Sunday, December 14, 2014

landak laut

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Landak laut adalah salah satu bagian filum echinodermata dari kelas echinodea. salah saatu filum echino dermata yang bisa di manfaat kan oleh manusia, Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak ada tangan, mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup pada batuan atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini bergerak dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan yang telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang telah diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk mengunnya yang disebut Aristotle’s lantern. Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hemafrodit. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa sajah manfaat dari landak laut bagi manusia? 2. Bagai mana hubungan landak laut dengan ekosistem? 3. Bagaimana karakteristik pada landak laut? 4. Bagaimana reproduksi pada landak laut? C. TUJUAN 1. Menjelaskan tentang landak laut atau bulu babi 2. Menjelaskan tentang manfaat landak laut 3. Menjelas kan landak laut sebagai tanda ekosistem baik atau buruk 4. Menjelas kan bagian – bagian pada landak laut 5. Menjelasakn reproduksi landak laut BAB 2 PEMBAHSAN A. Pengertian Echinodermata Echino dermata merupakan hewan yang menempati lingkungan perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk tubuuhnya yang simetri radial. Selain itu Echino dermata sistem saluarn air yang khas yang dinamakan sistem amburakral. (buku panduan praktikum zoologi invertebrata.2014: 23) Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Pada umumnya echinodermata merupakan benthic animal. Ecinodemata bergerak lambat ada yang berkelompok, teapi tidak berkoloni, ada yang sesil (beberapa jenis crinodea), sebagian pelagic dan tidak ada yang parasit. Pada makalah ini yang akan di bahas hanya landak laut dari kelas echinodea. . (Sumiyati sa’adah. 2014:43) Organisme yang tergolong kelas echinoidea ada yang bernapas dengan insang namun ada pula yang bernapas dengan melakukan modifikasi podia pada permukaan aboral atau yang biasanya dikenal dengan istilah kaki tabung (tube feet). Organisme yang bernapas dengan insang tergolong dalam echinoidea regular. Pada umumnya memiliki 5 pasang insang. Contohnya adalah golongan bulu babi.(bopy randani.2013) B. Karakteristik landak laut atau bulu babi Landak laut adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. MISKELLY (2002) menyatakan bahwa landak laut terbagi menjadi tiga golongan utama, yaitu 1) golongan landak laut tipe reguler (regular urchin), 2) golongan heart urchin (spatangoids), dan 3) golongan sand dollar (Clypeasteroids). Dua golongan lain yaitu Holectypoids dan Echinolampadidoids, yang keduanya memiliki sifat diantara heart urchin dan sand dollar dalam banyak aspek. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:38) Landak laut adalah hewan yang hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial, serta memiliki endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri yang jelas, namun pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam perisai, contohnya adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya Ekhinodermata lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan bagian dari sistem kanal. Pada landak laut terdapat pedicellaria yang merupakan organ yang dimiliki pula oleh bintang laut. Landak laut juga memiliki sistem rahang dan gigi yang unik yang disebut Aristotles lantern. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007. 2007:38) Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak ada tangan, mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup pada batuan atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini bergerak dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan yang telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang telah diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk mengunnya yang disebut Aristotle’s lantern. Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hemafrodit. Telur echinodea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang di sebut larva echinopluteus. Melimpahnya jumlah lndak laut, menandai kondisi air yang tidak bagus. Landak laut adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. (Sumiyati sa’adah. 2014:50) C. Bagian pada bulu babi a. Skeleton/Rangka (Test) Kerangka dari landak laut merupakan endoskeleton, karena kerangka tersebut tertutup oleh lapisan epitel di luar tubuhnya. Kerangka tersebut diistilahkan sebagai test yang tersusun atas sejumlah ossicle, yaitu kepingan yang tersusun dari kalsium karbonat yang terbentuk pada daerah di sekitar mulut. Ossicle memiliki rigi-rigi pada bagian tepinya dimana rigi-rigi tersebut merupakan tempat sambungan antar ossicle satu dengan yang lain. Sejumlah ossicle tersebut bersatu sebagai kerangka berbentuk bulat dengan bagian bawah yang mendatar. Pada kerangka landak laut terlihat adanya kolom-kolom yang berornamentasi. Kolom-kolom dengan lubang-lubang kecil merupakan daerah ambulacral, dimana lubang-lubang tersebut merupakan tempat munculnya kaki tabung (tube feet), sedangkan bagian yang terapit oleh dua daerah ambulacral disebutdaerah interambulacral. Daerah ambulacral dan interambulacral tersusun berselingan seperti yang tampak pada Gambar 1. Selain lubang-lubang, terdapat pula tonjolan-tonjolan yang merupakan tempat melekatnya duri yang disebut tubercle. Tubercle merupakan landasan dari duri, dimana duri dan tubercle dihubungkan oleh jaringan ikat serta jaringan otot. Pada bagian oral kerangka terdapat celah mulut. Celah ini merupakan tempat organ Aristotels lantern (lentera Aristoteles) yang berfungsi untuk "mengunyah" makanan. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007. 2007:38-39) b. Duri/spine Landak laut memiliki duri, merupakan ossicle yang terspesialisasi. HOWEY (2005) menyebutkan bahwa penyusun utama duri landak laut adalah magnesium dan kalsium karbonat. HOLMES & FARLEY (2006), menyatakan bahwa duri landak laut mengandung 2-25 mol persen ion magnesium dan 75-98 mol persen ion kalsium. Kandungan magnesium tersebut lebih tinggi dari kandungan magnesium yang menyusun kerangka dari koral, namun demikian kandungan magnesium pada pembentukan duri landak laut juga dipengaruhi oleh suhu air yang ada di sekitarnya. Unsur-unsur penyusun duri landak laut, terutama kalsium, diserap langsung dari perairan di sekitarnya. Duri-duri landak laut memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, tergantung jenisnya. Duri landak laut (dewasa) ada yang berbentuk jarum dengan diameter kurang dari 1 milimeter hingga berbentuk pensil dengan tebal hampir 1 cm. Pada beberapa jenis landak laut seperti Prionocidaris verticillata memiliki duri yang ornamentasi dan tampak seperti mahkota duri. Duri landak laut juga memiliki fiingsi untuk pertahanan dan pergerakan. Dalam fungsinya sebagai alat pertahanan dari predator, beberapa spesies memiliki duri yang beracun contohnya pada Diadema antillarum dan Asthenosoma varium. Diadema setosum memiliki duri yang panjang dan tajam namun sangat rapuh. SHIMEK (2006) menyatakan bahwa duri Diadema apabila menusuk ke dalam jaringan (hewan dan manusia) akan patah di dalam jaringan tersebut dan sulit untuk dikeluarkan. Duri landak laut memiliki bentuk membulat pada bagian dasarya dan bagian tersebut melekat pada tubercle sebagai landasan. Di antara sambungan duri dengantubercle terdapat jaringan epitel dan jaringan otot yang menjadikan duri landak laut dapat melakukan pergerakan walaupun terbatas. Pergerakan duri tersebut bermanfaat pula bagi mobilitas dan pertahanan landak laut itu sendiri. Sering dijumpai bahwa dalam satu individu memiliki duri dengan bentuk yang berlainan. Diadema setosum memiliki duri yang tajam dan panjang, namun pada bagian oral terdapat duri yang pendek dan tumpul yang berfungsi untuk pergerakan. Pada Echinothrix calamaris terdapat dua jenis duri, yaitu duri yang besar/ tebal dan duri yang kecil/tipis. Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, terlihat bahwa duri Echinothrix calamaris yang besar memiliki tekstur permukaan yang sama sekali berbeda dengan duri yang kecil. Duri yang kecil ini seringkali menusuk hewan lain yang mendekatinya, dan apabila manusia yang tertusuk dapat menimbulkan rasa sakit. Perbedaan tekstur permukaan dari kedua duri Echinothrix calamaris. Keberadaan duri landak laut yang tajam tidak hanya berfungsi untuk perlindungan bagi landak laut saja, namun sering dijadikan sebagai perlindungan oleh biota lainnya. SUGIARTO & SUPARDI (1995) menyatakan bahwa ikan-ikan kecil jenis Aeoliscus strigatus seringkali berlindung di antara duri-duri landak laut dari marga Diadema, terutama pada Diadema yang hidup mengelompok. Apabila ikan tersebut merasa terganggu, ia akan bersembunyi di antara duri landak laut. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:39 - 41) c. Kaki Tabung (tube feet) Kaki tabung atau tube feet merupakan bagian dari sistem kanal yang berada di dalam tubuh landak laut. Kaki tabung memiliki peranan dalam dalam pergerakan dan menangkap partikel makanan, namun FOLLO & FAUTIN (2001) juga menyebutkan bahwa kaki tabung pada bagian aboral (sisi yang berlawanan dengan daerah oral/mulut) memiliki peranan untuk respirasi dan sensasi (sensori). Keberadaan kaki tabung dalam menjalankan fungsinya tidak terlepas dari sistem kanal itu sendiri. Cara kerja dari sistem kanal untuk memunculkan kaki tabung adalah sebagai berikut. Pertama air laut masuk melalui suatu celah di sisi aboral yang disebut madreporite. Air mengalir di dalam kanal dengan dibantu oleh silia dan mengalir ke dalam saluran yang disebut stone canal, kemudian memasuki ring canal dan terdistribusi ke lima bagian radial canal untuk kemudian air mengisi kaki-kaki tabung sehingga kaki tabung terjulur keluar. Kaki tabung dilengkapi dengan alat penghisap. Hal tersebut berguna bagi landak laut untuk menempel pada substrat dan berjalan di permukaan substrat. Kasus yang paling mencolok adalah pada Colobocentrorus atratus. Hewan ini menempel sangat kuat pada tebing karang, karena lingkungan hidupnya yang berada di daerah tebing yang terkena pasang surut. Melalui kaki tabung ini, partikel makanan juga dapat ditangkap dan dipindahkan melalui kaki-kaki tabung sebelum akhirnya sampai di bagian oral. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:41) d. Pedicellaria CHENOWETH menyatakan, bahwa pedicellaria merupakan sebuah organ unik dan terdapat pada kelas Asteroidea dan Echinoidea. Pedicellaria memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk pertahanan, makan dan untuk membersihkan diri. Umumnya struktur pedicellaria terdiri atas kepala, leher dan tangkai. Kepala dari pedicellaria umumnya memiliki 3 buah rahang dan pada jenis pedicellaria tertentu ada yang mengandung kelenjar racun. HARRISON menyatakan bahwa pada landak laut terdapat empat jenis pedicellaria, yaitu trifoliate atau triphyllous, tridentate, dan globiferous atau gemmiform, serta ophiocephalous. Pedicellaria jenis tridentate merupakan pedicellaria yang paling besar dan paling umum ditemui, sedangkan jenis globiferous biasanya dilengkapi dengan kelenjar racun. Letak pedicellaria landak laut tersebar di permukaan tubuh dengan masing-masing jenis pedicellaria bervariasi dalam hal letak dan ukuran. BALDONADO (2001) menyatakan bahwa pedicellaria jenis triphyllous tersebar di permukaan tubuh (kerangka), namun hanya sedikit beda daerah madreporit. Pedicellaria jenis tridentate dan ophiocephalous tersebar merata di permukaan tubuh, sedangkan pedicellaria jenis globiferous lebih banyak terdapat pada daerah madreporit yaitu lubang tempat masuknya air dan terletak di dekat anus. Pedicellaria juga memiliki berbagai fungsi sesuai dengan tipenya masing-masing dan memiliki respon terhadap rangsang yang spesifik. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana setiap pedicellaria menjalankan fungsinya. Secara umum, fungsi dari tiap jenis pedicellaria. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:41) e. Aristotles lantern Pada bagian mulut terdapat membran peristome yang di dalamnya terdapat organ yang disebut Aristotles lantern untuk mengambil dan "mengunyah" makanan dari substrat. Organ tersebut terhubung dengan seluran pencernaan seperti faring, lambung, usus, hingga ke anus. Aristotles lantern merupakan suatu organ yang terdiri atas gigi/ rahang, tulang serta otot. FOLLO & FAUTIN (2001) menyebutkan bahwa Aristotles lantern memiliki lima rahang/ gigi yang dapat menjulur keluar. AZIZ (1994) menyatakan, bahwa organ ini berfungsi sebagai"rahang dan gigi" yang dapat melumatkan berbagai jenis alga dan lamun. KROEING & PALMER (2000) menjelaskan, bahwa gigi-gigi tersebut ditopang oleh sebuah ossicle yang dinamakan pyramid plate, yang memiliki alur sebagai landasan dari gigi untuk bergerak ke bawah (keluar) maupun ke atas (masuk). Terjadinya gerakan gigi ke bawah atau keluar merupakan peranan dari otot extensor, sedangkan terjadinya gerakan gigi-gigi ke atas atau masuk ke dalam merupakan peranan otot retractor (KROENING & PALMER, 2000). Pada saat gigi-gigi tersebut keluar, ujung-ujung gigi tersebut akan terkumpul di satu titik dan memotong makanan yang ada. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:43) D. Sistem pada landak laut a. Sistem pernafasan Respirasi dilakukan oleh 10 buah kantung (=modifikasi podia) yang terletak di daerah sekitar mulut. b. Sistem pencernaan makanan Makanan berupa tumbuh – tumbhuan atau hewan – hewan yang sudah matai jatuh kedasar laut. Makanan dicerna oleh suatu struktur yang agak kompleks yang disebut lentera aristotle. c. Sistem ambulakrum Sistem ambulakrum terdiri atas : 1. Madereporit 2. Saluran batu 3. Saluran cincin 4. Lima saluran radial d. Sistem saraf Sistem saraf terdiri atas : 1. Cinin saraf 2. Lima saraf radial 3. Pleksus subepidermal e. Organ sensori Podia, duri, pediia selaria dapat bertindak sebagai organ sensori f. Perilaku Hewan ini bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung. Duri dianggap sebagai pelindung tubuh.(Adun Rusyana.2013:125 – 128 ) E. Reproduksi pada landak laut Landak laut adalah hewan dengan jenis kelamin terpisah, ada hewan jantan dan ada hewan betina. Pada umumnya, landak laut memiliki lima lobus gonad yang tersusun pada daerah interambulacral. AZIZ (1993) menjelaskan, bahwa pada landak laut regular setelah cangkang luar dipotong, akan terlihat lima lobus gonad yang berwarna kuning muda, krem, sampai coklat tua, ukuran dan berat gonad tersebut akan mencapai maksimum pada saat memijah. Warna gonad tergantung pada jenis landak laut dan tingkat kematangan dari telur landak laut tersebut. Gonad landak laut terhubung dengan suatu celah untuk melepaskan sperma ataupun telur yang disebut sebagai gonophore. Pada landak laut jantan dan betina ukuran gonophore berbeda, yakni gonophore betina lebih besar daripada gonophore jantan (MISKELY, 2002). Pada saat memijah, telur dan sperma akan dilepaskan dan kemudian terjadi fertilisasi. PATTON (1998) menjelaskan bahwa setelah telur mengalami fertilisasi, maka terjadi pembelahanmenjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya hingga terbentuk blastula. Selanjutnya blastula akan mengalami gastrulasi, mulut mulai terbentuk dan terbentuklah tahapan prisma dimana larva mulai mampu untuk makan. Setelah tahapan prisma, maka larva berkembang menjadi tahap pluteus dan setelah itu terjadi metamorfosis menjadi juvenil landak laut. Larva hidup sebagai plankton sebelum mengalami metamorfosis. FREEMAN (2007) menyatakan, bahwa kebanyakan larva echinoidea melalui tahapan berenang bebas yang disebut echinopluteus, larva tersebut memiliki simetri bilateral tanpa terlihat adanya simetri pentaradial yang menjadi ciri dari landak laut. Larva akan mengalami metamorfosis menjadi juvenile setelah larva tersebut menempel di dasar perairan (substrat). Jangka waktu antara perkembangan plankton hingga menetap di dasar perairan sangat tergantung pada jenis dan keadaan geografis . (jurnal sekilas mengenai landak laut. 2007:44) F. Habitat landak laut Landak laut sering dijumpai pada dasar perairan baik pada daerah berpasir, daerah padang lamun, daerah pertumbuhan algae, maupun di daerah terumbu karang dan karang-karang mati. Landak laut seringkali ditemukan pada habitat yang spesifik, namun sebagian landak laut mampu hidup pada daerah yang berbeda. Echinometra mathaei merupakan landak laut yang hanya dijumpai di celah-celah bebatuan atau karang mati. Contoh lain dari landak laut yang hidup pada habitat yang spesifik adalah Colobocentrotus atratus yang hidup pada tebing-tebing daerah pasang-surut (MISKELLY, 2002), bukan pada dasar perairan seperti landak laut pada umumnya. Hal tersebut berbeda dengan Diadema setosum yang dapat ditemukan pada hampir semua daerah mulai rataan pasir, padang lamun, hingga pada daerah bebatuan. BIRKELAND (dalam SUGIARTO & SUPARDI, 1995) menyebutkan bahwa marga Diadema memakan daun lamun dan dianggap sebagai herbivora, namun pada lingkungan yang berbeda mereka dapat beradaptasi dengan memakan krustasea, foraminifera, polip karang dan algae. Landak laut hidup secara berkelompok maupun soliter tergantung dari jenis dan habitatnya. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:45) G. Pemanfaatan bulu babi atau landak laut Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia, landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Fauna ini banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil telurnya dan dijadikan menu makanan sehari-hari. CHASANAH & ANDAMARI (dalam RADJAB, 2001) menyebutkan, bahwa telur landak laut memiliki nilai gizi yang tinggi dengan nilai protein dalam berat basah antara 7,04-8,20% dan nilai protein dalam berat kering antara 51,80-57,80%. Nilai lemak dalam berat basah antara 1,14-1,35% dan nilai lemak dalam berat kering antara 8,53-9,36%. Di Indonesia, landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga yakni dengan cara menangkap langsung di habitatnya tanpa ada usaha komersialisasi dan budidaya. Pada umumnya masyarakat hanya mengumpulkan landak laut di sekitar pantai dan mengambil gonadnya tanpa memisahkan berdasarkan jenis yang ada. Gonad yang dikumpulkan dari beberapa jenis landak laut yang berbeda dicampur ke dalam suatu wadah. Budidaya landak laut kini sudah dilakukan di berbagai penjuru dunia yakni mulai dari skala laboratorium hingga skala massal oleh instansi perikanan, baik melalui pengelolaan swasta maupun pengelolaan oleh pemerintah. Dalam pemeliharaan dan penanganan pasca panen sudah dipisahkan berdasarkan jenis landak lautnya Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan, sehingga landak laut menjadi komoditas berharga yang memiliki nilai jual tinggi. KURNIA (2006) menyatakan bahwa masyarakat Jepang juga menangkap dan membudidayakan landak laut untuk diambil gonadnya sebagai makanan yang disebut uni. Harga uni tersebut berkisar antara 50 sampai 500 US$ untuk satu kilogram uni, tergantung warna dan teksturnya. Menurut ASLAN (dalam KURNIA, 2006), ada tiga jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla dan Diadema setosum. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007:38) BAB III PENUTUP A. SIMPULAN Echino dermata merupakan hewan yang menempati lingkungan perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk tubuuhnya yang simetri radial. Selain itu Echino dermata sistem saluarn air yang khas yang dinamakan sistem amburakral. Landak laut adalah hewan yang hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial, serta memiliki endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri yang jelas, namun pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam perisai, contohnya adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya Ekhinodermata lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan bagian dari sistem kanal. 1. Struktur tubuh 2. Sistem pernafasan 3. Sistem pencernaan makanan 4. Sistem ambulakrum 5. Sistem saraf 6. Sistem reproduksi 7. Perilaku Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia, landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Fauna ini banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil telurnya dan dijadikan menu makanan sehari-hari B. KRITIK DAN SARAN Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Tetapi landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga yakni dengan cara menangkap langsung di habitatnya tanpa ada usaha komersialisasi dan budidaya. Bayangkan jika landak laut di budidayakan pasti ekonomi masyarakat terutama pada nelayan pasti akan meningkat, dan dengan bantuan dari pemerintah pasti bisa di budidayakan, tetapi pada saat ini pemerintah kurang peduli atas landak laut tersebut. DAFTAR PUSTAKA Sa’adah Sumiyati. 2014. Materi pokok zoologi invertebrata. Bandung Sa’adah Sumiyati. 2014. Panduan praktikum zoologi invertebrata. Bandung Rusyana Adun. 2013. Zoologi invertebrata(teori dan praktik). Bandung : penerbit alfabeta Jurnal Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007. sekilas mengenai landak laut http://alamkuduniabiologi.blogspot.com/2013/10/makalah-echinodermata.html DAFTAR ISI BAB 1 1 PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. RUMUSAN MASALAH 1 C. TUJUAN 1 BAB 2 2 PEMBAHSAN 2 A. Pengertian Echinodermata 2 B. Karakteristik landak laut atau bulu babi 2 C. Bagian pada bulu babi 3 D. Sistem pada landak laut 6 E. Reproduksi pada landak laut 7 F. Habitat landak laut 8 G. Pemanfaatan bulu babi atau landak laut 8 BAB III 10 PENUTUP 10 A. SIMPULAN 10 B. KRITIK DAN SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 11

No comments:

Post a Comment

biologi

Teori Belajar Melalui Penemuan

Kelompok 4 : NurAli Efendi               1132060055 Popi Andiani                 1132060059 Rina Maryanti               1132060063 ...