersumber dari cahaya matahari dan listrik. Jendela-jendela pada dinding memanjang laboratorium harus cukup lebar dengan ventilasi yang baik. Untuk mengatur cahaya yang masuk hendaknya jendela dilengkapi dengan tabir.
2.      Ventilasi Di laboratorium sering digunakan bahan kimia yang mudah menguap, dan perlu segera di keluarkan. Oleh karena itu ventilasi yang baik perlu diperhatikan. Kadang-kadang ventilasi pada jendela  belum cukup sehingga perlu adanya kipas penyedot (ceiling fans).
3.      Air dan Salurannya Air bersih dan pasokan air yang cukup sangat penting dalam laboratorium IPA. Aliran air yang masuk ke dalam dan ke luar laboratorium harus lancar. Kran air dan kran sentral untuk setiap lab harus berfungsi baik. Sebaiknya ada shower untuk kepentingan darurat.
4.      Listrik dan Instalasinya Selain penerangan dan pemanasan, energi listrik terutama digunakan untuk menjalankan alat-alat. Untuk laboratorium IPA di MTs/SLTP diperlukan tenaga listrik bertegangan rendah (12 Volt), arus searah. Listrik bertegangan rendah diperoleh dengan mengubah listrik dari PLN dengan adaptor/transformator dan pengarah arus. Untuk medapatkan sumber listrik bertegangan rendah  lebih praktis menggunakan batere kering (1,5 V). agar hemat batere harus disimpan baik-baik. Untuk laboratorium MA/SMU perlu adanya arus listrik bertegangan 110 atau   220 V.
5.      Gas Gas diperlukan sebagai bahan bakar. Sebagai pengganti gas kota dapat digunakan gas tabung LPG. Jika tidak ada gas, sebagai penggantinya dapat digunakan lampu spiritus.
6.      Lantai harus rata tetapi tidak licin
7.      Pintu-pintu Pintu-pintu untuk keluar masuk pemakai laboratorium cukup lebar. Daun pintu terbuka ke arah luar.
B.     Fasilitas Mebel air (Perabot) Mebelair atau perabot laboratorium merupakan tempat melakukan pekerjaan dan penyimpanan alat dan bahan. Keberadaan mebelair ini membantu dalam memberikan kenyamanan bekerja. Perabot laboratorium harus diperhatikan kualitas bahan, konstruksi dan ukurannya. Kualitas dan ukuran yang tidak memadai tidak mendukung kenyamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
1.      Meja Demonstrasi Meja demonstrasi digunakan oleh guru untuk melakukan demonstrasi percobaan dan peragaan alat dan bahan. Meja ini dilengkapi dengan fasilitas air, listrik dan gas, dan dipasang secara permanen. Di samping itu meja dilengkapi dengan lemari kecil, laci-laci atau rak. Meja demonstrasi diletakkan di depan papan tulis dan berada di atas panggung yang tingginya 20 cm di atas lantai. Jarak antara meja demonstrasi dan papan tulis kira-kira 90 cm, dan jaraknya dengan meja praktikum siswa kira-kira 150cm. Daun meja ini harus dari kayu yang kuat dan baik, dengan tebal kira-kira 2,5 – 3,0 cm. Panjang  300 – 400 cm, lebar 80 – 90 cm dan tingginya 90 cm.
2.      Meja Praktikum dan Kursi Bulat Meja ini digunakan untuk kegiatan kerja laboratorium siswa. Bentuknya bergantung pada  jenis laboratorium. Untuk laboratorium kimia, meja ini dipasang secara permanen, agar dapat dilengkapi dengan fasilitas air, listrik dan gas. Tinggi meja praktikum juga bergantung pada jenis laboratoriumnya. Untuk laboratorium kimia diperlukan meja yang tingginya 80 cm, sedangkan untuk laboratorium fisika dan biologi diperlukan meja dengan tinggi 70 cm dan lebarnya 70 cm. Untuk laboratorium IPA di MTs/SLTP umumna digunakan meja yang tingginya 70 – 75 cm. Meja ini dilengkapi pula dengan laci-laci.
3.      Meja Dinding Meja ini dibuat dari cor beton, diletakkan di dinding laboratorium di bawah jendela. Meja dinding banyak digunakan untuk keperluan mikroskopi atau untuk menyimpan akuarium dan instrumen. Meja ini dilengkapi dengan lemari kecil, laci-laci dan rak-rak kecil.
4.      Lemari Berdasarkan bentuk dan kegunaannya di laboratorium, dibedakan antara lemari untuk menyimpan dan lemari asap. Lemari untuk menyimpan ada tiga macam, yaitu lemari biasa, lemari gantung dan lemari di bawah meja. Tinggi lemari gantung 60 – 100 cm, dengan kedalaman 30 cm. Jarak lemari gantung dengan lantai 160 cm. Lemari ini hendaknya berpintu sorong. Lemari bawah meja dapat dipasang di bawah meja demonstrasi, di bawah meja dinding. Lemari dapat dipasang di bawah meja praktikum jika meja itu permanen. Lemari ini juga berpintu sorong. Sebaiknya di dalam laboratorium disediakan pula rak-rak khusus untuk menyimpan tas-tas maupun buku-buku siswa yang tidak digunakan selama praktikum.
5.      Bak Cuci dan Kran Karena banyak keperluan akan air di laboratorium maka perlu adanya bak cuci dan kran. Di laboratorium kimia adanya bak cuci pada setiap meja praktikum sangat diperlukan. Tetapi terutama untuk laboratorium fisika, adanya bak cuci pada meja praktikum siswa lebih banyak menggangu dari gunanya. Oleh karena itu bagi laboratorium  IPA di madrasah, bak cuci hanya dipasang pada meja demonstrasi (jika ada) dan pada meja dinding. Bak cuci terbuat dari porselin atau beton.
6.      Rak Rak digunakan untuk menyimpan alat-alat botol-botol yang berisi larutan, pereaksi, zat padat, reagen dan spesimen-spesimen biologi. Lebar rak kira-kira 20 cm tinggi 180 cm, sedangkan panjangnya sesuai dengan kebutuhan dan tempat yang ada. Jarak antara rak yang satu dengan rak berikutnya 20 – 30 cm atau jaraknya makin ke atas makin berkurang (dari 30 cm sampai 20 cm). Jarak rak yang terbawah dengan lantai  40 cm agar dapat digunakan untuk menyimpan botol-botol besar. Di ruang penyimpanan (gudang) perlu disediakan rak yang lebih besar, kira-kira lebar 90 cm dan tinggi 180 cm. Jarak rak yang satu dengan lainnya kira-kira 40 cm.
7.      Papan Tulis Papan tulis dipasang pada dinding yang memisahkan ruang praktikum dengan ruang penunjang. Jarak papan tulis bagian bawah dengan lantai kira-kira 90 cm. Hendaknya papan tulis mendapat penerangan yang cukup baik. Selain itu hendaknya ada papan tulis lain di dalam laboratorium yang berfungsi sebagai papan pengumuman, kegiatan berkala, guntingan- guntingan koran.
C.     Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang merupakan fasilitas yang menunjang kelancaran kegiatan lab, diantaranya alat-alat kebersihan, alat-alat pemadam kebakaran, perlengkapan P3K, katalog dan buku-buku petunjuk.
1.   Alat Kebersihan (sapu, lap, penyedot debu, tempat sampah dan sebagainya).
2.Alat Pemadam Kebakaran / Api Tabung pemadam kebakaran harus dalam kondisi siap pakai dan ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau oleh semua pemakai lab (dekat pintu masuk).
3.   Kotak P3K  Lengkap dengan Isinya Perlengkapan P3K disimpan di laboratorium dalam kotak P3K. Di bagian luar kotak sebaiknya tertera daftar isi kotak P3K. Sebaiknya pada kotak P3K ditempelkan juga nomor telepon dari pemadam kebakaran, dokter, ambulans/rumah sakit yang harus dihubungi pada saat diperlukan.
Isi kotak P3K yang sangat diperlukan adalah
a.       Kapas steril
b.      Kain  kasa steril
c.       Plester
d.      Pembalut  steril berbagai ukuran
e.       Forcep  dan gunting kecil berujung tumpul, pinset
f.       Peniti  berbagai ukuran
g.      Pipet tetes mata dan gelas pencuci mata
h.      Betadin atau obat merah yodium tinctuur
i.        Alkohol 70% j. Boorwater (asam Borat 1%)
j.        Bioplacenton (salep untuk kulit terbakar)
k.      Norit (obat sementara sakit perut)
l.        Termometer badan
m.    Larutan natrium hidrogen karbonat 1% o.
n.       Asamcuka 1%.
4.      Katalog dan Buku-buku petunjuk.


BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A.                HASIL OBSERVASI
Kondisi real laboratorium sekolah
            Laboratorium IPA yang ada di SMA Mekar Arum ini,memiliki fasilitas yang cukup. Ruangan laboratorium ini mempunyai ukuran 80 m2, di sekolah ini memiliki 1 laboratorium, namun laboratorium ini memiliki nilai standar, kurang baik dalam kebutuhan di sekolah tingkat SMA ini.

Tata tertib penggunaan Laboratorium ada beberapa yang harus dilaksanakan dan sebagai syarat masuk lab. Yaitu membawa buku petunjuk praktikum. Tujuan dibuatnya tata tertib dan struktur adalah supaya bisa saling jaga antar koordinator, dan siswa. Agar dapat menjaga kelancaran pada saat berlangsungnya praktikum. Di SMA Mekar Arum sendiri Lab Biologi tidak dilengkapi dengan Tata Tertib, di SMA Mekar Arum Lab Biologinya ada 2 ruang, pertama ruang praktikum, dan ruang peralatan, hanya saja yang Ruang praktikum di jadikan ruang kelas,
Daftar Alat / Bahan
Apabila melakukan praktikum, bahan-bahan yang dibutuhkan lengkap ( ada semua ) karena sebelumnya di persiapkan terlebih dahulu apa yang di butuhkan dalam praktikun.

Penataan ruang praktikum

Dalam observasi kali ini penataan di laboratorim Biologi SMA Mekar Arum, mengenai penataan bisa dikatakan Kurang Rapih dan cukup teratur.


BAB IV PENUTUP





No comments:

Post a Comment

biologi

Teori Belajar Melalui Penemuan

Kelompok 4 : NurAli Efendi               1132060055 Popi Andiani                 1132060059 Rina Maryanti               1132060063 ...