DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang
doktor ahli bedah yang berfungsi juga sebagai staf pengajar anatomi di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menemukan fenomena wudhu yang sangat
berkaitan dengan anatomi tubuh manusia khususnya tulang. Bertahun-tahun
mendalami ilmu bedah dan anatomi, akhirnya doktor tersebut menyimpulkan bahwa
jumlah bilangan ruas tulang yang kita basuh setiap kali berwudhu sama dengan
jumlah keseluruhan tulang manusia dan sama dengan jumlah bilangan hari dalam 1
tahun hijriah.
Kebanyakan manusia tidak pernah memperhatikan jumlah tulangnya sendiri,
bahkan seorang doktor sekalipun. Menurut ilmu anatomi, jumlah tulang manusia
dewasa adalah 206 ruas (Henry Netter, 1906). Akan tetapi secara embriologis,
pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan adalah sekitar 350-an
pusat penulangan (Leslie Brainerd Arey, 1934), yang kemudian banyak pusat-pusat
penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat
penulangan itu ternyata dekat dengan bilangan hari dalam satu tahun.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah anatomi
sistem rangka pada tubuh manusia?.
2.
Bagaimana struktur otot dan
fungsi faalnya?
3.
Bagaimana mekanisme kontraksi
otot?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui anatomi sistem rangka pada tubuh manusia.
2. Untuk
mengetahui struktur otot dan fungsi faalnya.
3. Untuk
mengetahui mekanisme kontraksi otot.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Rangka
Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu sama lainnya
saling berhubungan, terdiri dari:
1. Tulang kepala: 8 buah
2. Tulang kerangka dada: 25 buah
3. Tulang wajah: 14 buah
4. Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
5. Tulang telinga dalam: 6 buah
6. Tulang anggota gerak atas: 64 buah
7. Tulang anggota gerak bawah: 62 buah
Gambar 1 Rangka manusia
Bagian-bagian yang sering terdapat pada tulang:
1. Foramen; suatu lubang tempat pembuluh darah, saraf dan ligamentum.
2. Fosa; suatu lekukan di dallm atau permukaan tulang.
3. Prosesus; suatu tonjolan atau taju.
4. Kondilus taju yang bentuknya bundar merupakan benjolan.
5. Tuberkulum; tonjolan kecil.
6. Tuberositas; tonjolan besar
7. Trokanter; tonjolan besar, pada umumnya ini pada tulang paha (femur)
8. Krista pinggir atau tepi tulang
9. Spina tonjolan tulang yang bentuknya agak runcing.
10. Kaput: kepala tulang
11. Kollum; leher tulang
12. Korpus; badan tulang
1. Tulang kepala/Tengkorang (cranium)
Tulang tengkorak terdiri atas dua bagian, yaitu tengkorak otak (neuro
cranial) dan tengkorak wajah (fasial cranial).
Gambar 2 Struktur Tengkorak Manusia
a. Tengkorak Otak (Neuro Cranial)
Tengkorak otak terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan satu sama lain
oleh tulang bergerigi yang disebut sutura, banyaknya 8 buah dan terdiri dari
bagian yaitu:
1) Kubah tengkorak, terdiri dari:
a) Os frontal: tuang dahi
b) Os parietal: tulang ubun-ubun
c) Os oksipital: tulang belakang kepala
2) Dasar tengkorak, terdiri dari:
a) Os sfenoidal: tulang baji (terdapat di tengah dasar tengkorak)
b) Os etmoidal: tulang tapis (terletak di sebelah depan dari os sfenoidal di
antara lekuk mata.
3) Samping tengkorak (os temporal): tulang pelipis.
Pada neuro cranial terdapat celah yang memisahkan antara tulang yang
disebut sutura. Ada 3 buah sutura yaitu:
a) Sutura coronalis: antara os frontal dan os parietalis
b) Sutura sagitalis: antara kedua os parietal
c) Sutura lambdoidalis: antara os parietal dan kedua os parietalis.
Di neuro cranial juga terdapat fontanel yaitu rongga pada ubun-ubun.
Fontanel ini akan tertutup sempurna pada usia 18 bulan. Terdapat 2 fontanel,
yaitu fontanel anterior (fontanel depan) dan fontanel posterior (fontanel
belakang).
b. Tengkorak Wajah (Fasial Cranial)
Pada manusia bentuknya lebih kecil dari neuro
cranial, di dalalmnya terdapat rongga-rongga yang membentuk rongga mulut (kavum
oris), rongga hidung (kavum nasi) dan rongga rongga mata (kavum orbita).
Fasial cranial dibagi
atas 2 bagian, yaitu:
1) Bagian hidung (nasalis)
a) Os lakrimal: tulang mata,
b) Os nasal: tulang hidung
c) Os konka nasal: tulang karang hidung, terletak di dalam rongga hidung
d) Septum nasi: sekat rongga hidung
2) Bagian rahang
a) Os maksilaris: tulang rahang atas
b) Os zigomatikum: tulang pipi
c) Os palatum: tulang langit-langit, terdiri dari 2 buah tulang kiri/kanan.
d) Os mandibularis: tulang rahang bawah.
e) Os hyoid: tulang lidah, terdapat di pangkal leher di antara otot-otot
leher.
f) Procesus alveolaris: taju di daerah os maksilaris yang merupakan tempat
melekatnya urat gigi.
2. Kerangka Dada (Torax)
![]() |
Gambar 3 Struktur Kerangka Dada
Kerangka dada dibentuk oleh susunan tulang yang melindungi rongga dada yang
terdiri dari :
a. Tulang dada (sternum): 1 buah
Tulang dada menjadi tonggak dinding depan dari toraks (rongga dada)
bentuknya gepeng dan sedikit melear, yang terdiri atas 3 bagian yaitu:
1) Manubrium sterni: bagian atas sternum yang menjadi tempat melekatnya tulang
selangka (klavicula) dan tulang iga.
2) Korpus sterni: batang sternum
3) Procesus xifoideus sterni: bagian ujung dari tulan dada.
b. Tulang iga (kosta): 12 pasang
Os kosta banyaknya 24 buah, kiri dan kanan, bagian depan berhubungan dengan
tulang sternum dan bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang
(veterbra torakalis). Tulang iga dibagi 3 macam:
1) Iga sejati (os kosta vera): 7 pasang, berhubungan langsung dengan sternum.
2) Iga tidak sejati (os kosta spuria): 3 pasang, berhubungan dengan kosta ke
7.
3) Tulang iga melayang (os kosta fluitantes): 2 pasang, tidak mempunyai
hubungan dengan tulang sternum.
c. Vertebra torakalis: 12 ruas.
Jumlanya sesuai dengan
jumlah kosta, dan menjadi tempat melekatnya kosta.
3. Tulang Belakang (Os Vertebrae)
Gambar 3 Struktur Tulang
Belakang
Bagian dari ruas tulang-tulang belakang terdiri dari:
1)
Vertebra servikalis (tulang leher): 7 ruas, mempunyai badan ruas kecil dan
lubang ruas yang besar.
2)
Vertebra torakais (tulang punggung): 12 ruas, badan ruasnya besar, dan
kuat, taju durinya panjang dan melengkung.
3)
Vertebra lumbalis (tulang pinggang): 5 ruas, badan ruasnya besar tebal dan
kuat, taju durinya agak picak.
4)
Vertebra sakralis (tulang selangkang): 5 ruas. Samping kiri/kanannya
terdapat lubang kecil 5 buah yang disebut foramen sakralis.
5)
Vertebra koksigialis (tulang ekor): 4 ruas. Dapat bergerak sedikit karena
membentuk persendian dengan sacrum.
Diantara ruas-ruas
tulang belakang tedapat sebuah bantalan yang berasal dari tulang rawan fibrosa
yang disebut discus intevetebralis.
4. Gelang Pangggul (Os
Pelvis)
Tulang pelvis adalah
penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tualng sacrum dan koksigis yang
bersendi satu dengan yang lainnya pada simfisis pubis.
Gambar 4 Struktur Gelang
Panggul
Tulang pelvis dibentuk
dari :
a. Os coxae, dibagian depan dan samping.
b. Os sacrum dan coccygeus dibagian belakang
c. Pada gelang panggul terdapat pintu panggul yang dibagi atas 2 bagian,
yaitu:
d. Pintu atas panggul (aditus pevis), yang dibentuk dari promotorium dari
tulang sacrum, serta garis ilio-pectinal dan Krista os pubis.
e. Pintu bawah panggul (exitus pelvis), yang dilingkari oleh os coccygeus dan
tuberusitas ischii.
5. Kerangka Anggota Gerak Atas (Extremitas Superior)
Extremitas superior dikaitkan dengan kerangka bada dengan perantaraan
gelang bahu yang terdiri dari scapula dan klavikula. Tulang-tulang yang
membentuk kerangka lengan antara lain:
![]() |
Gambar 5 Kerangka Anggota Gerak Atas
a. Gelang bahu
Yaitu persendian yang menghubungkan lengan dengan badan. Bagian ini
dibentuk oleh dua buah tulang yaitu os scapula (tulang belikat) dan os
klavikula (tulang selangka).
b. Humerus
Merupakan tulang
pangkal lengan yang mempunyai tulang panjang seperti tongkat. Bagian yang
mempunya hubungan dengan bahu bentuknya bundar berbentuk kepala sendi yang
disebut kaput humeri. Pada kaput humeri ini terdapat tonjolan yang disebut
tuberkel mayor dan minor. Pada bagian bawah terdapat lekukan yang disebut
kolumna humeri.
c. Ulna (tulang hasta)
Yaitu tulang bawah yang lekukannya sejajar dengan
tulang jari kelingking arah ke siku mempunyai taju yang disebut prosesus
olekrani, gunanya ialah tempat melekatnya otot dan menjaga agar siku tidak
membengkok ke belakang.
d. Radius (tulang pengumpil)
Letaknya bagia lateral, sejajar dengan ibu jari. Di bagian yang berhubungan
dengan humerus dataran sendinya berbentuk bundar yang memungkinkan lengan bawah
dapat berputar atau terlungkup.
Tahap
Akhir
1) Mengolah
data penelitian
2) Menganalisis
data yang diperoleh
3) Membuat
simpulan
e. Karpalia (tulang pergelangan tangan)
Terdiri dari 8 tulang tersusun dalam dua bari:
1) Bagian proksimal meliputi: os navikular (tulang bentuk kepala), os lunatum
(tulang bentuk bulan sabit), os triquetum (tulang bentuk segitiga), os
fisiformis (tulang bentuk kacang).
2) Bagian distal: os multangulum mavus (tulang besar bersegi banyak) os
multangulum minus (tulang kecil bersegi banyak), os kapitatum (tulang
berkepala), os hamatum (tulang berkait).
f. Metakarpalia (tulang
telapak tangan)
Terdiri dari tulang pipa pendek, banyaknya 5 buah setiap batang. Mempunyai
dua ujung yang bersendi dengan tulang karpalia dan bersendi dengan falangus
atau tulang jari.
g. Falangus (tulang jari
tangan)
Terdiri dari tulang pipa pendek yang banyaknya 14 buah, dibentuk dalam 5
bagian tulang yang berhubungan dengan metakarpalia perantaraan persendian.
6. Kerangka Anggota Gerak Bawah
(Ektremitas Inferior)
Tulang ini dikaitkan pada batang tubuh dengan perantaraan gelang panggul,
terdiri dari 31 pasang tulang koksa (tulang pangkal paha), femur (tulang paha),
tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), patela (tempurung lutut),
tarsalia (tulang pangkal kaki), metatarsalia (tulang telapak kaki), dan falang
(ruas jari kaki).
Gambar 6 Kerangka Anggota Gerak Bawah
a. Os koksa (tulang pangkal paha)
Tulang koksa membentuk gelang panggul. Letaknya di setiap sis dan di depan
bersatu dengan simpisis pubis dan membentuk sebagian besar tulang pelvis. Os
koksa terdiri dari os ilium (tulang usus), os pubis (tulang kemaluan) dan os
iski (tulang duduk).
b. Os femur (tulang paha)
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar. Kepala sendinya disebut
kaput femoris, pada kolumna femoris terdapat taju yang disebut trokanter mayor
dan minor. Dibagian ujung membentuk persendian lutut, terdapat dua buah
tonjolan yang disebut kondilus medialis dan kondilus lateralis.
Os tibia dan fibularis merupakan tulang yang bentuk persendian lutut dengan
os femur. Pada ujungnya tedapat tonjolan yang disebut os maleolus atau mata
kaki luar. Os tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal meletak os
fibula, pada bagian ujung mementuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan
terdapat taju yang disebut os maleolus medialis.
c. Os tarsalia (tulang pangkal kaki)
Os tarsalia dihubungkan dengan tulang bawah oleh sendi pergelangan kaki.
Terdiri dari tulang-tulang kecil yang banyaknya 5 buah yaitu :
1) Talus (tulang loncat)
2) Kalkaneus (tulang tumit)
3) Navikular (tulang bentuk kapal)
4) Os kuboideum (tulang bentuk dadu)
5) Kunaiformi (3 buah): kunaiformi lateralis, kunaiformi intermedialis dan
kunaiformi medialis,
7. Metatarsalia (tulang telapak kaki)
Terdiri dari
tulang-tulang pendek yang banyaknya 5 buah, yang masing-masing berhubungan
dengan tarsus dan falangus dengan perantaraan persendian.
Gambar 7 struktur telapak kaki
8. Falangus (ruas jari tangan)
Ruas jari kaki merupakan tulang-tulang pendek yang masing-masing terdiri
atas 3 ruas kecuali ibu jari kaki banyaknya 2 ruas. Lengkung kaki tedapat 4
lengkung medial terbentuk dari belakang ke depan kalkaneus. Langkung lateralis
oleh kalkaneus kuboidea dan 2 tulang metatarsal. Lengkung melingkang dibentuk
oleh tulang tarsal, dan lengkung tranversal anterior dibentuk oleh kepala
tulang metatarsal pertama dan kelima.
Gambar 8 Struktur Rusa Jari
Kaki
B. Sendi (Articulasio)
Gambar 9 sendi
Sendi adalah pertemuan antara dua buah tulang atau beberapa tulan
keranka. Sendi utama dibagi atas :
a. Sendi fibrus (sinartrosis)
Yaitu sendi yang tidak
dapat bergerak, misalnya sutura yang terdapat pada kepala.
b. Sendi tulang rawan (amfiatrosis)
sendi yang dapat bergerak sedikit, misalnya sendi pada tulang pubis, sendi
antara manubrium sterni dan korpus sterni dengan kosta, dan lain-lain.
c.
Sendi sinovial (diartrosis)
Yaitu persendian yang bebas bergerak bebas dan tedapat banyak ragamnya dan
semua mempunyai ciri yang sama. Sendi sinovial dapat terdiri dari :
1)
Sendi
putar, bongkol sendi tepat masuk dalam mangkok sendiyang dapat memberikan
seluruh arah, misalnya sendi panggul dan sendi peluru pada bahu.
2)
Sendi
engsel, satu permukaan bunda diterima oeh yang lain sedemikian rupa sehingga
gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah, misalnya sendi siku dan sendi
lutut.
3)
Sendi kondiloid, seperti sendi engsel tetapi dapt bergerak dalam 2 bidang
dan empat arah, lateral, ke depan dan ke belakang. Fleksi, ekstensi, aduksi dan
abduksi, misalnya pergelangan tangan.
4)
Sendi berporos (sendi putar), pergerakan sendi memutar seperti pergerakan
kepala sendi.
5)
Sendi pelana (sendi timbal balik), misalnya sendi rahang dan tulang
metakarpalia pertama (pergelangan tangan)
C. Bentuk Dan Ukuran Tulang
![]() |
Gambar 10 Bentuk Dan Ukuran Tulang
Menurut bentuk dan
ukurannya tulang dibedakan sebagai berikut:
1.
Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya seperti silider kecil, berfungsi agar tulang dapat
bergerak bebas. Tulang pendek terdapat pada pergelangan tangan dan kaki,
telapak tangan dan kaki.
2.
Tulang panjang
Tulang panjang
bentuknya seperti pipa, berfungsi untuk artikulasi, terdapat pada tulang hasta,
tulang paha dan tulang betis.
3.
ulang pipih
Tulang pipih berbentuk
pipih dan lebar, berfungsi untuk melindungi struktur dibawahnya, seperti pada
pelvis, tulang belikat dan tempurung kepala.
4.
Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan
ini bentuknya kompleks dan berhubungan dengan fungsi khusus. Contoh tulang
tidak beraturan adalah tulang punggung dan tulang rahang.
D. Bahan Pembentuk Tulang
Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dikelompokkan atas tulang
rawan (kartilago) dan tulang (osteon).
1.
Tulang rawan (kartilago)
Keadaan tulang rawan lentur (elastis). Telinga, ujung hidung, dan laring
(Adam`s apple) dibentuk dan ditopang oleh tulang rawan. Pada umumnya, matriks
pada tulang rawan mengandung serabut kolagen dan tidak mengandung kalsium.
Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dihasilkan
oleh kondroblas (pembentuk tulang rawan). Antara sel-sel rawan terbentuk
matriks dari kolagen dalam bentuk “gel” dari karbohidrat dan protein.
Macam-macam tipe tulang rawan adalah sebagai berikut:
a.
Tulang rawan hialin, sifatnya halus dan terdapat di ujung tulang.
b.
Tulang rawan elastis, sifatnya elastis pada telinga dan epiglotis.
c.
Tulang rawan yang liat (kuat) terbentuk dari serabut kolagen yang banyak
dalam matriks, terdapat pada tendon dan ligamen.
2.
Tulang Sejati (osteon)
Tulang terdapat pada seluruh anggota gerak. Bagian lapisan luar tulang
keras (tulang kompak) dan mengelilingi rongga yang disebut rongga sumsum.
Berdasarkan teksturnya, tulang dibedakan atas 2 macam, yaitu:
a.
Tulang kompak, membentuk lapisan luar yang padat.
b.
Tulang spons (berongga), bagian dalam pipih, seperti pada tulang tengkorak
dan pada ujung-ujung tulang panjang dekat sambungan tulang. Bentuk rongga ini
melindungi tulang itu sendiri jika ada tekanan, benturan atauhentakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut ilmu anatomi,
jumlah tulang manusia dewasa adalah 206 ruas (Henry Netter, 1906). Akan tetapi
secara embriologis, pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan
adalah sekitar 350-an pusat penulangan (Leslie Brainerd Arey, 1934), yang
kemudian banyak pusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang
dewasa. Bilangan pusat penulangan itu ternyata dekat dengan bilangan hari dalam
satu tahun.
Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang
yang satu sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari:
1.
Tulang kepala: 8 buah
2.
Tulang kerangka dada: 25 buah
3.
Tulang wajah: 14 buah
4.
Tulang belakang dan pinggul: 26 buah
5.
Tulang telinga dalam: 6 buah
6.
Tulang anggota gerak atas: 64 buah
7.
Tulang anggota gerak bawah: 62 buah
DAFTAR PUSTAKA
Dorland. 1994. Kamus
Kedokteran. Edis 26. EGC: Jakarta.
Syaifuddin. 2002. Struktur
& Komponen Tubuh Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Syaifudin. 2006. Anatomi
Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Sutarmo Setiaji. 1990. Buku
kuliah anatomi fisiologi. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.
Ethel, Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk
Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC












