BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Echinodermata
berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang
berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah
diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan
terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah
pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Landak laut
adalah salah satu bagian filum echinodermata dari kelas echinodea. salah saatu filum
echino dermata yang bisa di manfaat kan oleh manusia,
Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak
ada tangan, mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup
pada batuan atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini
bergerak dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan
yang telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang
telah diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk
mengunnya yang disebut Aristotle’s
lantern. Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat
hemafrodit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajah manfaat dari landak laut bagi manusia?
2. Bagai mana hubungan landak laut dengan ekosistem?
3. Bagaimana karakteristik pada landak laut?
4. Bagaimana reproduksi pada landak laut?
C. TUJUAN
1.
Menjelaskan tentang landak laut atau bulu babi
2.
Menjelaskan tentang manfaat landak laut
3.
Menjelas kan landak laut sebagai tanda ekosistem baik atau buruk
4.
Menjelas kan bagian – bagian pada landak laut
5.
Menjelasakn reproduksi landak laut
BAB 2
PEMBAHSAN
A.
Pengertian
Echinodermata
Echino dermata merupakan hewan yang menempati lingkungan
perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk tubuuhnya yang simetri radial.
Selain itu Echino dermata sistem saluarn air yang khas yang dinamakan sistem
amburakral. (buku panduan praktikum zoologi invertebrata.2014: 23)
Echinodermata
berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang
berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah
diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan
terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah
pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Pada umumnya
echinodermata merupakan benthic animal.
Ecinodemata bergerak lambat ada yang berkelompok, teapi tidak berkoloni, ada
yang sesil (beberapa jenis crinodea), sebagian pelagic dan tidak ada yang
parasit. Pada makalah ini yang akan di bahas hanya landak laut dari kelas
echinodea. . (Sumiyati sa’adah. 2014:43)
Organisme
yang tergolong kelas echinoidea ada yang bernapas dengan insang namun ada pula
yang bernapas dengan melakukan
modifikasi podia pada permukaan aboral atau yang biasanya dikenal dengan
istilah kaki tabung (tube feet).
Organisme yang bernapas dengan insang tergolong dalam echinoidea
regular. Pada umumnya memiliki 5 pasang insang. Contohnya adalah golongan bulu
babi.(bopy randani.2013)
B.
Karakteristik
landak laut atau bulu babi
Landak laut
adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. MISKELLY (2002)
menyatakan bahwa landak laut terbagi menjadi tiga golongan utama, yaitu 1)
golongan landak laut tipe reguler (regular urchin), 2) golongan heart urchin
(spatangoids), dan 3) golongan sand dollar (Clypeasteroids). Dua golongan lain
yaitu Holectypoids dan Echinolampadidoids, yang keduanya memiliki sifat
diantara heart urchin dan sand dollar dalam banyak aspek. (Oseana, Volume
XXXII, Nomor 3. 2007:38)
Landak laut
adalah hewan yang hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial,
serta memiliki endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri
yang jelas, namun pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam
perisai, contohnya adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya
Ekhinodermata lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan
bagian dari sistem kanal. Pada landak laut terdapat pedicellaria yang merupakan
organ yang dimiliki pula oleh bintang laut. Landak laut juga memiliki sistem
rahang dan gigi yang unik yang disebut Aristotles lantern. (Oseana, Volume
XXXII, Nomor 3. 2007. 2007:38)
Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak ada tangan,
mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup pada batuan
atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini bergerak
dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan yang
telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang telah
diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk mengunnya
yang disebut Aristotle’s lantern.
Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hemafrodit. Telur
echinodea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang di sebut larva echinopluteus. Melimpahnya jumlah lndak
laut, menandai kondisi air yang tidak
bagus. Landak
laut adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. (Sumiyati sa’adah.
2014:50)
C.
Bagian pada
bulu babi
a.
Skeleton/Rangka (Test)
Kerangka dari landak laut merupakan endoskeleton, karena
kerangka tersebut tertutup oleh lapisan epitel di luar tubuhnya. Kerangka
tersebut diistilahkan sebagai test yang tersusun atas sejumlah ossicle, yaitu
kepingan yang tersusun dari kalsium karbonat yang terbentuk pada daerah di
sekitar mulut. Ossicle memiliki rigi-rigi pada bagian tepinya dimana rigi-rigi
tersebut merupakan tempat sambungan antar ossicle satu dengan yang lain.
Sejumlah ossicle tersebut bersatu sebagai kerangka berbentuk bulat dengan
bagian bawah yang mendatar.
Pada kerangka landak laut terlihat adanya kolom-kolom
yang berornamentasi. Kolom-kolom dengan lubang-lubang kecil merupakan daerah
ambulacral, dimana lubang-lubang tersebut merupakan tempat munculnya kaki
tabung (tube feet), sedangkan bagian yang terapit oleh dua daerah ambulacral
disebutdaerah interambulacral. Daerah ambulacral dan interambulacral tersusun
berselingan seperti yang tampak pada Gambar 1. Selain lubang-lubang, terdapat
pula tonjolan-tonjolan yang merupakan tempat melekatnya duri yang disebut
tubercle. Tubercle merupakan landasan dari duri, dimana duri dan tubercle
dihubungkan oleh jaringan ikat serta jaringan otot. Pada bagian oral kerangka
terdapat celah mulut. Celah ini merupakan tempat organ Aristotels lantern
(lentera Aristoteles) yang berfungsi untuk "mengunyah" makanan. (Oseana,
Volume XXXII, Nomor 3.2007. 2007:38-39)
b.
Duri/spine
Landak laut memiliki duri, merupakan ossicle yang
terspesialisasi. HOWEY (2005) menyebutkan bahwa penyusun utama duri landak laut
adalah magnesium dan kalsium karbonat. HOLMES & FARLEY (2006), menyatakan
bahwa duri landak laut mengandung 2-25 mol persen ion magnesium dan 75-98 mol
persen ion kalsium. Kandungan magnesium tersebut lebih tinggi dari kandungan
magnesium yang menyusun kerangka dari koral, namun demikian kandungan magnesium
pada pembentukan duri landak laut juga dipengaruhi oleh suhu air yang ada di
sekitarnya. Unsur-unsur penyusun duri landak laut, terutama kalsium, diserap
langsung dari perairan di sekitarnya.
Duri-duri landak laut memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi, tergantung jenisnya. Duri landak laut (dewasa) ada yang berbentuk
jarum dengan diameter kurang dari 1 milimeter hingga berbentuk pensil dengan
tebal hampir 1 cm. Pada beberapa jenis landak laut seperti Prionocidaris
verticillata memiliki duri yang ornamentasi dan tampak seperti mahkota duri.
Duri landak laut juga memiliki fiingsi untuk pertahanan dan pergerakan. Dalam
fungsinya sebagai alat pertahanan dari predator, beberapa spesies memiliki duri
yang beracun contohnya pada Diadema antillarum dan Asthenosoma varium. Diadema
setosum memiliki duri yang panjang dan tajam namun sangat rapuh. SHIMEK (2006)
menyatakan bahwa duri Diadema apabila menusuk ke dalam jaringan (hewan dan
manusia) akan patah di dalam jaringan tersebut dan sulit untuk dikeluarkan.
Duri landak laut memiliki bentuk membulat pada bagian
dasarya dan bagian tersebut melekat pada tubercle sebagai landasan. Di antara
sambungan duri dengantubercle terdapat jaringan epitel dan jaringan otot yang
menjadikan duri landak laut dapat melakukan pergerakan walaupun terbatas. Pergerakan
duri tersebut bermanfaat pula bagi mobilitas dan pertahanan landak laut itu
sendiri. Sering dijumpai bahwa dalam satu individu memiliki duri dengan bentuk
yang berlainan. Diadema setosum memiliki duri yang tajam dan panjang, namun
pada bagian oral terdapat duri yang pendek dan tumpul yang berfungsi untuk
pergerakan. Pada Echinothrix calamaris terdapat dua jenis duri, yaitu duri yang
besar/ tebal dan duri yang kecil/tipis. Berdasarkan pengamatan dengan
menggunakan mikroskop, terlihat bahwa duri Echinothrix calamaris yang besar
memiliki tekstur permukaan yang sama sekali berbeda dengan duri yang kecil.
Duri yang kecil ini seringkali menusuk hewan lain yang mendekatinya, dan
apabila manusia yang tertusuk dapat menimbulkan rasa sakit. Perbedaan tekstur permukaan
dari kedua duri Echinothrix calamaris.
Keberadaan duri landak laut yang tajam tidak hanya
berfungsi untuk perlindungan bagi landak laut saja, namun sering dijadikan
sebagai perlindungan oleh biota lainnya. SUGIARTO & SUPARDI (1995)
menyatakan bahwa ikan-ikan kecil jenis Aeoliscus strigatus seringkali
berlindung di antara duri-duri landak laut dari marga Diadema, terutama pada
Diadema yang hidup mengelompok. Apabila ikan tersebut merasa terganggu, ia akan
bersembunyi di antara duri landak laut. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:39
- 41)
c.
Kaki Tabung (tube feet)
Kaki tabung atau tube feet merupakan bagian dari sistem
kanal yang berada di dalam tubuh landak laut. Kaki tabung memiliki peranan
dalam dalam pergerakan dan menangkap partikel makanan, namun FOLLO & FAUTIN
(2001) juga menyebutkan bahwa kaki tabung pada bagian aboral (sisi yang
berlawanan dengan daerah oral/mulut) memiliki peranan untuk respirasi dan
sensasi (sensori). Keberadaan kaki tabung dalam menjalankan fungsinya tidak
terlepas dari sistem kanal itu sendiri.
Cara kerja dari sistem kanal
untuk memunculkan kaki tabung adalah sebagai berikut. Pertama air laut masuk
melalui suatu celah di sisi aboral yang disebut madreporite. Air mengalir di
dalam kanal dengan dibantu oleh silia dan mengalir ke dalam saluran yang
disebut stone canal, kemudian memasuki ring canal dan terdistribusi ke lima
bagian radial canal untuk kemudian air mengisi kaki-kaki tabung sehingga kaki
tabung terjulur keluar.
Kaki tabung dilengkapi dengan alat penghisap. Hal
tersebut berguna bagi landak laut untuk menempel pada substrat dan berjalan di
permukaan substrat. Kasus yang paling mencolok adalah pada Colobocentrorus
atratus. Hewan ini menempel sangat kuat pada tebing karang, karena lingkungan
hidupnya yang berada di daerah tebing yang terkena pasang surut. Melalui kaki
tabung ini, partikel makanan juga dapat ditangkap dan dipindahkan melalui
kaki-kaki tabung sebelum akhirnya sampai di bagian oral. (Oseana, Volume XXXII,
Nomor 3. 2007:41)
d.
Pedicellaria
CHENOWETH menyatakan, bahwa pedicellaria merupakan sebuah
organ unik dan terdapat pada kelas Asteroidea dan Echinoidea. Pedicellaria
memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk pertahanan, makan dan untuk
membersihkan diri. Umumnya struktur pedicellaria terdiri atas kepala, leher dan
tangkai. Kepala dari pedicellaria umumnya memiliki 3 buah rahang dan pada jenis
pedicellaria tertentu ada yang mengandung kelenjar racun.
HARRISON menyatakan bahwa pada landak laut terdapat empat
jenis pedicellaria, yaitu trifoliate atau triphyllous, tridentate, dan
globiferous atau gemmiform, serta ophiocephalous. Pedicellaria jenis tridentate
merupakan pedicellaria yang paling besar dan paling umum ditemui, sedangkan
jenis globiferous biasanya dilengkapi dengan kelenjar racun. Letak pedicellaria
landak laut tersebar di permukaan tubuh dengan masing-masing jenis pedicellaria
bervariasi dalam hal letak dan ukuran. BALDONADO (2001) menyatakan bahwa
pedicellaria jenis triphyllous tersebar di permukaan tubuh (kerangka), namun
hanya sedikit beda daerah madreporit. Pedicellaria jenis tridentate dan
ophiocephalous tersebar merata di permukaan tubuh, sedangkan pedicellaria jenis
globiferous lebih banyak terdapat pada daerah madreporit yaitu lubang tempat
masuknya air dan terletak di dekat anus.
Pedicellaria juga memiliki berbagai fungsi sesuai dengan
tipenya masing-masing dan memiliki respon terhadap rangsang yang spesifik. Hal
tersebut berkaitan dengan bagaimana setiap pedicellaria menjalankan fungsinya.
Secara umum, fungsi dari tiap jenis pedicellaria. (Oseana, Volume XXXII, Nomor
3. 2007:41)
e.
Aristotles lantern
Pada bagian mulut terdapat membran peristome yang di
dalamnya terdapat organ yang disebut Aristotles lantern untuk mengambil dan
"mengunyah" makanan dari substrat. Organ tersebut terhubung dengan
seluran pencernaan seperti faring, lambung, usus, hingga ke anus. Aristotles
lantern merupakan suatu organ yang terdiri atas gigi/ rahang, tulang serta
otot.
FOLLO & FAUTIN (2001) menyebutkan bahwa Aristotles
lantern memiliki lima rahang/ gigi yang dapat menjulur keluar. AZIZ (1994)
menyatakan, bahwa organ ini berfungsi sebagai"rahang dan gigi" yang
dapat melumatkan berbagai jenis alga dan lamun. KROEING & PALMER (2000)
menjelaskan, bahwa gigi-gigi tersebut ditopang oleh sebuah ossicle yang
dinamakan pyramid plate, yang memiliki alur sebagai landasan dari gigi untuk
bergerak ke bawah (keluar) maupun ke atas (masuk). Terjadinya gerakan gigi ke
bawah atau keluar merupakan peranan dari otot extensor, sedangkan terjadinya
gerakan gigi-gigi ke atas atau masuk ke dalam merupakan peranan otot retractor
(KROENING & PALMER, 2000). Pada saat gigi-gigi tersebut keluar, ujung-ujung
gigi tersebut akan terkumpul di satu titik dan memotong makanan yang ada. (Oseana,
Volume XXXII, Nomor 3. 2007:43)
D.
Sistem pada
landak laut
a.
Sistem pernafasan
Respirasi
dilakukan oleh 10 buah kantung (=modifikasi podia) yang terletak di daerah
sekitar mulut.
b.
Sistem pencernaan makanan
Makanan
berupa tumbuh – tumbhuan atau hewan – hewan yang sudah matai jatuh kedasar
laut. Makanan dicerna oleh suatu struktur yang agak kompleks yang disebut
lentera aristotle.
c.
Sistem ambulakrum
Sistem
ambulakrum terdiri atas :
1.
Madereporit
2.
Saluran batu
3.
Saluran cincin
4.
Lima saluran radial
d.
Sistem saraf
Sistem
saraf terdiri atas :
1.
Cinin saraf
2.
Lima saraf radial
3.
Pleksus subepidermal
e.
Organ sensori
Podia,
duri, pediia selaria dapat bertindak sebagai organ sensori
f.
Perilaku
Hewan
ini bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung. Duri dianggap sebagai
pelindung tubuh.(Adun Rusyana.2013:125 – 128 )
E.
Reproduksi
pada landak laut
Landak laut adalah hewan dengan
jenis kelamin terpisah, ada hewan jantan dan ada hewan betina. Pada umumnya,
landak laut memiliki lima lobus gonad yang tersusun pada daerah
interambulacral. AZIZ (1993) menjelaskan, bahwa pada landak laut regular
setelah cangkang luar dipotong, akan terlihat lima lobus gonad yang berwarna
kuning muda, krem, sampai coklat tua, ukuran dan berat gonad tersebut akan
mencapai maksimum pada saat memijah. Warna gonad tergantung pada jenis landak laut
dan tingkat kematangan dari telur landak laut tersebut.
Gonad landak laut terhubung
dengan suatu celah untuk melepaskan sperma ataupun telur yang disebut sebagai
gonophore. Pada landak laut jantan dan betina ukuran gonophore berbeda, yakni
gonophore betina lebih besar daripada gonophore jantan (MISKELY, 2002). Pada
saat memijah, telur dan sperma akan dilepaskan dan kemudian terjadi
fertilisasi. PATTON (1998) menjelaskan bahwa setelah telur mengalami
fertilisasi, maka terjadi pembelahanmenjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya
hingga terbentuk blastula. Selanjutnya blastula akan mengalami gastrulasi,
mulut mulai terbentuk dan terbentuklah tahapan prisma dimana larva mulai mampu
untuk makan. Setelah tahapan prisma, maka larva berkembang menjadi tahap pluteus
dan setelah itu terjadi metamorfosis menjadi juvenil landak laut.
Larva hidup sebagai plankton sebelum mengalami
metamorfosis. FREEMAN (2007) menyatakan, bahwa kebanyakan larva echinoidea
melalui tahapan berenang bebas yang disebut echinopluteus, larva tersebut
memiliki simetri bilateral tanpa terlihat adanya simetri pentaradial yang
menjadi ciri dari landak laut. Larva akan mengalami metamorfosis menjadi
juvenile setelah larva tersebut menempel di dasar perairan (substrat). Jangka
waktu antara perkembangan plankton hingga menetap di dasar perairan sangat
tergantung pada jenis dan keadaan geografis . (jurnal sekilas mengenai landak
laut. 2007:44)
F.
Habitat
landak laut
Landak laut sering dijumpai pada dasar perairan baik pada
daerah berpasir, daerah padang lamun, daerah pertumbuhan algae, maupun di
daerah terumbu karang dan karang-karang mati. Landak laut seringkali ditemukan
pada habitat yang spesifik, namun sebagian landak laut mampu hidup pada daerah
yang berbeda. Echinometra mathaei merupakan landak laut yang hanya dijumpai di
celah-celah bebatuan atau karang mati. Contoh lain dari landak laut yang hidup
pada habitat yang spesifik adalah Colobocentrotus atratus yang hidup pada
tebing-tebing daerah pasang-surut (MISKELLY, 2002), bukan pada dasar perairan
seperti landak laut pada umumnya. Hal tersebut berbeda dengan Diadema setosum
yang dapat ditemukan pada hampir semua daerah mulai rataan pasir, padang lamun,
hingga pada daerah bebatuan. BIRKELAND (dalam SUGIARTO & SUPARDI, 1995)
menyebutkan bahwa marga Diadema memakan daun lamun dan dianggap sebagai
herbivora, namun pada lingkungan yang berbeda mereka dapat beradaptasi dengan
memakan krustasea, foraminifera, polip karang dan algae. Landak laut hidup
secara berkelompok maupun soliter tergantung dari jenis dan habitatnya. (Oseana,
Volume XXXII, Nomor 3. 2007:45)
G.
Pemanfaatan
bulu babi atau landak laut
Landak laut telah dikenal
sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di
beberapa tempat di Indonesia, landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai
bahan makanan. Fauna ini banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil
telurnya dan dijadikan menu makanan sehari-hari. CHASANAH & ANDAMARI (dalam
RADJAB, 2001) menyebutkan, bahwa telur landak laut memiliki nilai gizi yang
tinggi dengan nilai protein dalam berat basah antara 7,04-8,20% dan nilai
protein dalam berat kering antara 51,80-57,80%. Nilai lemak dalam berat basah
antara 1,14-1,35% dan nilai lemak dalam berat kering antara 8,53-9,36%.
Di Indonesia, landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan
untuk konsumsi harian rumah tangga yakni dengan cara menangkap langsung di
habitatnya tanpa ada usaha komersialisasi dan budidaya. Pada umumnya masyarakat
hanya mengumpulkan landak laut di sekitar pantai dan mengambil gonadnya tanpa
memisahkan berdasarkan jenis yang ada. Gonad yang dikumpulkan dari beberapa
jenis landak laut yang berbeda dicampur ke dalam suatu wadah.
Budidaya landak laut kini sudah
dilakukan di berbagai penjuru dunia yakni mulai dari skala laboratorium hingga
skala massal oleh instansi perikanan, baik melalui pengelolaan swasta maupun
pengelolaan oleh pemerintah. Dalam pemeliharaan dan penanganan pasca panen
sudah dipisahkan berdasarkan jenis landak lautnya Hal tersebut dimaksudkan
untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan, sehingga landak laut menjadi
komoditas berharga yang memiliki nilai jual tinggi.
KURNIA (2006) menyatakan bahwa
masyarakat Jepang juga menangkap dan membudidayakan landak laut untuk diambil
gonadnya sebagai makanan yang disebut uni. Harga uni tersebut berkisar antara
50 sampai 500 US$ untuk satu kilogram uni, tergantung warna dan teksturnya.
Menurut ASLAN (dalam KURNIA, 2006), ada tiga jenis bulu babi yang dapat
dikembangkan di Indonesia yakni jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla
dan Diadema setosum. (Oseana, Volume XXXII, Nomor
3.2007:38)
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Echino dermata merupakan hewan
yang menempati lingkungan perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk
tubuuhnya yang simetri radial. Selain itu Echino dermata sistem saluarn air
yang khas yang dinamakan sistem amburakral.
Landak laut adalah hewan yang
hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial, serta memiliki
endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri yang jelas, namun
pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam perisai, contohnya
adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya Ekhinodermata
lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan bagian dari
sistem kanal.
1.
Struktur tubuh
2.
Sistem pernafasan
3.
Sistem pencernaan makanan
4.
Sistem ambulakrum
5.
Sistem saraf
6.
Sistem reproduksi
7.
Perilaku
Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai
ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia,
landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Fauna ini
banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil telurnya dan dijadikan
menu makanan sehari-hari
B.
KRITIK DAN
SARAN
Landak laut telah dikenal
sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Tetapi
landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga
yakni dengan cara menangkap langsung di habitatnya tanpa ada usaha
komersialisasi dan budidaya. Bayangkan jika landak laut di budidayakan pasti
ekonomi masyarakat terutama pada nelayan pasti akan meningkat, dan dengan
bantuan dari pemerintah pasti bisa di budidayakan, tetapi pada saat ini
pemerintah kurang peduli atas landak laut tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sa’adah
Sumiyati. 2014. Materi pokok zoologi
invertebrata. Bandung
Sa’adah
Sumiyati. 2014. Panduan praktikum zoologi
invertebrata. Bandung
Rusyana
Adun. 2013. Zoologi invertebrata(teori
dan praktik). Bandung : penerbit alfabeta
Jurnal
Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007. sekilas mengenai landak laut
http://alamkuduniabiologi.blogspot.com/2013/10/makalah-echinodermata.html
DAFTAR ISI
No comments:
Post a Comment