Kelompok 4 :
NurAli Efendi 1132060055
Popi Andiani 1132060059
Rina Maryanti 1132060063
Siti Syahidatulfalah 1132060074
Teori Belajar Melalui
Penemuan (discovery learning) Menurut Jerome Bruner
A.
Biografi
Jerome S Bruner
Jerome Bruner
dilahirkan pada tahun 1915. Beliau, bertugas sebagai profesor psikologi di
Universiti Harvard di Amerika Syarikat dan dilantik sebagi pengarah di Pusat
Pengajaran Kognitif dari tahun 1961 sehingga 1972, dan memainkan peranan
penting dalam struktur Projek Madison di Amerika Syarikat.
Bruner banyak
memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia
belajar, atau memperoleh pengetahuan dan mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa
manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan
belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan
hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.
B.
Konsep
Belajar Menurut Jerome Bruner
Belajar merupakan aktifitas yang berproses,
tentu didalamnya terjadi
perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul
melalui tahap-tahap yang antara satu dan lainnya bertalian secara berurutan dan
fungsional. Dalam konsep belajar penemuan menurut Jerome Bruner ada tiga episode/tahap
yang ditempuh oleh siswa, yaitu: tahap informasi (tahap penerimaan materi),
tahap transformasi (tahap pengubahan materi) dan tahap evaluasi (tahap
penilaian materi).Dan konsep ini merupakan konsep belajar yang menentang konsep
belajar aliran behavioristik. Nasution menjelaskan bahwa ketiga tahapan konsep
penemuan Jerome Bruner tersebut saling berkaitan di antaranya:
1.
tahap informasi
(tahap penerimaan materi)
Dalam tiap pelajaran kita proleh sejumlah informasi, ada yang menambah
pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya,
ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya
, misalnya tidak ada energi yang lenyap.
2.
tahap transformasi (tahap
pengubahan materi)
Informasi itu harus
dianalisis , diubah atau ditransformasi kebentuk yang lebih abstrak atau
konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan
guru sangat diperlukan.
3.
tahap evaluasi (tahap
penilaian materi)
dinilai seberapa besar
pengetahuan yang diproleh dan ditransformasikan itu dapat dimanfaatkan untuk
memahami gejala-gejala lain.
Dalam proses
belajar ketiga tahapan ini selalu terjadi,Karena yang
menjadi masalah ialah berapa banyak informasi diperlukan agar dapat
ditransformasi. Tiap tahapan tidak
selalu sama. Hal ini tergantung pada hasil yang diharapkan, seperti motivasi murid belajar, minat,
keinginan mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri. Konsep ini juga
menjelaskan bahwa prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi internal
peserta didik yang terjadi selama pengalaman belajar dibecrikan dikelas.
Pengalaman yang diberikan dalam pembelajaran harus bersifat penemuan yang
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh informasi dan keterampilan baru
dari pelajaran sebelumya.
Oleh karena itu, konsep pembelajaran ini secara
sadar mengembangkan proses belajar siswa yang mengarah kepada aspek jiwa dan
aspek raga. Sesuai dengan pengertian belajar itu sendiri yaitu : Serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan linkungannya yang menyangkut
kognitif, efektif, dan psikomotorik.
C.
Belajar
Penemuan Menurut Jerome Bruner
Jerome Bruner adalah
tokoh yang dikenal banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif
manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan
mentransformasi pengetahuan. Dasar
pemikiran teorinya memandang bahwa manusia sebagai pemproses, pemikir dan
pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. dengan
teori belajar penemuan (discovery learning).
Bruner
menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara
aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Bruner menyarankan agar siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi aktif
dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan
mereka untuk menemukan konsep dan prinsip itu sendiri.
Teori free
discovery learning bertitik tolak pada teori belajar kognitif, yang
menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan ini tidak
selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Asumsi dasar teori
kognitif ini adalah setiap orang memiliki telah memiliki pengetahuan dan
penglaman dalam dirinya. Pengalaman dan pengetauan ini tertata dalam bentuk
struktur kognitif. Maka dari itu Proses belajar akan berjalan
dengan baik apabila materi pelajaran yang baru, beradaptasi atau
berkesinambungan secara ‘klop’ dengan struktur kognitif yang sudah dimilki oleh peserta didik.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan dengan cara melihat lingkungan, yaitu tahap enaktif, ikonik dan simbolik.
Tahap enaktif pada tahap ini anak didik
melakukan aktivitas-aktivitas dalam usaha memahami lingkungan sekitarnya.
Peserta didik melakukan observasi dengan cara mengalami secara langsung suatu
realitas. Artinya, dalam memahami dunia sekitar, anak menggunakan pengetahuan
motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainnya.
Tahap ikonik pada tahap ini anak didik melihat
dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal, dalam memahami dunia
sekitarnya. Anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi).
Tahap simbolik
pada tahap ini peserta didik anak didik mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang
banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan
pertolongan sistem symbol. Semakin dewasa seseorang maka system symbol ini
semakin dominan. Peserta didik telah mampu memahami gagasan-gagasan abstrak.
Peserta didik membuat abstraksi berupa teoti-teori, penafsiran, analisis dan
sebagainya terhadap realitas yang telah diamati dan dialami.
Menurut Bruner
belajar untuk sesuatu tidak usah
ditunggu sampai peserta didik mencapai tahap perkembangan tertentu, yang
penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan
kepadanya. Dengan kata lain perkembangan kognitif seseorang
dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan belajar yang akan dipelajari dan
menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam pendidikan adalah kurikulum
spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari sekolah
dasar sampai perguruan tinggi, tetapi disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Artinya menunutut adanya pengulangan-pengulangan.
Cara belajar terbaik menurut Bruner
adalah dengan memahami konsep arti, dan suatu kesimpulan free
discovery lerning. Atau dapat dikatangan sebagai belajar dengan menemukan discovery
Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan
menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah:
- Pengetahuan itu bertahan lama atau lama
dapat diingat.
- Hasil belajar penemuan mempunyai efek
transfer yang lebih baik.
- Secara menyeluruh belajar penemuan
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Langkah-langkah discovery learning Untuk Siswa
- Siswa dihadapkan pada problem-problem yang
menimbulkan suatu perasaan gagal di dalam dirinya lni dimulai proses
inquiry
- Siswa mulai menyelidiki problem itu secara
individual
- Siswa berusaha memecahkan problem dengan
menggunakan pengetahuan yang sebelumnya
- Siswa menunjukkan pengertian dari
generalisasi itu Siswa
menyatakan konsepnya atau prinsip-prinsip dimana generalilisasi itu
didasarkan
Bruner mengajukan beberapa langkah-langkah
pembelajaran discovery
learning, yaitu:
- Menentukan tujuan pembelajaran
- Melakukan identifikasi karakteristik siswa
(kemampuan awal, minat, gaya belajar dan sebagainya)
- Memilih materi pelajaran
- Menentukan topik-topik yang dapat
dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh kegeneralisasi)
- Mengembangkan bahan-bahan belajar yang
berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari
siswa
- Mengatur topik-topik pelajaran dari yang
sederhana kepada yang kompleks, dari yang konkrit kepada yang abstrak,
atau dari tahap enaktik, ikonik sampai kepada tahap simbolik melakukan
penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Keistimewaan dan Kelemahan Discovery
Learning
Dalam setiap
teori pastilah ada keistimeaan dan kelemahan. Begitu juga halnya dengan teori discovery
learning yang cetuskan oleh Jerome Bruner. Ada beberapa keistimewaan discovery
learning itu, antara lain:
1.
Discovery
learning menimbulkan keingintahuan siswa, dapat
memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaan sampai mereka menemukan jawaban-jawaban.
2.
Pendekatan ini
dapat mengajar keterampilan menyelesaikan masalah secara mandiri dan mungkin
memaksa siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi dan tidak hanya
menyerap secara sederhana saja.
3.
Hasilnya lebih
berakar dari pada cara belajar yang lain..
4.
Lebih mudah dan
cepat ditangkap.
5.
Dapat
dimanfaatkan dalam bidang sudi lain atau dalam kehidupan sehari-hari.
6.
berdaya guna
untuk meningkatkan kemampuan siswa menalar dengan baik
Sedangkan kelemahan teori Discovey Learning
Jerome Bruner antara lain:
1.
Belajar discovery
learning belum tentu bisa diaplikasikan karena kondisi dan sistem yang
belum mendukuag penemuan sendiri, sementara secara realistis murid didominasi
hanya menerima dari guru
2.
Discovery
learning belum tentu semua murid mahir untuk menerapkannya
3.
Discavery
learning berbahaya bagi murid yang kurang mahir, sebab
pengetahuan yang ia peroleh tidak akan menambah pengetahuan yang sempurna tapi
baru sebatas coba-coba