Sunday, December 14, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan merupakan proses dimana seorang individu mengalami perubahan dalam aspek psikologis dan sosialnya.Setiap individu dalam proses hidupnya selalu akan mengalami,tumbuh,berkembang baik dalam hal psikologis maupun sosialnya dengan melaui beberapa periode/tahapan-tahapan perkembangan .Adapun tahapan-tahapan perkembangan suatu individu memiliki beberapa dan tugas-tugas yang harus dicapai demi keberhasilan perkembangan pada fase tersebut.Keberhasilan mencapai fase tersebut sangat mempengaruhi individu untuk melalui tahapan perkembangan selanjutnya dan memperlancar pelaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahap selanjutnya.Sebaliknya,jika seseorang individu gagal melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahapan tersebut akan berakibat tidak baik bagi perkembangan psikologis maupun sosialnya.
Salah satu tahapan perkembangan yang harus dilalui oleh individu dalam rentang kehidupan nya adalah masa remaja.Remaja adalah masa dimana pada individu berusia antara 11-17 tahun yang ditandai dengan sifat-sifat yang idealis,berkhayal,memiliki ego yang tinggi dan mulai berpikir tentang masa depan.Hal tersebut menunjukkan remaja bahwa mereka telah berada dalam masa perkembangan yang disebut adolensi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari tugas-tugas perkembangan?
2. Apa tugas-tugas perkembangan dan perbedaan perkembangan peserta didik pada setiap masa perkembangan?
3. Hukum apa saja yang mengatur tentang perkembangan dan pertumbuhan?
4. Bagaimana karakteristik peserta didik?
C. TUJUAN
a) Menjelaskan definisi Perkembangan dan tugas-tugas perkembangan
b) Mengetahui tugas tugas dan perbedaan perkembangan individu dari setiap masa perkembangan
c) Memahami hukum-hukum tentang perkembangan dan pertumbuhan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
Belajar berjalan
a. Belajar mekan makanan padat
b. Belajar berbicara
c. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
d. Mencapai stabilitas fisiologik
e. Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
f. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
g. Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati
2. Masa Anak Sekolah
a. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
b. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
c. Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
d. Belajar peranan jenis kelamin
e. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
h. Belajar membebaskan ketergantungan diri
i. Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga
3. Masa Remaja
a. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
b. Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
c. Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
e. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
f. Perkembangan skala nilai
g. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
h. Persiapan mandiri secara ekonomi
i. Pemilihan dan latihan jabatan
j. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
4. Masa Dewasa Awal
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan hidup
c. Belajar hidup dengan suami/istri
d. Mulai membentuk keluarga
e. Mengasuh anak
f. Mengelola/mengemudikan rumah tangga
g. Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara
h. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
5. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
a. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
b. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
c. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
d. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
f. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas – tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3. Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang sedang berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan
4. Tuntutan norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan (Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) ) sebagai berikut :
1. Tugas – tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak – kanak (0 – 6 tahun)
a. Belajar berjalan.
b. Belajar memakan makanan padat.
c. Belajar berbicara.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g. Membentuk konsep – konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang – orang disekitarnya.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas perkembangan disetiap fase – fase perkembangan 0 – 6 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of life :
a. Fase pertama (0 – 1 tahun)
Belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri, melatih fungsi – fungsi motorik.
b. Fase kedua (2 – 4 tahun)
Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap – cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan binatang kesayangannya.
c. Fase ketiga ( > 5 tahun)
Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas (pergaulan dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar. Menurut Soe’oed (dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) syarat penting untuk berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial. A. Gosin (Soe’oed, dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) : sosialisasi adalah proses belajar yang dialami oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan,keterampilan, nilai – nilai dan norma – norma agar dia bisa berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya.
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a. Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu.
b. Masa natal :
1) Infancy atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan
2) Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena perkembangan) anak mulai berusaha menjadi lebih independen.
3) Masa anak ( > 2 tahun), Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan yang ada.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
a. Masa bayi (0 – 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan – kemungkinan mencapai kepuasan.
b. Masa Toddler (1,5 – 3 tahun)
c. Anak belajar menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting, yakni pemisahan diri dari ibu dan mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk hidup.
d. Awal masa kanak – kanak ( > 4 tahun)
e. Anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari benda ke orang.
2. Tugas – tugas perkembangan pada masa sekolah (6 – 12 tahun)
Menurut Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) tugas – tugas perkembangan masa ini adalah :
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan : bermain sepak bola, loncat tali, berenang.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c. Belajar bergaul dengan teman – teman sebaya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
f. Belajar mengembangkan konsep sehari – hari.
g. Mengembangkan kata hati
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga–lembaga.
Menurut ahli psikologi lain tentang tugas – tugas perkembangan fase anak 6 – 12 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of life :
a. Fase ketiga (6 – 8 tahun)
Anak belajar bersosialisasi dengan lingkungannya.
b. Fase keempat (9 – 12 tahun)
Anak belajar mencoba, bereksperimen,bereksplorasi, yang distimulasi oleh dorongan – dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a. Masa anak (6 – 11 tahun).
Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Masa praremaja (11 – 12 tahun).
Anak belajar memberontak yang ditunjukkan dengan tingkah laku negatif.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
a. Awal masa kanak – kanak (6 – 7 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya, ia mulai bias melakukan hal – hal kecil (berpakaian, makan) secara mandiri.
b. Akhir masa kanak – kanak (8 – 11 tahun)
Anak belajar untuk membuat kelompok dan berorganisasi.
c. Awal masa remaja (12 tahun)
Anak belajar membuang masa kanak – kanaknya dan belajar memusatkan perhatian pada diri sendiri.
3. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA(adolescence)
Masa ini merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976 ; Kaczman & Riva, 1996). Remaja merupakan masa berkembangnya identity (identitas) (Erik Erickson (Adams & Gullota, 1983 : 36 – 37; Conger, 1977 : 92 – 93)). Identity adalah suatu pengorganisasian dorongan – dorongan (drives), kemampuan – kemampuan (abilities), keyakinan – keyakinan (beliefs), dan pengalaman – pengalaman individu kedalam citra diri (images of self) yang konsisten (Anita E. Woolfolk). Lustin Pikunas (1976 : 257 – 259), masa remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar dapat diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya.
Menurut beberapa ahli tugas – tugas perkembangan pada masa ini adalah :
1. William Kay
a. Menerima fisiknya sendiri beriku keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur – figur yang menjadi otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain baik secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model untuk dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas dasar prinsip atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan masa kanak – kanaknya.
2. Robert J. Havighurst (1961)
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b. Mencapai peranan sosial sebagai pria atau wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemadirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Mancapai jaminan kemandirian ekonomi.
f. Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
g. Belajar merencanakan hidup berkeluarga.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual.
i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.
k. Mengamalkan nilai – nilai keimanan dan ketakwaan kepada tuhan dalam kehidupan sehari – hari, baik pribadi maupun sosial.
3. Secara Umum Tugas tugas Remaja
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra remaja, anak tumbuh demikian cepat mengarahkan pada bentuk orang dewasa, yang dibarengi oleh perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan hayalan dan impian.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksuil yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial yang terutama ditekankan pada hubungan antara dua jenis kelamin yang merupakan suatu kewajaran remaja saling mencari pasangan. Sangat penting dalam hal ini, bahwa seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibuthkan dan rasa berharga.
d. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang dihadapkan bagi remaja adalah bebas dar ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Pada masa kanak-kanak, anak sangat bergantung emosinya pada orang tua atau orang dewasa lain. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
e. mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan kelak hidup sebagai orang dewasa.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlakukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragamn pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sisitem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan atau menduga hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi berdasarkan sesutau yang abstrak dan memikirkan semua kemungkinan secara sistematis utnuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
g. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain. Pada usia remaja akhir, para remaja sudah dapat mencapai sikap altruistik yang tinggi.
i. Mempersiakan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
4. TUGAS –TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Masa dewasa tidak kalah pentingnya dengan masa-masa yang lain dalam kehidupan. Di masa inilah, segala kematangan dalam kehidupan diperoleh. Sedangkan tugas-tugas perkembagan masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau calon istri)
Dewasa awal sadar bahwa dirinya ada rasa simpati, rasa tertarik untuk selalu bersama-sama dengan lawan jenisnya. Tetapi mereka umumnya masih ada rasa ragu dan malu untuk saling mendekat dan saling bergaul pada mulanya.
b. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri
c. Mulai hidup dalam keluarga
d. Belajar mengasuh anak-anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warganegara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya
5. TUGAS PERKEMBANGAN MASA SETENGAH BAYA
Pada masa setengah baya, tanggung jawab sebagai manusia dewasa menjadi lebih besar. Tugas-tugas perkembangan pada masa ini, yaitu:
a. Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berwarga negara dan hidup bermasyarakat.
b. Menetapkan dan memelihara suatu standart kehidupan ekonomi bagi kehidupannya.
c. Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang dewasa.
e. Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi.
f. Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan pisiologis dalam masa setengah baya.
g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.
6. TUGAS PERKEMBANGAN MASA TUA
Pada umumnya pada masa ini manusia banyak mengalami degradasi, terutama pada aspek fisik. Tugas-tugas pada masa ini ialah:
a. Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang berkurang.
c. Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.
d. Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman seusia.
e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat.
f. Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik.
B. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Hukum pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang mempengaruhi karakteristik setiap individu. Adapun hukum-hukum perkembangan adaah sebagai berikut:
1. Hukum Cephalocoundal
Menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian pada kepala tumbuh terlebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Misalnya kepala bayi yang baru lahir tumbuh lebih “matang” daripada bagian tubuh lainnya.
2. Hukum Proximodistal
Menyatakaan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang berada di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada yang ada di tepi.
3. Perkembangan terjadi dari Umum ke Khusus
Menyatakaan bahwa proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang lebih khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Werner bahwa anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakan jari-jari tangannya.
4. Perkembangan Berlangsung dalam tahapan-tahapan Perkembangan
Menyatakaan bahwa dalam proses perkembangan terjadi tahapan yang terbagi ke dalam masa-masa perkembangan, dimana di setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Contoh penahapan pada manusia antara lain meliputi masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2-1 bulan), masa pra-sekolah (1-5 tahun), dan seterusnya.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Menyatakan bahwa tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum. Perbadaan cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan menampilkan perbedaan individual, tidak banyak yang bisa dilakukan guru atau orangtua untuk mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.
C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Usia Menengah (Remaja)
Istilah asing yang sering dipakai menggambarkan remaja adalah puberteit, adolescentia, youth. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut pubertas atau remaja. Remaja sulit didefinisikan secara mutlak sehingga remaja menurut berbagai sudut pandangan.
1. Pengertian Remaja menurut Hukum
Tidak ada konsep remaja yang diterangkan secara terbuka menurut hukum, hanya saja pada undang-undang perkawinan disebutkan bahwa usia minimal untuk suatu perkawinan adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (pasal 17 Undang-Undang No. 1/1974 tentang perkawinan). Rentang usia tersebut disejajarkan dengan pengertian remaja menurut ilmu-ilmu sosial.
2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Menurut ilmu kedokteran remaja dikenal sebagai suatu tahapan perkembangan fisik saat organ reproduksinya telah mencapai kematangan. Secara anatomis keadaan tubuh umumnya sudah mencapai keadaan yang sempurna, contohnya seorang pria mulai berotot dan berkumis.
3. Batasan Remaja menurut WHO
Menurut WHO remaja yaitu sebagai berikut:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri.
4. Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Puncak perkembangan kejiwaan itu ditandai oleh adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke kondisi “negen-tropy” (Sarlito,1991:11). Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun secara rapi. Kondisi negentropy adalah suatu keadaan yang menggambarkan bahwa isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikapnya. Konflik-konflik dalam diri remaja yang sering menimbulkan masalah bergantung pada keadaan masyarakat sekitarnya. Remaja yang tinggal di sekitar masyarakat yang menuntut persyaratan berat untuk menjadi dewasa akan mengalami masa remaja dalam kurun waktu yang panjang.
5. Definisi Remaja menurut Masyarakat Indonesia
Sebagai pedoman umum, batasan usia remaja Indonesia adalah 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a. Usia 11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
b. Usia 11 tahun dianggap sudah akhil balig, sehingga mereka tidak diperlakukan seperti anak-anak.
c. Pada usia tersebut, tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital perkembangan kognitif maupun moral.
d. Batas usia 24 tahun dianggap sebagai batas masa remaja, asalkan mereka sudah tidak menggantungkan diri.
e. Seorang yang sudah menikah akan dianggap dewasa, walau berapapun usia mereka.
D. Tugas Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Remaja
1. Pengertian Pendidikan dan Karier
Pendidikan pada hakikatnya adalah media belajar bagi manusia. Adapun karier adalah hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan yang dijalani oleh seseorang.
2. Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier
Remaja telah memiliki minat yang jelas tentang jenis pendidikan dan pekerjaan yang didamkannya, kemudian meraka mulai menyadari bahwa untuk mencapainya mereka perlu dukungan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki. Pada masa SMP remaja mulai mempelajari situasi pendidikan baru yang beragam dan kompleks. Pada masa SMA mereka mulai mengenal pemilihan program pendidikan atau jurusan, selain itu mereka juga memiliki teman dari berbagai latar belakang. Dengan demikian mereka telah mengenal 3 lingkungan pendidikan, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak-anak, didalamnya ditekankan nilai moral yang tujuan penyelenggaraannya bersifat individual. Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan informal yang dikenal anak-anak, disana mereka mulai mengenal berbagai nilai dan norma sosial. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang sengaja diciptakan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai media pendidikan bagi generasi muda, khususnya memberikan keterampilan sebagai bekal kehidupan di kemudian hari.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
a. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak. Kondisi sosial menggambarkan status orangtua merupakan faktor yang “dilihat” oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan disini meliputi tiga macam. Pertama, lingkungan masyarakat, berbagai latar belakang lingkungan masyarakat yang ada akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan yang akhirnya akan mempengaruhi pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan karier yang diidamkannya. Kedua, lingkungan lembaga pendidikan, lembaga pendidikan yang baik mutunya pasti akan berpengaruh pada sikap dan perilaku kehidupan pendidikan anak dan pola pikirnya dalam menghadapi karier. Ketiga, adalah lingkungan sebaya yang memberikan peluang bagi remaja untuk menjadi pribadi yang lebih matang.
c. Faktor Pandangan Hidup
Pandangan hidup itu sendiri merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-citanya.
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier terhadap Tingkah Laku dan Sikap
Kurikulum pada jenjang sekolah dasar sangatlah umum, sekolah belum membekali siswa dengan keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Sehingga banyak orang tua dari kalangan yang kurang mampu menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting dan tidak bisa memberikan pekerjaan bagi anak mereka. Pandangan seperti ini akan mempengaruhi sikap mereka pada pendidikan sekolah tersebut.
5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Proses pemilihan kerja sebenarnya telah berlangsung sejak dini di saat anak itu menetapkan pilihan sekolah. Para remaja mempunya kemampuan menarik keputusan meskipun dasar pertimbangan yang digunakan belum cukup luas, terutama yang berkaitan dengan pandangan masa depan yang belum mantab. Oleh karena itu, mereka masih memerlukan arahan dan bimbingan dalam memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
6. Perkembangan Karier Remaja
Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg berada pada periode pilihan tentatif (11-17 tahun) ditandai dengan meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masaah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakan di masa mendatang. Periode tentatif ini meliputi empat tahap berikut.
a. Tahap Minat (11-12 tahun)
Remaja mulai mempunyai rencana dan kemungkinan pilihan karier yang didasarkan pada minat.
b. Tahap Kapasitas (12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan keterampilan dan kemampuan pribadinya sebagai pertimbangan dalam melakukan pilihan dan rencana-rencana karier.
c. Tahap Nilai (15-16 tahun)
Remaja telah menganggap penting peranan nilai-nilai pribadi dalam proses pemilihan karier.
d. Tahap Transisi (17-18 tahun)
Remaja mulai bergerak dari pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir kesadaran ke dalam posisi yang lebih sentral.
E. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga
1. Upaya Menarik Lawan Jenis
Seiring dengan kematangan seksual pada para remaja, maka berdampak terhadap dorongan seksual dan ia mulai tertarik pada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja itu cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya. Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
2. Timbulnya Cinta dan Jatuh Cinta
Seorang remaja akan mengalami jatuh cinta pada usia belasan tahun (Garrison, 1956:483). Alasan yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta adalah bermacam-macam, diantaranya adalah faktor kepribadian, fisik, budaya, latar belakang keluarga, dan kemampuan. Selanjutnya mereka akan berusaha saling saling mengenal satu sama lain untuk membina hubungan yang lebih lanjut.
3. Masyarakat dan Perkawinan
Setiap masyarakat di dunia memiliki norma berkenaan dengan masalah perkawinan. Dengan demikian perkawinan tidak haya didasarkan pada faktor biologis semata, tetapi diatur oleh berbagai aturan atau norma yang beraku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Selain itu faktor lain yang dijadikan pertimbangan adalah kesamaan-kesamaan, dalam hal: ras, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
F. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
1. Pendidikan di Indonesia masih menerapkan konsep klasikal, yaitu memberlakukan pola dan system pengajaran yang sama pada semua siswa, walaupun mereka berbeda-beda. Oleh karena itu yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuan, keinginan untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
2. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai berikut.
a. Bimbingan karier yang bertujuan untuk mengarahkan siswa kepada pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan mereka.
b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan lingkungan.
c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.
3. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini.
a. Bimbingan tentang cara bergaul dengan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan budi pekerti.
b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik di dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c. Perlu dialkukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orangtua secara periodic, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau tidaknya sangat berperan terhadap kehidupan individu. Tugas-tugas ini dipengaruhi oleh faktor fisik, kultural, cita-cita hidup, dan norma agama.Tugas-tugas perkembangan anak mulai bayi hingga usia sekolah adalah cenderung kepada proses pembelajaran awal tentang tata cara dasar berperilaku dan bermasyarakat. Sedangkan pada masa remaja, cenderung terjadi pencarian jati diri individu dan proses-proses pendewasaan baik fisik maupun psikis.
Pada masa dewasa awal dan setengah baya, individu mulai mencapai kematangan dalam berpikir dan berperilaku. Di masa ini, tanggung jawab seorang individu sangat diimplementasikan, terutama mengenai kehidupan berumah tangga. Sedangkan saat mencapai usia tua, individu banyak mengalami degradasi, terutama secara fisik. Kemampuan umum dan kesehatan umumnya menjadi menurun.
B. KRTIK DAN SARAN
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas. mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad., Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Fatimah,Enung.Psikologi Remaja:Perkembangan Peserta Didik.Pustaka Setia
http://kafeilmu.com/tema/makalah-tugas-perkembangan-remaja-teori-havigharst.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………….……..ii
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB 2 2
PEMBAHASAN 2
A. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN 2
B. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan 12
C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Usia Menengah (Remaja) 13
D. Tugas Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Remaja 14
E. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga 17
F. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan 17
BAB III 19
PENUTUP 19
A. KESIMPULAN 19
B. KRTIK DAN SARAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan merupakan proses dimana seorang individu mengalami perubahan dalam aspek psikologis dan sosialnya.Setiap individu dalam proses hidupnya selalu akan mengalami,tumbuh,berkembang baik dalam hal psikologis maupun sosialnya dengan melaui beberapa periode/tahapan-tahapan perkembangan .Adapun tahapan-tahapan perkembangan suatu individu memiliki beberapa dan tugas-tugas yang harus dicapai demi keberhasilan perkembangan pada fase tersebut.Keberhasilan mencapai fase tersebut sangat mempengaruhi individu untuk melalui tahapan perkembangan selanjutnya dan memperlancar pelaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahap selanjutnya.Sebaliknya,jika seseorang individu gagal melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada tahapan tersebut akan berakibat tidak baik bagi perkembangan psikologis maupun sosialnya.
Salah satu tahapan perkembangan yang harus dilalui oleh individu dalam rentang kehidupan nya adalah masa remaja.Remaja adalah masa dimana pada individu berusia antara 11-17 tahun yang ditandai dengan sifat-sifat yang idealis,berkhayal,memiliki ego yang tinggi dan mulai berpikir tentang masa depan.Hal tersebut menunjukkan remaja bahwa mereka telah berada dalam masa perkembangan yang disebut adolensi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari tugas-tugas perkembangan?
2. Apa tugas-tugas perkembangan dan perbedaan perkembangan peserta didik pada setiap masa perkembangan?
3. Hukum apa saja yang mengatur tentang perkembangan dan pertumbuhan?
4. Bagaimana karakteristik peserta didik?
C. TUJUAN
a) Menjelaskan definisi Perkembangan dan tugas-tugas perkembangan
b) Mengetahui tugas tugas dan perbedaan perkembangan individu dari setiap masa perkembangan
c) Memahami hukum-hukum tentang perkembangan dan pertumbuhan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut:
1. Masa bayi dan anak-anak
Belajar berjalan
a. Belajar mekan makanan padat
b. Belajar berbicara
c. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
d. Mencapai stabilitas fisiologik
e. Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
f. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain
g. Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati
2. Masa Anak Sekolah
a. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
b. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh
c. Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya
d. Belajar peranan jenis kelamin
e. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai
h. Belajar membebaskan ketergantungan diri
i. Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga
3. Masa Remaja
a. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif
b. Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita
c. Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
e. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki
f. Perkembangan skala nilai
g. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat
h. Persiapan mandiri secara ekonomi
i. Pemilihan dan latihan jabatan
j. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
4. Masa Dewasa Awal
a. Mulai bekerja
b. Memilih pasangan hidup
c. Belajar hidup dengan suami/istri
d. Mulai membentuk keluarga
e. Mengasuh anak
f. Mengelola/mengemudikan rumah tangga
g. Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara
h. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
5. Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya
a. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
b. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
c. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia
d. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
f. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.
Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas – tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan – kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis, berhitung, dan organisasi
3. Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri (psikologis) yang sedang berkembang itu sendiri : memilih teman dan pekerjaan
4. Tuntutan norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada setiap fase perkembangan (Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) ) sebagai berikut :
1. Tugas – tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak – kanak (0 – 6 tahun)
a. Belajar berjalan.
b. Belajar memakan makanan padat.
c. Belajar berbicara.
d. Belajar buang air kecil dan buang air besar.
e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g. Membentuk konsep – konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam.
h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang – orang disekitarnya.
i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
Menurut beberapa ahli psikologi lainnya tentang tugas perkembangan disetiap fase – fase perkembangan 0 – 6 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of life :
a. Fase pertama (0 – 1 tahun)
Belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri, melatih fungsi – fungsi motorik.
b. Fase kedua (2 – 4 tahun)
Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap – cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan binatang kesayangannya.
c. Fase ketiga ( > 5 tahun)
Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas (pergaulan dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar. Menurut Soe’oed (dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) syarat penting untuk berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial. A. Gosin (Soe’oed, dalam Ihromi, ed., 1999 : 30) : sosialisasi adalah proses belajar yang dialami oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan,keterampilan, nilai – nilai dan norma – norma agar dia bisa berpartisipasi sebagai anggota dalam masyarakatnya.
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a. Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu.
b. Masa natal :
1) Infancy atau neonatus (dari lahir sampi usia 14 hari), penyesuaian terhadap lingkungan
2) Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), bayi tidak berdaya dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena perkembangan) anak mulai berusaha menjadi lebih independen.
3) Masa anak ( > 2 tahun), Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan yang ada.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
a. Masa bayi (0 – 1,5 tahun), anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya, dan ia belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan – kemungkinan mencapai kepuasan.
b. Masa Toddler (1,5 – 3 tahun)
c. Anak belajar menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan dua tugas penting, yakni pemisahan diri dari ibu dan mulai menguasai diri, lingkungan, dan keterampilan dasar untuk hidup.
d. Awal masa kanak – kanak ( > 4 tahun)
e. Anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari benda ke orang.
2. Tugas – tugas perkembangan pada masa sekolah (6 – 12 tahun)
Menurut Robert J. Havighurst (Monks, et al., 1984, syah, 1995; Andrissen, 1974; Havighurst, 1976) tugas – tugas perkembangan masa ini adalah :
a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan : bermain sepak bola, loncat tali, berenang.
b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c. Belajar bergaul dengan teman – teman sebaya.
d. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
f. Belajar mengembangkan konsep sehari – hari.
g. Mengembangkan kata hati
h. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
i. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga–lembaga.
Menurut ahli psikologi lain tentang tugas – tugas perkembangan fase anak 6 – 12 tahun :
1. Charlotte Buhler (1930) dalam bukunya yang berjudul The first tear of life :
a. Fase ketiga (6 – 8 tahun)
Anak belajar bersosialisasi dengan lingkungannya.
b. Fase keempat (9 – 12 tahun)
Anak belajar mencoba, bereksperimen,bereksplorasi, yang distimulasi oleh dorongan – dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya Developmental Psychology :
a. Masa anak (6 – 11 tahun).
Anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Masa praremaja (11 – 12 tahun).
Anak belajar memberontak yang ditunjukkan dengan tingkah laku negatif.
3. Erik Erickson (1963) dalam bukunya Chilhood and Society :
a. Awal masa kanak – kanak (6 – 7 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya, ia mulai bias melakukan hal – hal kecil (berpakaian, makan) secara mandiri.
b. Akhir masa kanak – kanak (8 – 11 tahun)
Anak belajar untuk membuat kelompok dan berorganisasi.
c. Awal masa remaja (12 tahun)
Anak belajar membuang masa kanak – kanaknya dan belajar memusatkan perhatian pada diri sendiri.
3. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA(adolescence)
Masa ini merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976 ; Kaczman & Riva, 1996). Remaja merupakan masa berkembangnya identity (identitas) (Erik Erickson (Adams & Gullota, 1983 : 36 – 37; Conger, 1977 : 92 – 93)). Identity adalah suatu pengorganisasian dorongan – dorongan (drives), kemampuan – kemampuan (abilities), keyakinan – keyakinan (beliefs), dan pengalaman – pengalaman individu kedalam citra diri (images of self) yang konsisten (Anita E. Woolfolk). Lustin Pikunas (1976 : 257 – 259), masa remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar dapat diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya.
Menurut beberapa ahli tugas – tugas perkembangan pada masa ini adalah :
1. William Kay
a. Menerima fisiknya sendiri beriku keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur – figur yang menjadi otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain baik secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model untuk dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat kemampuan mengendalikan diri atas dasar prinsip atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan masa kanak – kanaknya.
2. Robert J. Havighurst (1961)
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b. Mencapai peranan sosial sebagai pria atau wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemadirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Mancapai jaminan kemandirian ekonomi.
f. Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan).
g. Belajar merencanakan hidup berkeluarga.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual.
i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku.
k. Mengamalkan nilai – nilai keimanan dan ketakwaan kepada tuhan dalam kehidupan sehari – hari, baik pribadi maupun sosial.
3. Secara Umum Tugas tugas Remaja
a. Mampu menerima keadaan fisiknya.
Pada periode pra remaja, anak tumbuh demikian cepat mengarahkan pada bentuk orang dewasa, yang dibarengi oleh perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka sendiri, bukan hayalan dan impian.
b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.
c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
Akibat adanya kematangan seksuil yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan sosial yang terutama ditekankan pada hubungan antara dua jenis kelamin yang merupakan suatu kewajaran remaja saling mencari pasangan. Sangat penting dalam hal ini, bahwa seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau sesama jenis agar memperoleh rasa dibuthkan dan rasa berharga.
d. Mencapai kemandirian emosional.
Tugas perkembangan yang dihadapkan bagi remaja adalah bebas dar ketergantungan emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka. Pada masa kanak-kanak, anak sangat bergantung emosinya pada orang tua atau orang dewasa lain. Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung semacam itu.
e. mencapai kemandirian ekonomi.
Kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang berhubungan dengan ekonomi merupakan tugas perkembangan remaja yang penting, karena mereka akan kelak hidup sebagai orang dewasa.
f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlakukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.
Sebagai hasil dari perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragamn pengalaman dengan lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya. Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya atau sisitem nilai yang dimilikinya. Dengan kata lain , remaja sudah dapat memikirkan atau menduga hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi berdasarkan sesutau yang abstrak dan memikirkan semua kemungkinan secara sistematis utnuk memecahkan suatu persoalan atau masalah.
g. Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
Proses pengikatan individu kepada kelompok sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang lain. Pada usia remaja akhir, para remaja sudah dapat mencapai sikap altruistik yang tinggi.
i. Mempersiakan diri untuk memasuki perkawinan.
Sikap remaja terhadap pernikahan ternyata beragam, sebagian remaja bersifat antagonistik (menentang dan merasa takut) dan sebagian lainnya menerimanya dengan sikap positif.
j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas fase perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.
4. TUGAS –TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
Masa dewasa tidak kalah pentingnya dengan masa-masa yang lain dalam kehidupan. Di masa inilah, segala kematangan dalam kehidupan diperoleh. Sedangkan tugas-tugas perkembagan masa dewasa awal adalah sebagai berikut:
a. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau calon istri)
Dewasa awal sadar bahwa dirinya ada rasa simpati, rasa tertarik untuk selalu bersama-sama dengan lawan jenisnya. Tetapi mereka umumnya masih ada rasa ragu dan malu untuk saling mendekat dan saling bergaul pada mulanya.
b. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri
c. Mulai hidup dalam keluarga
d. Belajar mengasuh anak-anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
g. Mulai bertanggung jawab sebagai warganegara secara layak
h. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya
5. TUGAS PERKEMBANGAN MASA SETENGAH BAYA
Pada masa setengah baya, tanggung jawab sebagai manusia dewasa menjadi lebih besar. Tugas-tugas perkembangan pada masa ini, yaitu:
a. Memperoleh tanggung jawab sebagai orang dewasa yang berwarga negara dan hidup bermasyarakat.
b. Menetapkan dan memelihara suatu standart kehidupan ekonomi bagi kehidupannya.
c. Membantu anak-anak remajanya untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
d. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang sesuai dengan orang dewasa.
e. Menciptakan hubungan diri dengan suami atau istri sebagai pribadi.
f. Menerima dan menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan pisiologis dalam masa setengah baya.
g. Menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia.
6. TUGAS PERKEMBANGAN MASA TUA
Pada umumnya pada masa ini manusia banyak mengalami degradasi, terutama pada aspek fisik. Tugas-tugas pada masa ini ialah:
a. Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang berkurang.
c. Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.
d. Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman seusia.
e. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat.
f. Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik.
B. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Hukum pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu kecenderungan umum dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia, yang mempengaruhi karakteristik setiap individu. Adapun hukum-hukum perkembangan adaah sebagai berikut:
1. Hukum Cephalocoundal
Menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian pada kepala tumbuh terlebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Misalnya kepala bayi yang baru lahir tumbuh lebih “matang” daripada bagian tubuh lainnya.
2. Hukum Proximodistal
Menyatakaan bahwa pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang berada di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada yang ada di tepi.
3. Perkembangan terjadi dari Umum ke Khusus
Menyatakaan bahwa proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang lebih khusus. Seperti yang dikemukakan oleh Werner bahwa anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan terlebih dahulu daripada menggerakan jari-jari tangannya.
4. Perkembangan Berlangsung dalam tahapan-tahapan Perkembangan
Menyatakaan bahwa dalam proses perkembangan terjadi tahapan yang terbagi ke dalam masa-masa perkembangan, dimana di setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri perkembangan yang berbeda. Contoh penahapan pada manusia antara lain meliputi masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2-1 bulan), masa pra-sekolah (1-5 tahun), dan seterusnya.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Menyatakan bahwa tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus, dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum. Perbadaan cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan menampilkan perbedaan individual, tidak banyak yang bisa dilakukan guru atau orangtua untuk mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.
C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Usia Menengah (Remaja)
Istilah asing yang sering dipakai menggambarkan remaja adalah puberteit, adolescentia, youth. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut pubertas atau remaja. Remaja sulit didefinisikan secara mutlak sehingga remaja menurut berbagai sudut pandangan.
1. Pengertian Remaja menurut Hukum
Tidak ada konsep remaja yang diterangkan secara terbuka menurut hukum, hanya saja pada undang-undang perkawinan disebutkan bahwa usia minimal untuk suatu perkawinan adalah 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun untuk pria (pasal 17 Undang-Undang No. 1/1974 tentang perkawinan). Rentang usia tersebut disejajarkan dengan pengertian remaja menurut ilmu-ilmu sosial.
2. Remaja Ditinjau dari Sudut Perkembangan Fisik
Menurut ilmu kedokteran remaja dikenal sebagai suatu tahapan perkembangan fisik saat organ reproduksinya telah mencapai kematangan. Secara anatomis keadaan tubuh umumnya sudah mencapai keadaan yang sempurna, contohnya seorang pria mulai berotot dan berkumis.
3. Batasan Remaja menurut WHO
Menurut WHO remaja yaitu sebagai berikut:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri.
4. Remaja Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Puncak perkembangan kejiwaan itu ditandai oleh adanya proses perubahan dari kondisi “entropy” ke kondisi “negen-tropy” (Sarlito,1991:11). Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih belum tersusun secara rapi. Kondisi negentropy adalah suatu keadaan yang menggambarkan bahwa isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikapnya. Konflik-konflik dalam diri remaja yang sering menimbulkan masalah bergantung pada keadaan masyarakat sekitarnya. Remaja yang tinggal di sekitar masyarakat yang menuntut persyaratan berat untuk menjadi dewasa akan mengalami masa remaja dalam kurun waktu yang panjang.
5. Definisi Remaja menurut Masyarakat Indonesia
Sebagai pedoman umum, batasan usia remaja Indonesia adalah 11-24 tahun dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a. Usia 11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
b. Usia 11 tahun dianggap sudah akhil balig, sehingga mereka tidak diperlakukan seperti anak-anak.
c. Pada usia tersebut, tercapainya identitas diri, tercapainya fase genital perkembangan kognitif maupun moral.
d. Batas usia 24 tahun dianggap sebagai batas masa remaja, asalkan mereka sudah tidak menggantungkan diri.
e. Seorang yang sudah menikah akan dianggap dewasa, walau berapapun usia mereka.
D. Tugas Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Remaja
1. Pengertian Pendidikan dan Karier
Pendidikan pada hakikatnya adalah media belajar bagi manusia. Adapun karier adalah hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan yang dijalani oleh seseorang.
2. Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier
Remaja telah memiliki minat yang jelas tentang jenis pendidikan dan pekerjaan yang didamkannya, kemudian meraka mulai menyadari bahwa untuk mencapainya mereka perlu dukungan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki. Pada masa SMP remaja mulai mempelajari situasi pendidikan baru yang beragam dan kompleks. Pada masa SMA mereka mulai mengenal pemilihan program pendidikan atau jurusan, selain itu mereka juga memiliki teman dari berbagai latar belakang. Dengan demikian mereka telah mengenal 3 lingkungan pendidikan, yaitu: keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak-anak, didalamnya ditekankan nilai moral yang tujuan penyelenggaraannya bersifat individual. Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan informal yang dikenal anak-anak, disana mereka mulai mengenal berbagai nilai dan norma sosial. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang sengaja diciptakan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai media pendidikan bagi generasi muda, khususnya memberikan keterampilan sebagai bekal kehidupan di kemudian hari.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
a. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak. Kondisi sosial menggambarkan status orangtua merupakan faktor yang “dilihat” oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan disini meliputi tiga macam. Pertama, lingkungan masyarakat, berbagai latar belakang lingkungan masyarakat yang ada akan membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan yang akhirnya akan mempengaruhi pemikirannya dalam menentukan jenis pendidikan dan karier yang diidamkannya. Kedua, lingkungan lembaga pendidikan, lembaga pendidikan yang baik mutunya pasti akan berpengaruh pada sikap dan perilaku kehidupan pendidikan anak dan pola pikirnya dalam menghadapi karier. Ketiga, adalah lingkungan sebaya yang memberikan peluang bagi remaja untuk menjadi pribadi yang lebih matang.
c. Faktor Pandangan Hidup
Pandangan hidup itu sendiri merupakan bagian yang terbentuk karena lingkungan. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-citanya.
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier terhadap Tingkah Laku dan Sikap
Kurikulum pada jenjang sekolah dasar sangatlah umum, sekolah belum membekali siswa dengan keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Sehingga banyak orang tua dari kalangan yang kurang mampu menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting dan tidak bisa memberikan pekerjaan bagi anak mereka. Pandangan seperti ini akan mempengaruhi sikap mereka pada pendidikan sekolah tersebut.
5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Proses pemilihan kerja sebenarnya telah berlangsung sejak dini di saat anak itu menetapkan pilihan sekolah. Para remaja mempunya kemampuan menarik keputusan meskipun dasar pertimbangan yang digunakan belum cukup luas, terutama yang berkaitan dengan pandangan masa depan yang belum mantab. Oleh karena itu, mereka masih memerlukan arahan dan bimbingan dalam memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
6. Perkembangan Karier Remaja
Perkembangan karier remaja yang menurut Ginzberg berada pada periode pilihan tentatif (11-17 tahun) ditandai dengan meluasnya pengenalan anak terhadap berbagai masaah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan dikerjakan di masa mendatang. Periode tentatif ini meliputi empat tahap berikut.
a. Tahap Minat (11-12 tahun)
Remaja mulai mempunyai rencana dan kemungkinan pilihan karier yang didasarkan pada minat.
b. Tahap Kapasitas (12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan keterampilan dan kemampuan pribadinya sebagai pertimbangan dalam melakukan pilihan dan rencana-rencana karier.
c. Tahap Nilai (15-16 tahun)
Remaja telah menganggap penting peranan nilai-nilai pribadi dalam proses pemilihan karier.
d. Tahap Transisi (17-18 tahun)
Remaja mulai bergerak dari pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir kesadaran ke dalam posisi yang lebih sentral.
E. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga
1. Upaya Menarik Lawan Jenis
Seiring dengan kematangan seksual pada para remaja, maka berdampak terhadap dorongan seksual dan ia mulai tertarik pada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja itu cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya. Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku.
2. Timbulnya Cinta dan Jatuh Cinta
Seorang remaja akan mengalami jatuh cinta pada usia belasan tahun (Garrison, 1956:483). Alasan yang mempengaruhi seseorang mengalami jatuh cinta adalah bermacam-macam, diantaranya adalah faktor kepribadian, fisik, budaya, latar belakang keluarga, dan kemampuan. Selanjutnya mereka akan berusaha saling saling mengenal satu sama lain untuk membina hubungan yang lebih lanjut.
3. Masyarakat dan Perkawinan
Setiap masyarakat di dunia memiliki norma berkenaan dengan masalah perkawinan. Dengan demikian perkawinan tidak haya didasarkan pada faktor biologis semata, tetapi diatur oleh berbagai aturan atau norma yang beraku di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Selain itu faktor lain yang dijadikan pertimbangan adalah kesamaan-kesamaan, dalam hal: ras, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
F. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
1. Pendidikan di Indonesia masih menerapkan konsep klasikal, yaitu memberlakukan pola dan system pengajaran yang sama pada semua siswa, walaupun mereka berbeda-beda. Oleh karena itu yang harus diperhatikan adalah sifat-sifat umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuan, keinginan untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya.
2. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai berikut.
a. Bimbingan karier yang bertujuan untuk mengarahkan siswa kepada pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan mereka.
b. Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan lingkungan.
c. Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal.
3. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini.
a. Bimbingan tentang cara bergaul dengan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan budi pekerti.
b. Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik di dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c. Perlu dialkukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orangtua secara periodic, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau tidaknya sangat berperan terhadap kehidupan individu. Tugas-tugas ini dipengaruhi oleh faktor fisik, kultural, cita-cita hidup, dan norma agama.Tugas-tugas perkembangan anak mulai bayi hingga usia sekolah adalah cenderung kepada proses pembelajaran awal tentang tata cara dasar berperilaku dan bermasyarakat. Sedangkan pada masa remaja, cenderung terjadi pencarian jati diri individu dan proses-proses pendewasaan baik fisik maupun psikis.
Pada masa dewasa awal dan setengah baya, individu mulai mencapai kematangan dalam berpikir dan berperilaku. Di masa ini, tanggung jawab seorang individu sangat diimplementasikan, terutama mengenai kehidupan berumah tangga. Sedangkan saat mencapai usia tua, individu banyak mengalami degradasi, terutama secara fisik. Kemampuan umum dan kesehatan umumnya menjadi menurun.
B. KRTIK DAN SARAN
Masa remaja adalah tindak lanjut dari masa kanak-kanak yang diawali dengan masa perubahan yang sering disebut dengan masa pubertas. Di Masa inilah peserta didik itu mulai gencar mencari tahu sesuatu yang menurut mereka masih asing dalam kehidupan mereka. Di masa ini pula sebaiknya pengekangan-pengekangan yang diterapkan di masa kanak-kanak hendaknya dikurangi. Karena biasanya anak-anak pada masa ini mulai mengerti mengapa di waktu kecil mereka dilarang untuk melakukan sesuatu yang bisa disebut tidak pantas. mereka akan mulai mengetehui masalah-masalah yang ada dalam kehidupan. Disini orang tua berperan sebagai penasihat sekaligus pengawas tingkah laku anak agar anak itu bisa mawas diri dan juga tidak ceroboh dalam mengambil suatu keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad., Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Fatimah,Enung.Psikologi Remaja:Perkembangan Peserta Didik.Pustaka Setia
http://kafeilmu.com/tema/makalah-tugas-perkembangan-remaja-teori-havigharst.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………….……..ii
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB 2 2
PEMBAHASAN 2
A. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN 2
B. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan 12
C. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik Usia Menengah (Remaja) 13
D. Tugas Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Remaja 14
E. Tugas Perkembangan Remaja Berkenaan dengan Kehidupan Berkeluarga 17
F. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja terhadap Penyelenggaraan Pendidikan 17
BAB III 19
PENUTUP 19
A. KESIMPULAN 19
B. KRTIK DAN SARAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
tabel bunga
No Bunga Jegung betina sepatu bougenvile jagung jantan pepaya mawar melati kelapa
1 Jumlah petal — 5 3 — 5 5 (3lingkaran) 7 3
2 Jumlah sepal — 5 0 — — 5 — 3
3 Jumlah benang sari — ~ 3 ~ ~ ~ 4 6
4 Jumlah stigma ~ 1 3 — 1 1 1 1
5 Konasi
— — —
6 Adnasi
— — — — —
7 Simetri bunga Asimetri Actinomorfus Zigomorfus Asimetri Actinomorfus Actinomorfus Zigomorfus Zigomorfus
8 Letak ovarium Inferus superus Semi inferus superus Semi inferus Inferus Semi inferus Superus
9 Monokotil
— — — —
10 Dikotil
— — — —
11 Bunga lengkap — — — — — —
12 Bunga tidak lengkap — —
13 Bunga sempurna — — — — — —
14 Bunga tidak sempurna — —
15 Bunga mandul — — — — — —
16 Berumah satu —
17 Berumah dua — — — — — — —
18 Polygamus — — —
19 Bunga tunggal — — — —
20 Bunga majemuk — — — —
21 Bunga Terminal — — — — —
22 Bunga Lateral — — —
23 Rumus bunga ♀ Ko Co Ao G~ ☿ * K_5 C_5 A_~ G_5 ☿↑K_3 C_0 A_1 G_3 ♂K_0 C_0 A_~ G_0 ☿*K_5 C_0 A_~ G_1 ☿*K_(5│5) C_5 A_~ G_1 ☿↑K_7 C_0 A_4 G_1 ☿↑K_3 C_3 A_6 G_1
landak laut
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Landak laut adalah salah satu bagian filum echinodermata dari kelas echinodea. salah saatu filum echino dermata yang bisa di manfaat kan oleh manusia,
Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak ada tangan, mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup pada batuan atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini bergerak dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan yang telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang telah diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk mengunnya yang disebut Aristotle’s lantern. Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hemafrodit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajah manfaat dari landak laut bagi manusia?
2. Bagai mana hubungan landak laut dengan ekosistem?
3. Bagaimana karakteristik pada landak laut?
4. Bagaimana reproduksi pada landak laut?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang landak laut atau bulu babi
2. Menjelaskan tentang manfaat landak laut
3. Menjelas kan landak laut sebagai tanda ekosistem baik atau buruk
4. Menjelas kan bagian – bagian pada landak laut
5. Menjelasakn reproduksi landak laut
BAB 2
PEMBAHSAN
A. Pengertian Echinodermata
Echino dermata merupakan hewan yang menempati lingkungan perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk tubuuhnya yang simetri radial. Selain itu Echino dermata sistem saluarn air yang khas yang dinamakan sistem amburakral. (buku panduan praktikum zoologi invertebrata.2014: 23)
Echinodermata berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Pada umumnya echinodermata merupakan benthic animal. Ecinodemata bergerak lambat ada yang berkelompok, teapi tidak berkoloni, ada yang sesil (beberapa jenis crinodea), sebagian pelagic dan tidak ada yang parasit. Pada makalah ini yang akan di bahas hanya landak laut dari kelas echinodea. . (Sumiyati sa’adah. 2014:43)
Organisme yang tergolong kelas echinoidea ada yang bernapas dengan insang namun ada pula yang bernapas dengan melakukan modifikasi podia pada permukaan aboral atau yang biasanya dikenal dengan istilah kaki tabung (tube feet). Organisme yang bernapas dengan insang tergolong dalam echinoidea regular. Pada umumnya memiliki 5 pasang insang. Contohnya adalah golongan bulu babi.(bopy randani.2013)
B. Karakteristik landak laut atau bulu babi
Landak laut adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. MISKELLY (2002) menyatakan bahwa landak laut terbagi menjadi tiga golongan utama, yaitu 1) golongan landak laut tipe reguler (regular urchin), 2) golongan heart urchin (spatangoids), dan 3) golongan sand dollar (Clypeasteroids). Dua golongan lain yaitu Holectypoids dan Echinolampadidoids, yang keduanya memiliki sifat diantara heart urchin dan sand dollar dalam banyak aspek. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:38)
Landak laut adalah hewan yang hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial, serta memiliki endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri yang jelas, namun pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam perisai, contohnya adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya Ekhinodermata lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan bagian dari sistem kanal. Pada landak laut terdapat pedicellaria yang merupakan organ yang dimiliki pula oleh bintang laut. Landak laut juga memiliki sistem rahang dan gigi yang unik yang disebut Aristotles lantern. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007. 2007:38)
Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak ada tangan, mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup pada batuan atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini bergerak dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan yang telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang telah diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk mengunnya yang disebut Aristotle’s lantern. Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hemafrodit. Telur echinodea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang di sebut larva echinopluteus. Melimpahnya jumlah lndak laut, menandai kondisi air yang tidak bagus. Landak laut adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. (Sumiyati sa’adah. 2014:50)
C. Bagian pada bulu babi
a. Skeleton/Rangka (Test)
Kerangka dari landak laut merupakan endoskeleton, karena kerangka tersebut tertutup oleh lapisan epitel di luar tubuhnya. Kerangka tersebut diistilahkan sebagai test yang tersusun atas sejumlah ossicle, yaitu kepingan yang tersusun dari kalsium karbonat yang terbentuk pada daerah di sekitar mulut. Ossicle memiliki rigi-rigi pada bagian tepinya dimana rigi-rigi tersebut merupakan tempat sambungan antar ossicle satu dengan yang lain. Sejumlah ossicle tersebut bersatu sebagai kerangka berbentuk bulat dengan bagian bawah yang mendatar.
Pada kerangka landak laut terlihat adanya kolom-kolom yang berornamentasi. Kolom-kolom dengan lubang-lubang kecil merupakan daerah ambulacral, dimana lubang-lubang tersebut merupakan tempat munculnya kaki tabung (tube feet), sedangkan bagian yang terapit oleh dua daerah ambulacral disebutdaerah interambulacral. Daerah ambulacral dan interambulacral tersusun berselingan seperti yang tampak pada Gambar 1. Selain lubang-lubang, terdapat pula tonjolan-tonjolan yang merupakan tempat melekatnya duri yang disebut tubercle. Tubercle merupakan landasan dari duri, dimana duri dan tubercle dihubungkan oleh jaringan ikat serta jaringan otot. Pada bagian oral kerangka terdapat celah mulut. Celah ini merupakan tempat organ Aristotels lantern (lentera Aristoteles) yang berfungsi untuk "mengunyah" makanan. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007. 2007:38-39)
b. Duri/spine
Landak laut memiliki duri, merupakan ossicle yang terspesialisasi. HOWEY (2005) menyebutkan bahwa penyusun utama duri landak laut adalah magnesium dan kalsium karbonat. HOLMES & FARLEY (2006), menyatakan bahwa duri landak laut mengandung 2-25 mol persen ion magnesium dan 75-98 mol persen ion kalsium. Kandungan magnesium tersebut lebih tinggi dari kandungan magnesium yang menyusun kerangka dari koral, namun demikian kandungan magnesium pada pembentukan duri landak laut juga dipengaruhi oleh suhu air yang ada di sekitarnya. Unsur-unsur penyusun duri landak laut, terutama kalsium, diserap langsung dari perairan di sekitarnya.
Duri-duri landak laut memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, tergantung jenisnya. Duri landak laut (dewasa) ada yang berbentuk jarum dengan diameter kurang dari 1 milimeter hingga berbentuk pensil dengan tebal hampir 1 cm. Pada beberapa jenis landak laut seperti Prionocidaris verticillata memiliki duri yang ornamentasi dan tampak seperti mahkota duri. Duri landak laut juga memiliki fiingsi untuk pertahanan dan pergerakan. Dalam fungsinya sebagai alat pertahanan dari predator, beberapa spesies memiliki duri yang beracun contohnya pada Diadema antillarum dan Asthenosoma varium. Diadema setosum memiliki duri yang panjang dan tajam namun sangat rapuh. SHIMEK (2006) menyatakan bahwa duri Diadema apabila menusuk ke dalam jaringan (hewan dan manusia) akan patah di dalam jaringan tersebut dan sulit untuk dikeluarkan.
Duri landak laut memiliki bentuk membulat pada bagian dasarya dan bagian tersebut melekat pada tubercle sebagai landasan. Di antara sambungan duri dengantubercle terdapat jaringan epitel dan jaringan otot yang menjadikan duri landak laut dapat melakukan pergerakan walaupun terbatas. Pergerakan duri tersebut bermanfaat pula bagi mobilitas dan pertahanan landak laut itu sendiri. Sering dijumpai bahwa dalam satu individu memiliki duri dengan bentuk yang berlainan. Diadema setosum memiliki duri yang tajam dan panjang, namun pada bagian oral terdapat duri yang pendek dan tumpul yang berfungsi untuk pergerakan. Pada Echinothrix calamaris terdapat dua jenis duri, yaitu duri yang besar/ tebal dan duri yang kecil/tipis. Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan mikroskop, terlihat bahwa duri Echinothrix calamaris yang besar memiliki tekstur permukaan yang sama sekali berbeda dengan duri yang kecil. Duri yang kecil ini seringkali menusuk hewan lain yang mendekatinya, dan apabila manusia yang tertusuk dapat menimbulkan rasa sakit. Perbedaan tekstur permukaan dari kedua duri Echinothrix calamaris.
Keberadaan duri landak laut yang tajam tidak hanya berfungsi untuk perlindungan bagi landak laut saja, namun sering dijadikan sebagai perlindungan oleh biota lainnya. SUGIARTO & SUPARDI (1995) menyatakan bahwa ikan-ikan kecil jenis Aeoliscus strigatus seringkali berlindung di antara duri-duri landak laut dari marga Diadema, terutama pada Diadema yang hidup mengelompok. Apabila ikan tersebut merasa terganggu, ia akan bersembunyi di antara duri landak laut. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:39 - 41)
c. Kaki Tabung (tube feet)
Kaki tabung atau tube feet merupakan bagian dari sistem kanal yang berada di dalam tubuh landak laut. Kaki tabung memiliki peranan dalam dalam pergerakan dan menangkap partikel makanan, namun FOLLO & FAUTIN (2001) juga menyebutkan bahwa kaki tabung pada bagian aboral (sisi yang berlawanan dengan daerah oral/mulut) memiliki peranan untuk respirasi dan sensasi (sensori). Keberadaan kaki tabung dalam menjalankan fungsinya tidak terlepas dari sistem kanal itu sendiri.
Cara kerja dari sistem kanal untuk memunculkan kaki tabung adalah sebagai berikut. Pertama air laut masuk melalui suatu celah di sisi aboral yang disebut madreporite. Air mengalir di dalam kanal dengan dibantu oleh silia dan mengalir ke dalam saluran yang disebut stone canal, kemudian memasuki ring canal dan terdistribusi ke lima bagian radial canal untuk kemudian air mengisi kaki-kaki tabung sehingga kaki tabung terjulur keluar.
Kaki tabung dilengkapi dengan alat penghisap. Hal tersebut berguna bagi landak laut untuk menempel pada substrat dan berjalan di permukaan substrat. Kasus yang paling mencolok adalah pada Colobocentrorus atratus. Hewan ini menempel sangat kuat pada tebing karang, karena lingkungan hidupnya yang berada di daerah tebing yang terkena pasang surut. Melalui kaki tabung ini, partikel makanan juga dapat ditangkap dan dipindahkan melalui kaki-kaki tabung sebelum akhirnya sampai di bagian oral. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:41)
d. Pedicellaria
CHENOWETH menyatakan, bahwa pedicellaria merupakan sebuah organ unik dan terdapat pada kelas Asteroidea dan Echinoidea. Pedicellaria memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk pertahanan, makan dan untuk membersihkan diri. Umumnya struktur pedicellaria terdiri atas kepala, leher dan tangkai. Kepala dari pedicellaria umumnya memiliki 3 buah rahang dan pada jenis pedicellaria tertentu ada yang mengandung kelenjar racun.
HARRISON menyatakan bahwa pada landak laut terdapat empat jenis pedicellaria, yaitu trifoliate atau triphyllous, tridentate, dan globiferous atau gemmiform, serta ophiocephalous. Pedicellaria jenis tridentate merupakan pedicellaria yang paling besar dan paling umum ditemui, sedangkan jenis globiferous biasanya dilengkapi dengan kelenjar racun. Letak pedicellaria landak laut tersebar di permukaan tubuh dengan masing-masing jenis pedicellaria bervariasi dalam hal letak dan ukuran. BALDONADO (2001) menyatakan bahwa pedicellaria jenis triphyllous tersebar di permukaan tubuh (kerangka), namun hanya sedikit beda daerah madreporit. Pedicellaria jenis tridentate dan ophiocephalous tersebar merata di permukaan tubuh, sedangkan pedicellaria jenis globiferous lebih banyak terdapat pada daerah madreporit yaitu lubang tempat masuknya air dan terletak di dekat anus.
Pedicellaria juga memiliki berbagai fungsi sesuai dengan tipenya masing-masing dan memiliki respon terhadap rangsang yang spesifik. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana setiap pedicellaria menjalankan fungsinya. Secara umum, fungsi dari tiap jenis pedicellaria. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:41)
e. Aristotles lantern
Pada bagian mulut terdapat membran peristome yang di dalamnya terdapat organ yang disebut Aristotles lantern untuk mengambil dan "mengunyah" makanan dari substrat. Organ tersebut terhubung dengan seluran pencernaan seperti faring, lambung, usus, hingga ke anus. Aristotles lantern merupakan suatu organ yang terdiri atas gigi/ rahang, tulang serta otot.
FOLLO & FAUTIN (2001) menyebutkan bahwa Aristotles lantern memiliki lima rahang/ gigi yang dapat menjulur keluar. AZIZ (1994) menyatakan, bahwa organ ini berfungsi sebagai"rahang dan gigi" yang dapat melumatkan berbagai jenis alga dan lamun. KROEING & PALMER (2000) menjelaskan, bahwa gigi-gigi tersebut ditopang oleh sebuah ossicle yang dinamakan pyramid plate, yang memiliki alur sebagai landasan dari gigi untuk bergerak ke bawah (keluar) maupun ke atas (masuk). Terjadinya gerakan gigi ke bawah atau keluar merupakan peranan dari otot extensor, sedangkan terjadinya gerakan gigi-gigi ke atas atau masuk ke dalam merupakan peranan otot retractor (KROENING & PALMER, 2000). Pada saat gigi-gigi tersebut keluar, ujung-ujung gigi tersebut akan terkumpul di satu titik dan memotong makanan yang ada. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:43)
D. Sistem pada landak laut
a. Sistem pernafasan
Respirasi dilakukan oleh 10 buah kantung (=modifikasi podia) yang terletak di daerah sekitar mulut.
b. Sistem pencernaan makanan
Makanan berupa tumbuh – tumbhuan atau hewan – hewan yang sudah matai jatuh kedasar laut. Makanan dicerna oleh suatu struktur yang agak kompleks yang disebut lentera aristotle.
c. Sistem ambulakrum
Sistem ambulakrum terdiri atas :
1. Madereporit
2. Saluran batu
3. Saluran cincin
4. Lima saluran radial
d. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri atas :
1. Cinin saraf
2. Lima saraf radial
3. Pleksus subepidermal
e. Organ sensori
Podia, duri, pediia selaria dapat bertindak sebagai organ sensori
f. Perilaku
Hewan ini bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung. Duri dianggap sebagai pelindung tubuh.(Adun Rusyana.2013:125 – 128 )
E. Reproduksi pada landak laut
Landak laut adalah hewan dengan jenis kelamin terpisah, ada hewan jantan dan ada hewan betina. Pada umumnya, landak laut memiliki lima lobus gonad yang tersusun pada daerah interambulacral. AZIZ (1993) menjelaskan, bahwa pada landak laut regular setelah cangkang luar dipotong, akan terlihat lima lobus gonad yang berwarna kuning muda, krem, sampai coklat tua, ukuran dan berat gonad tersebut akan mencapai maksimum pada saat memijah. Warna gonad tergantung pada jenis landak laut dan tingkat kematangan dari telur landak laut tersebut.
Gonad landak laut terhubung dengan suatu celah untuk melepaskan sperma ataupun telur yang disebut sebagai gonophore. Pada landak laut jantan dan betina ukuran gonophore berbeda, yakni gonophore betina lebih besar daripada gonophore jantan (MISKELY, 2002). Pada saat memijah, telur dan sperma akan dilepaskan dan kemudian terjadi fertilisasi. PATTON (1998) menjelaskan bahwa setelah telur mengalami fertilisasi, maka terjadi pembelahanmenjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya hingga terbentuk blastula. Selanjutnya blastula akan mengalami gastrulasi, mulut mulai terbentuk dan terbentuklah tahapan prisma dimana larva mulai mampu untuk makan. Setelah tahapan prisma, maka larva berkembang menjadi tahap pluteus dan setelah itu terjadi metamorfosis menjadi juvenil landak laut.
Larva hidup sebagai plankton sebelum mengalami metamorfosis. FREEMAN (2007) menyatakan, bahwa kebanyakan larva echinoidea melalui tahapan berenang bebas yang disebut echinopluteus, larva tersebut memiliki simetri bilateral tanpa terlihat adanya simetri pentaradial yang menjadi ciri dari landak laut. Larva akan mengalami metamorfosis menjadi juvenile setelah larva tersebut menempel di dasar perairan (substrat). Jangka waktu antara perkembangan plankton hingga menetap di dasar perairan sangat tergantung pada jenis dan keadaan geografis . (jurnal sekilas mengenai landak laut. 2007:44)
F. Habitat landak laut
Landak laut sering dijumpai pada dasar perairan baik pada daerah berpasir, daerah padang lamun, daerah pertumbuhan algae, maupun di daerah terumbu karang dan karang-karang mati. Landak laut seringkali ditemukan pada habitat yang spesifik, namun sebagian landak laut mampu hidup pada daerah yang berbeda. Echinometra mathaei merupakan landak laut yang hanya dijumpai di celah-celah bebatuan atau karang mati. Contoh lain dari landak laut yang hidup pada habitat yang spesifik adalah Colobocentrotus atratus yang hidup pada tebing-tebing daerah pasang-surut (MISKELLY, 2002), bukan pada dasar perairan seperti landak laut pada umumnya. Hal tersebut berbeda dengan Diadema setosum yang dapat ditemukan pada hampir semua daerah mulai rataan pasir, padang lamun, hingga pada daerah bebatuan. BIRKELAND (dalam SUGIARTO & SUPARDI, 1995) menyebutkan bahwa marga Diadema memakan daun lamun dan dianggap sebagai herbivora, namun pada lingkungan yang berbeda mereka dapat beradaptasi dengan memakan krustasea, foraminifera, polip karang dan algae. Landak laut hidup secara berkelompok maupun soliter tergantung dari jenis dan habitatnya. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:45)
G. Pemanfaatan bulu babi atau landak laut
Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia, landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Fauna ini banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil telurnya dan dijadikan menu makanan sehari-hari. CHASANAH & ANDAMARI (dalam RADJAB, 2001) menyebutkan, bahwa telur landak laut memiliki nilai gizi yang tinggi dengan nilai protein dalam berat basah antara 7,04-8,20% dan nilai protein dalam berat kering antara 51,80-57,80%. Nilai lemak dalam berat basah antara 1,14-1,35% dan nilai lemak dalam berat kering antara 8,53-9,36%.
Di Indonesia, landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga yakni dengan cara menangkap langsung di habitatnya tanpa ada usaha komersialisasi dan budidaya. Pada umumnya masyarakat hanya mengumpulkan landak laut di sekitar pantai dan mengambil gonadnya tanpa memisahkan berdasarkan jenis yang ada. Gonad yang dikumpulkan dari beberapa jenis landak laut yang berbeda dicampur ke dalam suatu wadah.
Budidaya landak laut kini sudah dilakukan di berbagai penjuru dunia yakni mulai dari skala laboratorium hingga skala massal oleh instansi perikanan, baik melalui pengelolaan swasta maupun pengelolaan oleh pemerintah. Dalam pemeliharaan dan penanganan pasca panen sudah dipisahkan berdasarkan jenis landak lautnya Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan, sehingga landak laut menjadi komoditas berharga yang memiliki nilai jual tinggi.
KURNIA (2006) menyatakan bahwa masyarakat Jepang juga menangkap dan membudidayakan landak laut untuk diambil gonadnya sebagai makanan yang disebut uni. Harga uni tersebut berkisar antara 50 sampai 500 US$ untuk satu kilogram uni, tergantung warna dan teksturnya. Menurut ASLAN (dalam KURNIA, 2006), ada tiga jenis bulu babi yang dapat dikembangkan di Indonesia yakni jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla dan Diadema setosum. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007:38)
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Echino dermata merupakan hewan yang menempati lingkungan perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk tubuuhnya yang simetri radial. Selain itu Echino dermata sistem saluarn air yang khas yang dinamakan sistem amburakral.
Landak laut adalah hewan yang hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial, serta memiliki endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri yang jelas, namun pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam perisai, contohnya adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya Ekhinodermata lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan bagian dari sistem kanal.
1. Struktur tubuh
2. Sistem pernafasan
3. Sistem pencernaan makanan
4. Sistem ambulakrum
5. Sistem saraf
6. Sistem reproduksi
7. Perilaku
Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia, landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Fauna ini banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil telurnya dan dijadikan menu makanan sehari-hari
B. KRITIK DAN SARAN
Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Tetapi landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga yakni dengan cara menangkap langsung di habitatnya tanpa ada usaha komersialisasi dan budidaya. Bayangkan jika landak laut di budidayakan pasti ekonomi masyarakat terutama pada nelayan pasti akan meningkat, dan dengan bantuan dari pemerintah pasti bisa di budidayakan, tetapi pada saat ini pemerintah kurang peduli atas landak laut tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sa’adah Sumiyati. 2014. Materi pokok zoologi invertebrata. Bandung
Sa’adah Sumiyati. 2014. Panduan praktikum zoologi invertebrata. Bandung
Rusyana Adun. 2013. Zoologi invertebrata(teori dan praktik). Bandung : penerbit alfabeta
Jurnal Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007. sekilas mengenai landak laut
http://alamkuduniabiologi.blogspot.com/2013/10/makalah-echinodermata.html
DAFTAR ISI
BAB 1 1
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN 1
BAB 2 2
PEMBAHSAN 2
A. Pengertian Echinodermata 2
B. Karakteristik landak laut atau bulu babi 2
C. Bagian pada bulu babi 3
D. Sistem pada landak laut 6
E. Reproduksi pada landak laut 7
F. Habitat landak laut 8
G. Pemanfaatan bulu babi atau landak laut 8
BAB III 10
PENUTUP 10
A. SIMPULAN 10
B. KRITIK DAN SARAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
Saturday, December 6, 2014
landak laut
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Echinodermata
berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang
berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah
diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan
terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah
pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Landak laut
adalah salah satu bagian filum echinodermata dari kelas echinodea. salah saatu filum
echino dermata yang bisa di manfaat kan oleh manusia,
Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak
ada tangan, mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup
pada batuan atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini
bergerak dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan
yang telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang
telah diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk
mengunnya yang disebut Aristotle’s
lantern. Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat
hemafrodit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajah manfaat dari landak laut bagi manusia?
2. Bagai mana hubungan landak laut dengan ekosistem?
3. Bagaimana karakteristik pada landak laut?
4. Bagaimana reproduksi pada landak laut?
C. TUJUAN
1.
Menjelaskan tentang landak laut atau bulu babi
2.
Menjelaskan tentang manfaat landak laut
3.
Menjelas kan landak laut sebagai tanda ekosistem baik atau buruk
4.
Menjelas kan bagian – bagian pada landak laut
5.
Menjelasakn reproduksi landak laut
BAB 2
PEMBAHSAN
A.
Pengertian
Echinodermata
Echino dermata merupakan hewan yang menempati lingkungan
perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk tubuuhnya yang simetri radial.
Selain itu Echino dermata sistem saluarn air yang khas yang dinamakan sistem
amburakral. (buku panduan praktikum zoologi invertebrata.2014: 23)
Echinodermata
berasal dari bahasa yunani yaitu echinos yang berarti duri dan derma yang
berarti kulit. Sampai saat ini terdapat sekitar 7000 spesies yang telah
diketahui. Diantara spesies – spesies tersebut 80 spesies bersifat sesil, dan
terdapat 6 kelas echinodermata yang telah punah. Habitat echinodermata adalah
pantai, dasar laut (mulai dari garis pantai sampai 12.000 kaki). Pada umumnya
echinodermata merupakan benthic animal.
Ecinodemata bergerak lambat ada yang berkelompok, teapi tidak berkoloni, ada
yang sesil (beberapa jenis crinodea), sebagian pelagic dan tidak ada yang
parasit. Pada makalah ini yang akan di bahas hanya landak laut dari kelas
echinodea. . (Sumiyati sa’adah. 2014:43)
Organisme
yang tergolong kelas echinoidea ada yang bernapas dengan insang namun ada pula
yang bernapas dengan melakukan
modifikasi podia pada permukaan aboral atau yang biasanya dikenal dengan
istilah kaki tabung (tube feet).
Organisme yang bernapas dengan insang tergolong dalam echinoidea
regular. Pada umumnya memiliki 5 pasang insang. Contohnya adalah golongan bulu
babi.(bopy randani.2013)
B.
Karakteristik
landak laut atau bulu babi
Landak laut
adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. MISKELLY (2002)
menyatakan bahwa landak laut terbagi menjadi tiga golongan utama, yaitu 1)
golongan landak laut tipe reguler (regular urchin), 2) golongan heart urchin
(spatangoids), dan 3) golongan sand dollar (Clypeasteroids). Dua golongan lain
yaitu Holectypoids dan Echinolampadidoids, yang keduanya memiliki sifat
diantara heart urchin dan sand dollar dalam banyak aspek. (Oseana, Volume
XXXII, Nomor 3. 2007:38)
Landak laut
adalah hewan yang hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial,
serta memiliki endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri
yang jelas, namun pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam
perisai, contohnya adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya
Ekhinodermata lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan
bagian dari sistem kanal. Pada landak laut terdapat pedicellaria yang merupakan
organ yang dimiliki pula oleh bintang laut. Landak laut juga memiliki sistem
rahang dan gigi yang unik yang disebut Aristotles lantern. (Oseana, Volume
XXXII, Nomor 3. 2007. 2007:38)
Tubuh echinodea membulat, sedikit atau tidak ada tangan,
mempunyai duri ramping yang dapat bergerak. Hidup echinodea hidup pada batuan
atau lumpur ditepi pantai atau dasar perairan. Kelompok hewan ini bergerak
dengan kaki tabung dan duri. Makanan echino adalah rumput laut. Hewan yang
telah mati, biasanya nocturnal. Terdapat sekitar 1000 spesies echino yang telah
diketahui. Kelompok hewan ini memiliki struktur khusus dimulut untuk mengunnya
yang disebut Aristotle’s lantern.
Reproduksi echino dengan fertilisasi eksternal dan bersifat hemafrodit. Telur
echinodea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang di sebut larva echinopluteus. Melimpahnya jumlah lndak
laut, menandai kondisi air yang tidak
bagus. Landak
laut adalah bagian dari filum Ekhinodermata, kelas Echinodea. (Sumiyati sa’adah.
2014:50)
C.
Bagian pada
bulu babi
a.
Skeleton/Rangka (Test)
Kerangka dari landak laut merupakan endoskeleton, karena
kerangka tersebut tertutup oleh lapisan epitel di luar tubuhnya. Kerangka
tersebut diistilahkan sebagai test yang tersusun atas sejumlah ossicle, yaitu
kepingan yang tersusun dari kalsium karbonat yang terbentuk pada daerah di
sekitar mulut. Ossicle memiliki rigi-rigi pada bagian tepinya dimana rigi-rigi
tersebut merupakan tempat sambungan antar ossicle satu dengan yang lain.
Sejumlah ossicle tersebut bersatu sebagai kerangka berbentuk bulat dengan
bagian bawah yang mendatar.
Pada kerangka landak laut terlihat adanya kolom-kolom
yang berornamentasi. Kolom-kolom dengan lubang-lubang kecil merupakan daerah
ambulacral, dimana lubang-lubang tersebut merupakan tempat munculnya kaki
tabung (tube feet), sedangkan bagian yang terapit oleh dua daerah ambulacral
disebutdaerah interambulacral. Daerah ambulacral dan interambulacral tersusun
berselingan seperti yang tampak pada Gambar 1. Selain lubang-lubang, terdapat
pula tonjolan-tonjolan yang merupakan tempat melekatnya duri yang disebut
tubercle. Tubercle merupakan landasan dari duri, dimana duri dan tubercle
dihubungkan oleh jaringan ikat serta jaringan otot. Pada bagian oral kerangka
terdapat celah mulut. Celah ini merupakan tempat organ Aristotels lantern
(lentera Aristoteles) yang berfungsi untuk "mengunyah" makanan. (Oseana,
Volume XXXII, Nomor 3.2007. 2007:38-39)
b.
Duri/spine
Landak laut memiliki duri, merupakan ossicle yang
terspesialisasi. HOWEY (2005) menyebutkan bahwa penyusun utama duri landak laut
adalah magnesium dan kalsium karbonat. HOLMES & FARLEY (2006), menyatakan
bahwa duri landak laut mengandung 2-25 mol persen ion magnesium dan 75-98 mol
persen ion kalsium. Kandungan magnesium tersebut lebih tinggi dari kandungan
magnesium yang menyusun kerangka dari koral, namun demikian kandungan magnesium
pada pembentukan duri landak laut juga dipengaruhi oleh suhu air yang ada di
sekitarnya. Unsur-unsur penyusun duri landak laut, terutama kalsium, diserap
langsung dari perairan di sekitarnya.
Duri-duri landak laut memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi, tergantung jenisnya. Duri landak laut (dewasa) ada yang berbentuk
jarum dengan diameter kurang dari 1 milimeter hingga berbentuk pensil dengan
tebal hampir 1 cm. Pada beberapa jenis landak laut seperti Prionocidaris
verticillata memiliki duri yang ornamentasi dan tampak seperti mahkota duri.
Duri landak laut juga memiliki fiingsi untuk pertahanan dan pergerakan. Dalam
fungsinya sebagai alat pertahanan dari predator, beberapa spesies memiliki duri
yang beracun contohnya pada Diadema antillarum dan Asthenosoma varium. Diadema
setosum memiliki duri yang panjang dan tajam namun sangat rapuh. SHIMEK (2006)
menyatakan bahwa duri Diadema apabila menusuk ke dalam jaringan (hewan dan
manusia) akan patah di dalam jaringan tersebut dan sulit untuk dikeluarkan.
Duri landak laut memiliki bentuk membulat pada bagian
dasarya dan bagian tersebut melekat pada tubercle sebagai landasan. Di antara
sambungan duri dengantubercle terdapat jaringan epitel dan jaringan otot yang
menjadikan duri landak laut dapat melakukan pergerakan walaupun terbatas. Pergerakan
duri tersebut bermanfaat pula bagi mobilitas dan pertahanan landak laut itu
sendiri. Sering dijumpai bahwa dalam satu individu memiliki duri dengan bentuk
yang berlainan. Diadema setosum memiliki duri yang tajam dan panjang, namun
pada bagian oral terdapat duri yang pendek dan tumpul yang berfungsi untuk
pergerakan. Pada Echinothrix calamaris terdapat dua jenis duri, yaitu duri yang
besar/ tebal dan duri yang kecil/tipis. Berdasarkan pengamatan dengan
menggunakan mikroskop, terlihat bahwa duri Echinothrix calamaris yang besar
memiliki tekstur permukaan yang sama sekali berbeda dengan duri yang kecil.
Duri yang kecil ini seringkali menusuk hewan lain yang mendekatinya, dan
apabila manusia yang tertusuk dapat menimbulkan rasa sakit. Perbedaan tekstur permukaan
dari kedua duri Echinothrix calamaris.
Keberadaan duri landak laut yang tajam tidak hanya
berfungsi untuk perlindungan bagi landak laut saja, namun sering dijadikan
sebagai perlindungan oleh biota lainnya. SUGIARTO & SUPARDI (1995)
menyatakan bahwa ikan-ikan kecil jenis Aeoliscus strigatus seringkali
berlindung di antara duri-duri landak laut dari marga Diadema, terutama pada
Diadema yang hidup mengelompok. Apabila ikan tersebut merasa terganggu, ia akan
bersembunyi di antara duri landak laut. (Oseana, Volume XXXII, Nomor 3. 2007:39
- 41)
c.
Kaki Tabung (tube feet)
Kaki tabung atau tube feet merupakan bagian dari sistem
kanal yang berada di dalam tubuh landak laut. Kaki tabung memiliki peranan
dalam dalam pergerakan dan menangkap partikel makanan, namun FOLLO & FAUTIN
(2001) juga menyebutkan bahwa kaki tabung pada bagian aboral (sisi yang
berlawanan dengan daerah oral/mulut) memiliki peranan untuk respirasi dan
sensasi (sensori). Keberadaan kaki tabung dalam menjalankan fungsinya tidak
terlepas dari sistem kanal itu sendiri.
Cara kerja dari sistem kanal
untuk memunculkan kaki tabung adalah sebagai berikut. Pertama air laut masuk
melalui suatu celah di sisi aboral yang disebut madreporite. Air mengalir di
dalam kanal dengan dibantu oleh silia dan mengalir ke dalam saluran yang
disebut stone canal, kemudian memasuki ring canal dan terdistribusi ke lima
bagian radial canal untuk kemudian air mengisi kaki-kaki tabung sehingga kaki
tabung terjulur keluar.
Kaki tabung dilengkapi dengan alat penghisap. Hal
tersebut berguna bagi landak laut untuk menempel pada substrat dan berjalan di
permukaan substrat. Kasus yang paling mencolok adalah pada Colobocentrorus
atratus. Hewan ini menempel sangat kuat pada tebing karang, karena lingkungan
hidupnya yang berada di daerah tebing yang terkena pasang surut. Melalui kaki
tabung ini, partikel makanan juga dapat ditangkap dan dipindahkan melalui
kaki-kaki tabung sebelum akhirnya sampai di bagian oral. (Oseana, Volume XXXII,
Nomor 3. 2007:41)
d.
Pedicellaria
CHENOWETH menyatakan, bahwa pedicellaria merupakan sebuah
organ unik dan terdapat pada kelas Asteroidea dan Echinoidea. Pedicellaria
memiliki berbagai fungsi, antara lain untuk pertahanan, makan dan untuk
membersihkan diri. Umumnya struktur pedicellaria terdiri atas kepala, leher dan
tangkai. Kepala dari pedicellaria umumnya memiliki 3 buah rahang dan pada jenis
pedicellaria tertentu ada yang mengandung kelenjar racun.
HARRISON menyatakan bahwa pada landak laut terdapat empat
jenis pedicellaria, yaitu trifoliate atau triphyllous, tridentate, dan
globiferous atau gemmiform, serta ophiocephalous. Pedicellaria jenis tridentate
merupakan pedicellaria yang paling besar dan paling umum ditemui, sedangkan
jenis globiferous biasanya dilengkapi dengan kelenjar racun. Letak pedicellaria
landak laut tersebar di permukaan tubuh dengan masing-masing jenis pedicellaria
bervariasi dalam hal letak dan ukuran. BALDONADO (2001) menyatakan bahwa
pedicellaria jenis triphyllous tersebar di permukaan tubuh (kerangka), namun
hanya sedikit beda daerah madreporit. Pedicellaria jenis tridentate dan
ophiocephalous tersebar merata di permukaan tubuh, sedangkan pedicellaria jenis
globiferous lebih banyak terdapat pada daerah madreporit yaitu lubang tempat
masuknya air dan terletak di dekat anus.
Pedicellaria juga memiliki berbagai fungsi sesuai dengan
tipenya masing-masing dan memiliki respon terhadap rangsang yang spesifik. Hal
tersebut berkaitan dengan bagaimana setiap pedicellaria menjalankan fungsinya.
Secara umum, fungsi dari tiap jenis pedicellaria. (Oseana, Volume XXXII, Nomor
3. 2007:41)
e.
Aristotles lantern
Pada bagian mulut terdapat membran peristome yang di
dalamnya terdapat organ yang disebut Aristotles lantern untuk mengambil dan
"mengunyah" makanan dari substrat. Organ tersebut terhubung dengan
seluran pencernaan seperti faring, lambung, usus, hingga ke anus. Aristotles
lantern merupakan suatu organ yang terdiri atas gigi/ rahang, tulang serta
otot.
FOLLO & FAUTIN (2001) menyebutkan bahwa Aristotles
lantern memiliki lima rahang/ gigi yang dapat menjulur keluar. AZIZ (1994)
menyatakan, bahwa organ ini berfungsi sebagai"rahang dan gigi" yang
dapat melumatkan berbagai jenis alga dan lamun. KROEING & PALMER (2000)
menjelaskan, bahwa gigi-gigi tersebut ditopang oleh sebuah ossicle yang
dinamakan pyramid plate, yang memiliki alur sebagai landasan dari gigi untuk
bergerak ke bawah (keluar) maupun ke atas (masuk). Terjadinya gerakan gigi ke
bawah atau keluar merupakan peranan dari otot extensor, sedangkan terjadinya
gerakan gigi-gigi ke atas atau masuk ke dalam merupakan peranan otot retractor
(KROENING & PALMER, 2000). Pada saat gigi-gigi tersebut keluar, ujung-ujung
gigi tersebut akan terkumpul di satu titik dan memotong makanan yang ada. (Oseana,
Volume XXXII, Nomor 3. 2007:43)
D.
Sistem pada
landak laut
a.
Sistem pernafasan
Respirasi
dilakukan oleh 10 buah kantung (=modifikasi podia) yang terletak di daerah
sekitar mulut.
b.
Sistem pencernaan makanan
Makanan
berupa tumbuh – tumbhuan atau hewan – hewan yang sudah matai jatuh kedasar
laut. Makanan dicerna oleh suatu struktur yang agak kompleks yang disebut
lentera aristotle.
c.
Sistem ambulakrum
Sistem
ambulakrum terdiri atas :
1.
Madereporit
2.
Saluran batu
3.
Saluran cincin
4.
Lima saluran radial
d.
Sistem saraf
Sistem
saraf terdiri atas :
1.
Cinin saraf
2.
Lima saraf radial
3.
Pleksus subepidermal
e.
Organ sensori
Podia,
duri, pediia selaria dapat bertindak sebagai organ sensori
f.
Perilaku
Hewan
ini bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung. Duri dianggap sebagai
pelindung tubuh.(Adun Rusyana.2013:125 – 128 )
E.
Reproduksi
pada landak laut
Landak laut adalah hewan dengan
jenis kelamin terpisah, ada hewan jantan dan ada hewan betina. Pada umumnya,
landak laut memiliki lima lobus gonad yang tersusun pada daerah
interambulacral. AZIZ (1993) menjelaskan, bahwa pada landak laut regular
setelah cangkang luar dipotong, akan terlihat lima lobus gonad yang berwarna
kuning muda, krem, sampai coklat tua, ukuran dan berat gonad tersebut akan
mencapai maksimum pada saat memijah. Warna gonad tergantung pada jenis landak laut
dan tingkat kematangan dari telur landak laut tersebut.
Gonad landak laut terhubung
dengan suatu celah untuk melepaskan sperma ataupun telur yang disebut sebagai
gonophore. Pada landak laut jantan dan betina ukuran gonophore berbeda, yakni
gonophore betina lebih besar daripada gonophore jantan (MISKELY, 2002). Pada
saat memijah, telur dan sperma akan dilepaskan dan kemudian terjadi
fertilisasi. PATTON (1998) menjelaskan bahwa setelah telur mengalami
fertilisasi, maka terjadi pembelahanmenjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya
hingga terbentuk blastula. Selanjutnya blastula akan mengalami gastrulasi,
mulut mulai terbentuk dan terbentuklah tahapan prisma dimana larva mulai mampu
untuk makan. Setelah tahapan prisma, maka larva berkembang menjadi tahap pluteus
dan setelah itu terjadi metamorfosis menjadi juvenil landak laut.
Larva hidup sebagai plankton sebelum mengalami
metamorfosis. FREEMAN (2007) menyatakan, bahwa kebanyakan larva echinoidea
melalui tahapan berenang bebas yang disebut echinopluteus, larva tersebut
memiliki simetri bilateral tanpa terlihat adanya simetri pentaradial yang
menjadi ciri dari landak laut. Larva akan mengalami metamorfosis menjadi
juvenile setelah larva tersebut menempel di dasar perairan (substrat). Jangka
waktu antara perkembangan plankton hingga menetap di dasar perairan sangat
tergantung pada jenis dan keadaan geografis . (jurnal sekilas mengenai landak
laut. 2007:44)
F.
Habitat
landak laut
Landak laut sering dijumpai pada dasar perairan baik pada
daerah berpasir, daerah padang lamun, daerah pertumbuhan algae, maupun di
daerah terumbu karang dan karang-karang mati. Landak laut seringkali ditemukan
pada habitat yang spesifik, namun sebagian landak laut mampu hidup pada daerah
yang berbeda. Echinometra mathaei merupakan landak laut yang hanya dijumpai di
celah-celah bebatuan atau karang mati. Contoh lain dari landak laut yang hidup
pada habitat yang spesifik adalah Colobocentrotus atratus yang hidup pada
tebing-tebing daerah pasang-surut (MISKELLY, 2002), bukan pada dasar perairan
seperti landak laut pada umumnya. Hal tersebut berbeda dengan Diadema setosum
yang dapat ditemukan pada hampir semua daerah mulai rataan pasir, padang lamun,
hingga pada daerah bebatuan. BIRKELAND (dalam SUGIARTO & SUPARDI, 1995)
menyebutkan bahwa marga Diadema memakan daun lamun dan dianggap sebagai
herbivora, namun pada lingkungan yang berbeda mereka dapat beradaptasi dengan
memakan krustasea, foraminifera, polip karang dan algae. Landak laut hidup
secara berkelompok maupun soliter tergantung dari jenis dan habitatnya. (Oseana,
Volume XXXII, Nomor 3. 2007:45)
G.
Pemanfaatan
bulu babi atau landak laut
Landak laut telah dikenal
sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di
beberapa tempat di Indonesia, landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai
bahan makanan. Fauna ini banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil
telurnya dan dijadikan menu makanan sehari-hari. CHASANAH & ANDAMARI (dalam
RADJAB, 2001) menyebutkan, bahwa telur landak laut memiliki nilai gizi yang
tinggi dengan nilai protein dalam berat basah antara 7,04-8,20% dan nilai
protein dalam berat kering antara 51,80-57,80%. Nilai lemak dalam berat basah
antara 1,14-1,35% dan nilai lemak dalam berat kering antara 8,53-9,36%.
Di Indonesia, landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan
untuk konsumsi harian rumah tangga yakni dengan cara menangkap langsung di
habitatnya tanpa ada usaha komersialisasi dan budidaya. Pada umumnya masyarakat
hanya mengumpulkan landak laut di sekitar pantai dan mengambil gonadnya tanpa
memisahkan berdasarkan jenis yang ada. Gonad yang dikumpulkan dari beberapa
jenis landak laut yang berbeda dicampur ke dalam suatu wadah.
Budidaya landak laut kini sudah
dilakukan di berbagai penjuru dunia yakni mulai dari skala laboratorium hingga
skala massal oleh instansi perikanan, baik melalui pengelolaan swasta maupun
pengelolaan oleh pemerintah. Dalam pemeliharaan dan penanganan pasca panen
sudah dipisahkan berdasarkan jenis landak lautnya Hal tersebut dimaksudkan
untuk menjaga mutu dari produk yang dihasilkan, sehingga landak laut menjadi
komoditas berharga yang memiliki nilai jual tinggi.
KURNIA (2006) menyatakan bahwa
masyarakat Jepang juga menangkap dan membudidayakan landak laut untuk diambil
gonadnya sebagai makanan yang disebut uni. Harga uni tersebut berkisar antara
50 sampai 500 US$ untuk satu kilogram uni, tergantung warna dan teksturnya.
Menurut ASLAN (dalam KURNIA, 2006), ada tiga jenis bulu babi yang dapat
dikembangkan di Indonesia yakni jenis Echinometra spp., Tripneustes gratilla
dan Diadema setosum. (Oseana, Volume XXXII, Nomor
3.2007:38)
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Echino dermata merupakan hewan
yang menempati lingkungan perairan laut. Ciri kahs filum ini adalah bentuk
tubuuhnya yang simetri radial. Selain itu Echino dermata sistem saluarn air
yang khas yang dinamakan sistem amburakral.
Landak laut adalah hewan yang
hanya hidup di laut dan memiliki tubuh simetri pentaradial, serta memiliki
endoskeleton berupa kerangka kapur. Landak laut memiliki duri yang jelas, namun
pada beberapa jenis termodifikasi menjadi bentuk semacam perisai, contohnya
adalah Colobocentrotus atratus. Landak laut seperti halnya Ekhinodermata
lainnya, juga memiliki tube feet atau kaki tabung yang merupakan bagian dari
sistem kanal.
1.
Struktur tubuh
2.
Sistem pernafasan
3.
Sistem pencernaan makanan
4.
Sistem ambulakrum
5.
Sistem saraf
6.
Sistem reproduksi
7.
Perilaku
Landak laut telah dikenal sebagai hewan dengan nilai
ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Di beberapa tempat di Indonesia,
landak laut juga dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan. Fauna ini
banyak ditangkap oleh masyarakat sekitar untuk diambil telurnya dan dijadikan
menu makanan sehari-hari
B.
KRITIK DAN
SARAN
Landak laut telah dikenal
sebagai hewan dengan nilai ekonomi yang tinggi sejak dulu hingga sekarang. Tetapi
landak laut kebanyakan masih dimanfaatkan untuk konsumsi harian rumah tangga
yakni dengan cara menangkap langsung di habitatnya tanpa ada usaha
komersialisasi dan budidaya. Bayangkan jika landak laut di budidayakan pasti
ekonomi masyarakat terutama pada nelayan pasti akan meningkat, dan dengan
bantuan dari pemerintah pasti bisa di budidayakan, tetapi pada saat ini
pemerintah kurang peduli atas landak laut tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sa’adah
Sumiyati. 2014. Materi pokok zoologi
invertebrata. Bandung
Sa’adah
Sumiyati. 2014. Panduan praktikum zoologi
invertebrata. Bandung
Rusyana
Adun. 2013. Zoologi invertebrata(teori
dan praktik). Bandung : penerbit alfabeta
Jurnal
Oseana, Volume XXXII, Nomor 3.2007. sekilas mengenai landak laut
http://alamkuduniabiologi.blogspot.com/2013/10/makalah-echinodermata.html
DAFTAR ISI
Subscribe to:
Comments (Atom)
biologi
Teori Belajar Melalui Penemuan
Kelompok 4 : NurAli Efendi 1132060055 Popi Andiani 1132060059 Rina Maryanti 1132060063 ...
-
LAPORAN HASIL OBSERVASI LABORATORIUM IPA SMA MEKAR ARUM Laporan ini disusun sebagai tanda butki kami melakukan observasi serta untuk ...
-
Laporan Hasil Praktikum Embriologi Oogenesis Diajukan Untuk Memenuhi Salah Tugas Praktikum Pada Mata Kuliah “Embriologi” ...